Holiday Sex 🔞

508 33 3
                                    

Mereka kembali sekitar pukul empat sore, dan ketika Boss meletakkan Noeul di sofa kulit di ruang tamu, dia menyuruh si brunet untuk menunggu sampai dia menemukan perban. Noeul hanya mengangguk dan Boss dengan cepat bergegas mencari kotak P3K, mencoba mengingat di mana dia meletakkannya terakhir kali dia harus menggunakannya karena Fort yang sempat terluka karena pecahan kaca. Dia mencoba untuk melihat ke dalam kamarnya, ke kamar orang tuanya, tetapi dia tidak menemukannya. Frustrasi menggelegak di perutnya saat dia membuka kamar demi kamar sambil mencoba menemukannya.

Kemudian, Boss ingat dan dengan cepat berlari menuruni tangga, melewati Noeul yang termangu di ruang tamu melihat Boss berlarian dan menuju dapur dan membuka laci terakhir. Dia tersenyum lebar ketika dia melihat kotak kecil itu dan mengambilnya.

Boss segera berlutut di depan si brunet dan melepas kaus kaki pendeknya sebelum meminta Noeul untuk mengangkat kakinya. " Kamu nggak pakai kaus kaki yang panjang. Pantas saja ", gumam Boss, menggelengkan kepalanya sambil melihat lukanya. Dia mengeluarkan salah satu tisu disinfeksi dan dengan lembut menyeka lukanya, terdengar suara Noeul mendesis dan mencoba untuk memundurkan kakinya. Boss mengusap kaki Noeul dengan nyaman lalu mengeluarkan perban dari kotak P3K dan menempelkan di tempat luka.

" Coba lihat kaki yang lain ". Boss menunjuk kaki kiri Noeul, tapi si brunet sedikit menjauh.

" Aku nggak mau " gumam Noeul. " Itu menyakitkan "

" Nggak akan terlalu sakit kalau kamu bilang dari awal ". Boss menghela nafas dan membuka telapak tangannya agar Noeul memberinya kakinya, dan si brunet dengan enggan menuruti Boss setelah mengumpat pelan. Boss mengulangi proses yang sama dengan kaki kiri Noeul juga, dan kedua kalinya mendengar suara desisan kekasihnya. " Sudah selesai ", bisik Boss dan menepuk kaki Noeul dengan sayang, menatap si brunet yang mengerutkan kening dalam-dalam, jari-jarinya mengepal di hoodie Boss meskipun suhu rumah cukup hangat.

" Terima kasih ", gumam Noeul pelan, dan Boss tersenyum padanya, memamerkan lesung pipitnya saat dia menegakkan dirinya dan duduk di sebelah Noeul, menciumnya sebelum dia memeluk kekasihnya, membenamkan kepalanya di ceruk leher Noeul, sama seperti yang dilakukan Noeul saat Boss membawanya kembali ke rumah.

" Kamu sangat imut, Eul " kata Boss gemas, menghirup aroma manis Noeul.

" Bisakah kamu nggak memanggilku imut? ", tanya Noeul, mencoba menjauh dari Boss untuk memberi tahu pacarnya betapa dia benci disebut imut. Begitu banyak orang memanggilnya imut dengan nada menjijikkan dan dengan suara penuh nafsu mereka, membuat Noeul membenci kata itu. Tapi ketika Boss yang mengatakannya, Noeul hanya merasakan emosi positif, rasa sayang dan cinta membuat jantungnya berdetak lebih cepat ketika Boss mengucapkan kata itu. Mungkin dia sudah bisa menerimanya sekarang.

" Nggak! Memang kenapa dengan pria yang imut? Aku suka "

" Oke, terserah ", hela Noeul. " Dengar, apa kamu mau nonton film? Kamu pasti sangat lelah, jadi kita istirahat aja, hmm? "

Dan seperti itu, mereka akhirnya menonton komedi romantis yang dibeli ibu Boss di DVD beberapa waktu lalu, mengobrol di sepanjang film dan menebak apa yang akan terjadi berdasarkan apa yang mereka lihat sepuluh menit pertama. Tapi sembilan puluh persen mereka menebaknya dengan benar, berteriak kegirangan setiap kali tebakan mereka menjadi kenyataan dan tertawa karena cerita yang mudah ditebak.

Boss tidak terlalu menikmati filmnya, sementara Noeul sepertinya sangat menyukainya meskipun si brunet mengolok-olok hampir setiap adegan. Bagi Boss tidak masalah apakah filmnya bagus atau buruk, selama dia bisa memeluk Noeul, menempelkan hidungnya ke rambut lembut kekasihnya.

" Apa kamu mau mewarnainya lagi? " Boss bertanya disela-sela film, memperhatikan akar rambut yang mulai gelap yang tumbuh dari hari ke hari. Boss bertanya-tanya bagaimana Noeul bisa terlihat bagus bahkan dengan rambut aslinya yang coklat tua, dimana sekarang sudah lima puluh persen dari warna rambutnya yang brunet.

BELOVED ENEMY (BOSSNOEUL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang