Di pesta First dan Ja, mereka sedikit tidak nyaman karena semua orang menatap sambil tersenyum seperti orang idiot, dan Boss tahu bahwa Noeul sama sekali tidak menikmati perhatian yang tidak diinginkan. Itu sebabnya dia mencoba mengalihkan pembicaraan ke tempat lain, lebih fokus pada Ja dan First agar Noeul bisa dibiarkan sendiri. Boss hendak melingkarkan lengannya di pinggang Noeul untuk memberi tahu bahwa dia ada di sini, tetapi Boss tidak yakin apakah dia bisa melakukan itu.
Sungguh mengejutkan saat Boss merasakan sentuhan ringan di tangannya setelah mungkin tiga menit dari bertemu dengan semua orang yang diam-diam melirik mereka, dan ketika Boss melihat ke bawah, dia bisa melihat jari kelingking ramping Noeul sedikit menyentuh tangannya. Saat sang CEO melirik Noeul, pria itu menggigit bibir bawahnya dengan gugup dan sepertinya dia takut untuk melakukan kontak mata dengan Boss. Jadi, Boss segera mengerti dan menjalin kelingkingnya dengan kelingking si brunet meskipun sedang berbincang dengan temannya yang lain, memberi Noeul semua kekuatan yang dia butuhkan.
Tentu awalnya canggung. Keduanya merasakan perubahan dan mencoba mengabaikannya, bertingkah seolah semuanya baik-baik saja. Namun, mereka tahu bahwa itu jauh dari baik-baik saja. Mereka tidak bisa kembali seperti semula sebelum malam Tahun Baru.
Tapi tetap saja, suasana yang terkadang tegang dan canggung tidak menghentikan mereka untuk bertemu hampir setiap hari, kapan pun mereka punya waktu. Mereka melakukan hal-hal biasa seperti menonton film sampai siang, berbicara omong kosong tentang drama cheesy random yang mereka lihat di televisi, keluar dan hanya berjalan melalui jalan-jalan sibuk di Bangkok sambil mengobrol tentang hari mereka ditemani kopi hangat atau cokelat di tangan mereka. Mereka melakukan hal yang sama persis seperti beberapa bulan yang lalu, tetapi rasanya berbeda sekarang.
Terkadang, saat mereka melakukan kontak mata terlalu lama, atau terlalu dekat satu sama lain, atau hanya sekedar bersentuhan secara tidak sengaja, mereka berdua langsung menegang dan udara di antara mereka langsung berubah, bahkan jika itu hanya untuk beberapa detik. Rasanya mencekik. Namun, kemudian Boss ingat bahwa Noeul merasakan hal yang sama dengannya dan hanya karena si brunet menjauh dari sentuhan itu bukan berarti dia tidak mencintai Boss. Tapi ada kalanya Noeul juga tidak menghindar, membiarkan sentuhan Boss berlama-lama.
" Eul... ", panggil Boss suatu saat. Pria tinggi itu sudah boleh memanggil nama kecilnya.
" Hmm?? "
" Bagaimana kalau kita mengunjungi psikiater? Aku ada kenalan psikiater bagus di rumah sakit. Demi kebaikanmu ", tawar Boss.
" Nggak usah. Aku nggak terlalu butuh. Lagipula aku nggak ada simpanan uang untuk itu "
" Aku yang tanggung. Kamu cuma dengar apa kata psikiater dan minum obat jika diperlukan. Ya? "
" Nggak perlu, Boss. Kamu disini aja udah jadi terapi untukku ". Boss tersanjung mendengarnya, tapi dia masih ragu karena merasa dirinya bukan tenaga ahli dibidang traumatis.
" Aku hargai itu. Tapi ada orang yang lebih ahli dibidangnya, dan aku yakin kamu akan lebih tenang. Aku juga akan terus bersamamu. Mau ya? Please... "
" Tapi aku nggak mau menerimanya secara cuma-cuma. Aku akan bayar setengahnya, oke? "
" Baiklah. Besok kita ke rumah sakit ", jawab Boss final. Sang CEO senang akhirnya berhasil membujuk Noeul.
──────ೋღ 🌺 ღೋ──────
Butuh waktu satu bulan, Noeul mulai terbiasa dengan sentuhan yang tidak disengaja, dan setelah satu sesi terapi, Noeul dengan gugup berani memegang tangan Boss suatu malam saat mereka menonton drama, jari-jarinya sedikit gemetar. Napas Boss tercekat saat dia melihat ke bawah ke tangan mereka, dan setelah beberapa detik dia menoleh ke arah Noeul dengan heran, mencari jawaban. Ini sebuah langkah besar dan fakta bahwa Noeul yang memulai membuat jantung Boss berdebar sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELOVED ENEMY (BOSSNOEUL)
FanfictionSetiap orang di sekitar Boss selalu mengatakan bahwa cinta itu ada di sekitar kita, dan kita akan menemukannya, tapi mereka semua salah! Satu-satunya yang Boss temui adalah bajingan pendek yang menabrak Boss di suatu pagi dan menumpahkan kopinya saa...