🫀 HAPPY READING 🫀
sesampainya di rumah sakit, nindi segera berlari menuju arah rooftop rumah sakit.
langkah demi langkah nindi semakin mendekati tepi rooftop. nindi melihat ke bawah, ia menelan salivanya secara kasar.
sangat menakutkan, akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk melakukan hal tersebut. saat ia melangkahkan kakinya mundur, nindi merasa ada seseorang di belakangnya.
belum sempat nindi menoleh ke belakang, orang itu langsung mendorong tubuhnya hingga dirinya terjatuh ke bawah.
"permainan kita selesai" orang yang mendorong nindi itu tersenyum miring saat melihat nindi mengeluarkan banyak sekali darah dan di kelilingi banyak orang.
🫀🫀🫀
setelah kepergian nindi, pikiran negatif Ansel berputar "kita ikutin nindi"
"kenapa? kan dia pulang ke rumah" ucap caca
"gak, ga mungkin. nindi ga bakalan pulang ke rumahnya, tapi ke rumah Tuhan. secara dia bilang Lo Itu ga boleh nemuin dia lagi" Risya diam tampak berpikir.
"yang di bilang Ansel ada benernya, kita harus samperin nindi" akhirnya Caca mengangguk, mereka pun berlari keluar dan menumpangi mobil Risya
Risya berdecak kesal dan memukul stir mobil saat jalanan yang ia lewati macet "gimana ini sel?"
"kita tunggu aja" tujuh menit mereka menunggu, akhirnya mobil Risya bisa berjalan leluasa.
tapi lagi dan lagi, mobil mereka berhenti karena macet, dan banyak segerombolan orang berkumpul serta mobil polisi.
"ada apaan sih anjir, kok banyak polisi"ucap caca kesal.
"kita turun buat lihat" mereka berdua mengangguk, lalu ansel berjalan yang diikuti mereka berdua.
mereka bertiga berusaha menerobos segerombolan orang, mata mereka melebarkan saat melihat orang yang mereka kenal tergeletak dengan darah berceceran dimana.
"NINDI!!" pekik mereka bertiga, mereka bertiga menundukkan badannya melewati police line
ansel meletakkan kepala nindi yang penuh dengan darah itu dipahanya, mereka bertiga menangis histeris melihat kondisi nindi.
"kenapa Lo ninggalin kita nin? katanya Lo mau pulang? tapi kenapa pulang kerumah tuhan?" ucap caca di tengah Isaknya.
"Lo udah ga ngerasain sakit lagi ya nin?" tanya ansel walau mustahil dijawab oleh nindi.
"nin, Lo udah janji sama kita kalau habis lulus kita ke Bali. tapi mana janji Lo Nin?" Lirih Risya.
🫀🫀🫀
sedangkan di tempat gedung yang dilaksanakannya acara wisuda, sedari tadi Mikael gelisah. ia celingukan kesana-kemari dan tak mendapati keberadaan nindi ataupun para sahabatnya.
"Lo kenapa? kayak orang bingung daritadi gue liat" ucap ravendra yang berada di sampingnya.
"shak, lo tau ansel dimana?" bukannya menjawab, Mikael malah mengajukan pertanyaan pada arshaka.
"tadi sih dia bilangnya ngumpul sama nindi, Caca sama Risya. tapi sekarang gue ga tau dia ada dimana" ucap arshaka.
Mikael menggaruk rambutnya yang terasa gatal, ntah kenapa ia sangat penting sekali saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.