🫀 HAPPY READING 🫀
"mik, gue mau ketemu ibu lagi. boleh?" tanya nindi, Mikael menoleh dan mengangguk.
"tapi sebelum ke rumah Lo, mampir ke toko baju ya mik? ada baju yang mau gue beli"
"toko baju yang mana?"
"itu, ga jauh dari sini" ucap nindi dengan menunjuk jalan.
mikael pun mengikuti arahan nindi dan motornya pun berhenti tepat di depan toko.
nindi memasuki toko tersebut dan meninggalkan mikael yang berdiam diri di atas motor.
🫀🫀🫀
"ibuu, ael pulang" Mikael membuka pintu dan langsung disambut bela yang berlari ke arahnya.
"eh anak ibu kesini" bela memeluk nindi yang membuat Mikael memanyunkan bibirnya.
"ayo masuk nindi, ibu sudah masak banyak hari ini" bela menarik tangan nindi menuju ke ruang makan meninggalkan mikael.
"ibu! ael kok ga di peluk? terus kenapa sekarang ael di tinggal?" kesal Mikael.
bela dan nindi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Mikael Yang sedang memanyunkan bibirnya dengan tangan yang bersedekap di depan dada
"kamu udah gede ael, bisa jalan sendiri ke ruang makan" Mikael menghentakkan kakinya kesal
"ibu, nindi juga udah gede. kenapa ael ga di lakuin sama kayak nindi?" setelah mengucapkan itu, Mikael pergi memasuki kamarnya.
"udah biarin aja. nanti juga kalau laper, ael turun ke bawah" bela mengelus lembut rambut nindi lalu mengajak ke ruang makan.
sedangkan di dalam kamar, Mikael menangis sejadi-jadinya. ia memberantakkan semua isi kamarnya "ibu jahat! ibu ga sayang lagi sama ael" ucapnya dengan meremas erat selimutnya.
saat ia sedang asyik dengan air matanya, tiba-tiba perut berbunyi meminta untuk di beri asupan.
Mikael menghapus air matanya sambil menggerutu "ga tau kondisi banget sih Lo! gue lagi marah nih sama ibu, malah keroncongan" kesal Mikael
mau tak mau ia keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menuju ruang makan "eh anak bujang turun, laper ya?" goda bela yang tak mikael hiraukan.
"ga boleh lho kalau marah-marah sama ibu, nanti ibu coret ael dari kk"
mikael sontak mendongakkam kepalanya dan menatap sendu ibunya "ibu jahat! ibu ga sayang lagi sama ael, ibu sekarang lebih sayang sama nindi" nindi yang melihat sikap kekanak-kanakannya Mikael itu tersenyum tipis.
nindi mengecup singkat pipi Mikael di depan bela yang membuat Mikael melebarkan matanya. "ngambek mulu bocah, ibu ga bakal gue ambil kali. tapi kalau ibu mau sama gue, ya mau gimana lagi?"
"ibu pengen tinggal di rumah nindi deh, ibu mau ngerawat nindi, ngasih nindi pelukan tiap hari" goda bela.
"IBU!!!!!!" kesal Mikael.
🫀🫀🫀
malam hari tiba, nindi menjalankan pekerjaannya sebagai pengangkut beras. ia menjalani pekerjaannya dengan sangat semangat.
ia menjalani pekerjaannya dengan sangat lancar, tetapi di saat pertengahan, ia mengalami bencana.
karung beras yang ia gendong itu terjatuh karena senggolan seseorang dengan sengaja "NINDI!" pekik bos-nya saat melihat nindi menjatuhkan karung beras itu.
nindi gelagapan, keringat dingin membasahi kening nindi. "KENAPA INI BISA JATUH! KALAU BEGINI SAYA BISA RUGI!" teriak bos-nya itu, nindi menundukkan kepalanya "maaf pak, saya ga sengaja"
"alesan! kalau kamu ga suka kerja kayak gini, mending keluar! jadi beban saja kamu"
"pokoknya hari ini dan besok, kamu tidak mendapatkan gaji sebagai ganti rugi!"
nindi sontak menatap bos-nya "pak jangan pak, gaji saya di Potong aja. kalau saya ga dapat gaji, dari mana saya bisa makan?"
"itu urusan kamu! saya ga peduli"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.