🫀 HAPPY READING 🫀
nindi menjalani hari-harinya sebagai siswi dan juga pekerja yang memenuhi kebutuhan hidupnya.
hingga tak terasa ujian untuk lulus kini sedang ia hadapi, nindi mengerjakannya dengan fokus seakan tak ingin di ganggu.
setelah sekian lama ia mengerjakan ujian, kini bel pulang berbunyi. nindi berjalan menuju parkiran untuk menghambat Mikael.
"gimana ujiannya? bisa??
"susah banget Cok, gue muak sama mtk" nindi tersenyum tipis saat melihat wajah kesal Mikael.
"marah marah mulu Lo Anying, ayo pulang. gue kangen ibu" ajak nindi
"ga kangen gue?"
"ogah"
🫀🫀🫀
"eh anak ibu dateng kesini juga akhirnya, ibu kangen sama nindi" ucap bela dengan menangkup pipi nindi.
"maaf ibu, akhir-akhir ini nindi sibuk"
bela mengelus lembut rambut nindi "ih gapapa. oh iya, gimana ujiannya tadi, bisa?"
"bisa Bu, lumayan gampang" bela tersenyum lalu beralih menatap Mikael.
"kalau ael? pasti marah-marah nih" tanyanya pada Mikael.
"engga, orang ael bisa ngerjain. ael ngumpulin nomor satu nih" Mikael menepuk dadanya dengan bangga.
"bohong Bu, tadi Mikael ngomong kasar gara-gara mtk nya susah" bela menatap sengit anak tunggalnya itu
"ael kebiasaan! ibu bilang juga apa, belajar. jangan nongkrong terus" ucap bela dengan tangan yang berdecak di pinggang.
"anak muda Bu, sesekali seumur hidup."
"kalau ibu ngomong, jawabannya selalu gitu" ucap bela dengan menatap sengit aka semata wayangnya.
"oh iya sayang, hari ini ibu masaka banyak banget. ayo makan" ajak bela pada nindi, nindi mengangguk lalu mereka berdua berjalan menuju ruang makan yang diikuti mikael.
suasana ruang makan hening, hanya ada benturan sendok dan piring "ibu pengen punya temen, kalian ga ada rencana nikah muda?" ucap bela secara tiba-tiba yang membuat Mikael dan nindi tersedak oleh makanan.
"ibu ngaco ah, kita masih sma. mau ngejar pendidikan"
"kan ibu bilang, lagian kalian cocok kok. ibu pasti restui kalian" nindi tersenyum canggung saat membahas pernikahan.
"udah ibu, nanti nindi ga nyaman" ucap mikael dengan menatap nindi.
🫀🫀🫀
"ucapan ibu tadi jangan di pikirin" ucap Mikael dengan tangan yang melepas helm yang berada di kepalaku nindi.
"tapi yang di ucapin ibu bener, kenapa kita ga nikah muda aja" goda nindi dengan menaik-turunkan alisnya.
Mikael bergidik ngeri melihat wajah nindi, ia meraup wajah perempuan itu "belajar yang pinter Sono, nikah-nikah. kayak lo siap aja"
"ANAK SIALAN!!" teriak bono yang berada di depan rumah, nindi menoleh dan melihat bono dengan keadaan marah.
"UDAH DAPET BERAPA HARI INI?, MASIH INGAT RUMAH KAU?! DAPAT OM-OM MANA KAU?!" nindi menghela nafasnya berat, padahal ini masih jam 7 malam. kenapa seakan-akan ia tak pulang berhari-hari?
"Lo balik ke rumah gue aja ya?" tanya Mikael dengan memegang tangan nindi.
nindi menggeleng dan tersenyum tipis "gue gapapa"
setelah mengucapkan itu, nindi memasuki pekarangan rumah dan ia langsung mendapatkan tamparan keras yang mendarat di pipinya.
"WANITA MURAHAN!" pekik Bono, nindi hanya diam dengan memegang pipinya yang terasa kebas.
kejadian itu tak luput dari penglihatan Mikael, ingin ia membantu tetapi apa boleh buat?
"tolong hidup lebih lama lagi" gumam Mikael lalu ia memilih untuk menjalankan motor menuju kamarnya.
"bisu kau tak menjawab saya?" Bono menarik rambut nindi dengan sangat kencang.
"kenapa kau bisa hadir disini? kenapa kau tidak mati saja! saya muak melihat wajah kau yang murahan"
"bentar lagi juga nindi mati pa, batin nindi juga udah capek" ucap nindi.
"bagus" setelah mengucapkan itu, Bono meninggalkan nindi dan mengunci pintu dari dalam.
nindi terduduk lemas dengan menundukkan kepala, ia menangis dalam diam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Genç Kurgugadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.