19

93 5 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

"kala!" panggil nindi yang membuat pemilik sang nama berhenti dan menoleh ke belakang.

"nindi? gimana kabar Lo? gimana liburan semester Lo?" tanya kala.

nindi menghendikkan bahunya "biasa aja, sama aja"

kala tersenyum "nanti pulang sekolah kita main, mau?"

nindi mengangguk antusias "BOLEH BOLEH!! tapi kemana?" kala mengacak rambu nindi dengan senyuman yang sedari tadi belum luntur.

"terserah Lo aja"

🫀🫀🫀

kini, nindi dan kala bersepeda mengelilingi alun-alun kota bandung. iya, Bandung adalah kota lahir nindi. dan sampai sekarang pun ia masih menempati kota ini.

"seneng gak?" tanya kala yang sedikit berteriak. "seneng! gue udah lama ga ke alun-alun!"

kala tersenyum tanpa nindi sadari, lalu kala meraih tangan nindi dan meletakkannya di pinggangnya.

nindi yang terkejut, sontak ingin melepaskannya tetapi ditahan oleh kala "biar Lo ga jatuh" ucap kala.

nindi pun hanya menurutinya, ia tersenyum melihat sekeliling. udara sejuk menusuk kulitnya, hari ini ia sangat bahagia karena bisa kembali ke alun alun Bandung.

"nindi" panggil kala yang langsung dijawab deheman oleh nindi.

"suatu saat, kita kembali kesini lagi dan membentuk suasana seperti itu" kala menunjuk keluarga yang sedang bercanda ria. nindi yang melihat itu tertegun, bisa-bisanya kala membahas sesuatu yang mungkin mustahil untuk mereka lakukan.

"kal? jangan bercanda deh" ucap nindi.

"buat apa gue bercanda soal hati nin? gue ga mau munafik, gue ga mau nyakitin hati gue, kalau gue emang suka sama Lo!"kala berhenti di trotoar alun-alun, nindi pun sama.

lalu mereka merdua duduk di kursi yang memang tersedia "tapi kal-"

belum sempat nindi melanjutkan ucapannya, kala memotongnya "ada cakra? Lo ga perlu khawatir, gue ga bakalan rebut Lo dari Cakra. karena memang dari dulu, Lo milik Cakra dan mungkin akan selalu punya Cakra? i don't know" nindi tak lagi menjawab, ia menatap depan menikmati hembusan angin kencang.

🫀🫀🫀

"makasih ya kal" kala memegganguk, lalu nindi memasuki rumah. tak sengaja berpapasan dengan pak Ali, nindi tersenyum manis.

setelah ia masuk ke dalam rumah, ada pemandangan yang tak enak. dimana papanya menatap tajam dan membawa sebuah balok kayu.

"darimana kau? sudah jam berapa ini? mau jadi lonte?" ucapnya dengan datar.

nindi hanya bisa menundukkan kepalanya dengan keringat yang membasahi wajahnya.

"JAWAB!" ucap bono, perlahan ia mendekati nindi yang menunduk kepalanya.

di doronglah tubuh nindi hingga membentur pintu "BISU KAU?!"

"maaf" kata itu yang hanya bisa nindi keluarkan. tanpa ba-bi-bu, sebuah hantaman benda mendarat ke tubuhnya.

nindi meringis kesakitan "papa, tolong jangan melakukan ini" lirih nindi, tetapi tak dihiraukan oleh bono.

ia memukuli nindi secara brutal dengan menggunakan balok kayu. nindi meringis kesakitan dan menggenggam tangannya erat.

"papa cukup" lirih nindi.

sedangkan dari luar sana, kala yang memang belum pulang itu heran dengan suara kericuhan di dalam rumah nindi.

"Lo kenapa nin?" gumam kala.

"maaf, gue ga bisa bantu Lo" setelah itu kala mengendalikan sepedanya meninggalkan pekarangan rumah nindi.

"BERHENTI BONO!" teriak naydila yang membuat bono menghentikan aktivitasnya.

"kamu mau anak ini mati, HAH?!" teriak naydila dengan sorot mata yang sedang menunjukkan bahwa ia marah.

"justru saya senang kalau dia mati!" ucap bono. mendengar kata itu, tangis nindi semakin deras, tetapi ia tak sanggup untuk berbicara.

"dasar orang gila! dimana hati nurani mu! kalau kamu tak mengharapkan dia, kenapa kamu dulu membuatnya!" dengan sekuat tenaga, nindi mendongakkan kepalanya melihat pertengkaran yang mereka buat.

bisa ia lihat, Bono mengambil ancang-ancang untuk melemparkan balok kayu yang ada di tangannya ke arah naydila.

nindi bangkit dengan tertatih, dan menahan tangan bono "jangan lakukan ini pada mama, pa" lirih nindi, Bono melirik sekilas nindi lalu menyentak tangannya dengan kasar sehingga nindi terduduk kembali karena memang Tak kuat menopang tubuhnya.

"mama, lari! masuk ke dalam kamar" titah nindi "untuk apa? saya tak takut bila dia menyakiti saya!" nindi menggelengkan kepalanya samar dengan air mata yang terus berjatuhan.

TBC

jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww 🫰🫰

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang