12

115 8 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

hari demi hari nindi lalui dengan kesepian dan kesedihan, kini nindi sudah duduk di bangku smp.

"akhirnya kita satu sekolah ya", ucap Cakra pada nindi yang berada di sebelahnya.

nindi yang tadinya melihat pemandangan dari jendela itu menolehkan dan tersenyum "iya, gue senang bisa satu sekolah sama lo"

"rasanya seperti asing nindi, kalau nindi memakai bahasa lo-gue ke cakra" nindi mengernyitkan dahinya.

"kenapa cak? Lo risih? bilang sama gue aja. biar gue bisa rubah bahasa gue ketika sama Lo" Cakra menggeleng.

"tidak nindi, jadi diri sendiri saja. Cakra tidak memaksa nindi, hanya saja memang rasanya asing"

nindi mengambil tangan Cakra, lalu ia menggenggamnya "cak, makasih. Lo selalu ngertiin gue, rasanya gue ga pantes jadi temen lo"

"sorry, kalau keberadaan gue buat Lo ga nyaman"

Cakra melepaskan tangannya dari nindi lalu menangkup pipi nindi "nindi, sudah cakra bilang berkali-kali. jangan merasa tidak pantas, kita sama-sama manusia, kita sama-sama makan nasi. lalu apa yang membuat nindi minder?"

"keluarga" Cakra menghela nafasnya berat.

"kalau saat ini keluarga nindi hancur, berarti suatu saat nindi harus membangun rumah yang nindi inginkan."

"bentuk impian nindi untuk menjadi keluarga yang harmonis di masa depan nindi. jangan berhenti di masa-masa itu"

"oke?" nindi mengangguk yang membuat Cakra tersenyum.

dengan segera Cakra memeluk tubuh nindi dan mengelus lembut rambut pendek nindi.

🫀🫀🫀

"CAKRA!!" teriak nindi sambil berlari ke arah cakra yang memang sedang berada di kantin.

"kenapa nin?" tanya Cakra dengan mengusap keringat nindi menggunakan tisu.

"gue punya temen baru!!! dia baik banget Cakra" Cakra yang melihat keantusiasan nindi tersenyum.

Cakra mengelus lembut rambut nindi "syukurlah nindi punya teman. tapi ingat! cari teman yang bisa narik nindi ke dalam hal positif" nindi mengangguk mantap.

lalu nindi melirik makanan yang ada di depan Cakra "WAHH SIOMAY" Cakra melirik makanan yang tadi ia makan.

"nindi mau?"

"mau mau, gue suka siomay" ucap nindi dengan senang.

Cakra hanya diam, tetapi tangannya bergerak untuk menyendok siomay dan ia julurkan ke depan mulut nindi.

"aaaa" ucap Cakra menyuruh nindi untuk membuka mulutnya.

nindi menurut, ia melahap siomay "yummy yummy!!" Cakra yang melihat itu sangat gemas, ia mencubit pipi nindi yang membuat sang empu memanyunkan bibirnya.

"sakit Cakra!" Cakra tersenyum, lalu mengelus lembut pipi nindi "maaf ya, lagian nindi gemesin banget. Cakra jadi pengen makan pipi nindi"

"mau lagi Cakra" akhirnya mereka berdua memakan siomay satu piring berdua.

saat mereka asyik dengan makanannya, tiba-tiba suara bisik bisik masuk ke gendang telinga mereka berdua.

"mereka lucu banget ya"

"pacaran atau sahabatan sih, sosweet banget"

"jadi pengen punya cowok, kayak cowok itu"

"mereka anak kelas 7 baru ga sih"

dan masih banyak lagi bisikan-bisikan itu, tanpa Cakra sadari nindi tersenyum tipis.

ia satu-satunya orang yang beruntung di dunia ini karena mempunyai sahabat seperti cakra.

🫀🫀🫀

nindi melangkahkan masuk ke pekarangan rumahnya. matanya berbinar saat melihat orang yang kini ia rindu ada di sini.

dengan segera ia berlari memasuki rumah, tetapi bahagianya tak bertahan lama. kini ia merasakan keramaian di telinganya.

"cepat tanda tangani surat cerai itu bono!" naydila menatap tajam bono dengan mengepalkan tangannya.

Bono menjulurkan jari telunjuknya di depan naydila "kau keras kepala! sudah berapa saya bilang kalau saya tidak akan menceraikan mu naydila!"

"bajingan! dasar egois!"

Plakk

tamparan keras itu melayang ke pipi naydila "justru kau yang egois! kau mementingkan perasaan kau daripada keluarga kau sendiri!" naydila kembali menatap tajam nindi dengan memegang pipinya.

"seorang istri mana yang rela suaminya bermain di belakangnya! apalagi bermain hal yang gak wajar!" Bono bungkam, ia mengambil kertas itu lalu merobeknya menjadi bagian kecil-kecil.

"BONO! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"saya sudah lelah dengan sikapmu! ceraikan saya!"

dengan cepat, nindi bersujud di depan kaki naydila "mama, nindi mohon. jangan cerai dengan papa, kembali ke rumah ini ma"

naydila mendorong tubuh nindi hingga menjauh dari kaki naydila "saya sudah muak dengan papa kamu! orang egois"

"ma? ayo perbaiki semuanya. kita mulai dari awal, kalau memang papa melakukan hal itu lagi, lampiaskan pada nindi ma. nindi bakal terima apapun itu, asal mama kembali ke rumah ini dan kembali menjadi keluarga utuh"

naydila terdiam lalu mengangguk "oke kalau itu mau kamu, tapi bila saya melampiaskan semuanya padamu, jangan pernah mengeluh sedikitpun di depan saya"

nindi mengangguk mantap dan mengelus air mata nindi yang jatuh "nindi berjanji ma"

TBC

mental nindi di hantam abis-abisan ya... jadi kasian, kapan nindi bisa bahagia?

jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww 🫰🫰

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang