🫀 HAPPY READING 🫀
ntah berapa lama nindi menutup mata, kini ia membuka matanya perlahan dan objek pertama yang ia lihat adalah bibi yang menatapnya dengan tatapan khawatir "sakit..."
"iya non, ada bibi disini..."
"bibi?" panggil nindi.
"kenapa non? pukulan papa sakit ya?"
"nindi anak nakal ya? kenapa papa mau nindi cepat mati? nindi salah apa sama papa bi?" tanya nindi dengan wajah sendu.
bibi yang mendengarkan itu mengernyit "kenapa non bilang kayak gitu? papa sayang banget sama non"
nindi menggeleng "papa udah ga sayang lagi sama nindi, tadi nindi cuma pura-pura pingsan terus denger papa bilang 'kenapa kau tak langsung mati saja?', tadi juga badan ku di tendang sama papa"
"non, coba non duduk. bibi mau ngobatin lukanya non nindi" ucap bibi afni mengalihkan pembicaraan.
nindi menurut, ia duduk lalu bibi menyingkap baju belakang nindi dan mengolesi luka nindi dengan obat.
"perih bibi.." ucap nindi lirih.
"tahan ya non, bentar lagi selesai" nindi mengangguk lemah, ia memejamkan matanya menahan sakit.
🫀🫀🫀
malam hari tiba, Bono dan selingkuhannya serta nindi sedang berada di meja makan untuk makan malam.
"kau besok ada ulangan kan?" tanya bono Setelah menelan makanannya.
nindi mengangguk antusias "iya pa, besok ulangan matematika"
"kau harus mendapatkan nilai 100, kalau tidak. kau pasti tau apa yang akan saya lakukan nanti" nindi menunduk dalam saat bono menatapnya tajam.
"kamu jangan jadi beban papa mu terus, kamu itu hanya menumpang jangan buat dia tersiksa karena kamu" ucap lita, selingkuh papanya.
sontak nindi mendongak dan menatap tajam lita "memangnya Tante siapa? beraninya ngatur nindi?"
bono yang mendengarkan ucapan nindi itu mengambil buah apel utuh yang ada di meja makan lalu ia lemparkan tepat mengenai kening nindi.
"jangan kurang ajar kau!" nindi menghela nafasnya lalu memilih untuk diam dan melanjutkan acara makannya.
sesuai makan, nindi bangkit dari duduknya menuju dapur untuk mencuci piring kotornya.
setelah itu, ia pergi masuk ke dalam kamarnya dan mulai mempelajari materi ulangan besok.
🫀🫀🫀
keesokan harinya, nindi sengaja berangkat lebih awal ke sekolah supaya dirinya bisa mempelajari materi itu lagi.
ntah berapa lama, tak terasa jam menunjukkan pukul 07.00 dan kegiatan sekolah pun dimulai.
pelajaran kesatu yaitu matematika, yang artinya nindi akan mengejarkan ulangan tersebut.
guru memberikan muridnya waktu 1 jam untuk mengejarkan. dan nindi pun dengan berhati-hati ia mengejarkan ulangan tersebut.
ia tak ingin papanya menghukumnya lagi, ia ingin berhenti sejenak untuk menyembuhkan lukanya.
"oke anak-anak, waktunya sudah selesai. sekarang kalian kumpulkan ke depan"
"baik Bu" jawab serempak semua murid di kelas nindi.
sesuai ulangan, guru itu langsung mengoreksi ulangan siswanya hari itu juga. ada perasaan tak karuan yang ada di dalam diri nindi.
🫀🫀🫀
bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perutnya.
sedangkan nindi, ia tak berniat keluar kelas karena bibi sudah membekalinya makanan.
nindi memakan bekal itu dengan senang karena ulangannya mendapatkan nilai 100.
tak ada rasa khawatir lagi yang ada dalam benak pikiran nindi. tetapi tak lama, tiga murid perempuan itu ke mejanya "lihat ulangan mu dong" ucap misya, salah satu dari mereka.
nindi mengangguk, ia mengeluarkan ulangan tersebut dari kolong mejanya dan ia berikan pada misya.
misya yang sudah menerima ulangan tersebut itu tersenyum ke arah temannya. tanpa segan-segan, misya menyobek kertas ulangan itu.
nindi yang melihat melotot tak percaya, ia berusaha merebut ulangan itu dari tangan misya "misya jangan di sobek, itu ulangan nindi."
tapi nindi tak berhasil menghentikan aktivitas misya, dan kini kertas itu sudah menjadi sobekan kecil bahkan tulisannya tak bisa ia baca lagi.
misya membuang sobekan kertas itu keatas dan ketawa senang bersama temannya.
nindi yang melihat itu menjatuhkan air matanya dan memunguti satu persatu kertas yang berserakan.
"kenapa kalian jahat sama nindi?, apa salah nindi?"
"kita ga jahat kok, cuma kita pengen lihat kamu nangis soalnya lucu" ucap misya setelah itu ia pergi meninggalkan kelas yang diikuti kedua temannya.
"kenapa semua orang jahat sama nindi? kenapa cuma pak ali sama bi afni yang baik?"
"nindi takut papa marah..." ucapnya lagi, ia menghapus air matanya yang terus-menerus membasahi pipi.
TBC
jangan lupa vote, komen, dan follow akun ini yaww🫰🫰
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.