Boss gugup sekali.
Semalam saat Noeul meneleponnya dan bertanya apakah dia ingin mengunjungi kampung halamannya, Boss lebih dari terkejut. Lagi pula, Noeul selalu merayakan natal hanya dengan neneknya, jadi mengapa dia ingin mengundang Boss? Mau tak mau dia bertanya, tapi jawaban Noeul terlalu biasa di momen yang tidak biasa. 'Nggak apa-apa kalau kamu mau datang'. Boss tentu saja dengan cepat menyetujui, tidak ingin Noeul berpikir bahwa dia tidak ingin mengunjungi kampung halamannya, atau tidak ingin bertemu neneknya atau sesuatu yang serupa.
Namun, sekarang ketika dia hanya satu menit dari rumah Lee -menurut GPS nya- dia bertanya-tanya sendiri apakah itu ide yang bagus. Bukannya dia tidak ingin menghabiskan waktu bersama Noeul, menemui orang yang membesarkannya, atau melihat kota tempat dia dibesarkan, tapi... bagaimana jika nenek Noeul tidak menyukainya? Bagaimana jika orang-orang di kota ini memandangnya dengan aneh? Bagaimana jika ada beberapa reporter yang akan mencoba mendekatinya dan menemukan informasi baru tentangnya dan Noeul? Seolah ada kemajuan dari hubungan mereka.
GPS nya sudah berdengung sampai. Boss menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar yang tampak tua, tetapi tangannya masih tidak meninggalkan kemudi. Boss bahkan tidak bergerak, dan bahkan ketika dia mematikan mesin, dia hanya duduk di mobilnya, menatap rumah di hadapannya.
" Ya Tuhan " Boss bersandar di kursinya dan menghela napas keras. Jantungnya berdetak sangat cepat dan dia bahkan tidak bisa bernapas dengan benar. Dia merasa seolah dia tidak pernah begitu gugup dalam hidupnya. Mengapa begitu sulit untuk pergi ke pintu, mengetuk dan memperkenalkan dirinya kepada nenek Noeul? Boss menutup matanya, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan perlahan, mencoba menenangkan dirinya.
Setelah lima belas menit duduk di dalam mobilnya dan bahkan berpikir untuk berbalik dan memberi tahu Noeul bahwa dia tidak bisa datang, Boss memutuskan untuk bangkit. Perjalanannya memakan waktu empat jam, Boss tidak akan membuang waktunya percuma. Mengapa dia begitu takut pada wanita tua yang belum tentu tidak menyukainya? Boss sudah meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai hanya untuk Noeul.
Boss akhirnya melangkah keluar dari mobil, mengambil koper kecilnya dari kursi penumpang bersama dengan buket bunga dan menutup pintu. Dia mengunci mobilnya dan memasukkan kunci ke dalam saku mantelnya. Dengan langkah panjang dan percaya diri, sang CEO mulai berjalan ke arah pintu utama kediaman Lee.
Boss masih memikirkan nenek Noeul yang mungkin tidak akan menyukainya. Wanita tua dan kolot yang sangat protektif dengan cucunya, bertemu dengan orang asing dengan tinggi diatas rata-rata dan tampang badboy. Boss perlahan mulai kehilangan kepercayaan dirinya dan dia melambat, menelan ludahnya saat mencapai tangga kecil. Napasnya menjadi tidak stabil, dan Boss menjilat bibirnya dengan gugup.
" Jika neneknya tidak menyukaiku, apakah Noeul akan berhenti menemuiku? ". Boss bertanya-tanya saat dia berhenti tepat di depan pintu. Dia ingin mengetuk atau membunyikan bel, tetapi tangannya berhenti beberapa milimeter dari pintu. Dia menelan ludahnya kasar, melihat bunga-bunga yang seharusnya untuk nenek Noeul. Bagaimana jika dia langsung tidak menyukai Boss, dan bagaimana jika dia juga tidak menyukai bunganya?
" Aku akan pergi dan meninggalkan ini disini- ". Belum selesai Boss melakukan rencana dadakannya, Noeul sudah berdiri di depan pintu yang kini terbuka lebar. Rambutnya acak-acakan, dan dia mengenakan t-shirt longgar yang menampilkan tulang selangkanya yang tajam, membuat mata Boss berlama-lama di sana.
Noeul sedikit berteriak dan mundur karena kaget, matanya terbelalak dan menatap dalam diam, tidak menyangka Boss sudah berada disana tanpa menghubunginya.
Boss pun sama terkejutnya hingga rasa gugupnya semakin besar, tangannya berkeringat. Rasanya ia bisa menjatuhkan koper dan buket bunga bersamaan, dan bahkan ketika dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, benjolan di tenggorokannya membuatnya kehilangan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELOVED ENEMY (BOSSNOEUL)
FanficSetiap orang di sekitar Boss selalu mengatakan bahwa cinta itu ada di sekitar kita, dan kita akan menemukannya, tapi mereka semua salah! Satu-satunya yang Boss temui adalah bajingan pendek yang menabrak Boss di suatu pagi dan menumpahkan kopinya saa...