39

69 4 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

hari Minggu ini, nindi menyibukkan diri dengan berada di taman bersama kala.

lelaki yang saat ini jarang bermain bersamanya. "kal, masa kita udah habis ya?" ucap nindi dengan menyenderkan kepala di bahu kala.

"maksud Lo?"

"kita jarang bertukar cerita, jarang main. itu artinya masa kita udah habis, tapi kita selalu maksain kalau masa kita akan terus berjaya" nindi menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"sampai kapanpun, masa kita ga akan habis. masa kita akan abadi di dalam lembaran kisah kehidupan kita. kita akan selalu bersama" ucap kala dengan penuh penekanan.

"gimana kalau suatu saat lo punya pasangan? apa lo bakalan pergi ninggalin gue? apa lo membiarkan perempuan penuh luka ini merasa sendiri?"

"Kapanpun, dimanapun... gue selalu ada buat lo" ucao kala dengan mengelus lembut rambut nindi.

"kalau suatu saat gue sudah lelah, terus gue pergi jauh.... Lo bakalan sedih ga?"

"jangan pulang sebelum di jemput nindi! tunggu waktunya, lo punya banyak rumah, Cakra, gue, dan temen sma Lo. rumah ga selalu bentuk bangunan kan?"

"ga usah nyeleneh kalau ngomong!" lanjut kala dengan tegas.

"maaf" lirih nindi, seakan tahu bahwa nindi ingin menangis.

kala segera membawa nindi ke dalam dekapannya, ia memberikan sentuhan lembut pada nindi.

kala berkali-kali mengecup kepala nindi.

🫀🫀🫀

nindi memasuki tempat yang mengeluarkan banyak warna lampu. ia melangkah dengan tatapan kosong dan duduk di bangku kosong yang tersedia disana.

nindi melihat ke arah sekitar, banyak sekali orang yang berjoget ria, meneguk banyak minuman berbotol.

tetapi, nindi gak menghiraukan semua kejadian itu. karena hal itu, sudah wajar di tempat seperti itu.

tak sengaja, ia melihat kala yang sedang berminum ria di tengah segerombolan lelaki.

"kenapa kala ada disini?" gumam nindi, tapi ia tak ada niatan membantu kala sekalipun. sebab ia tak ingin ada hal yang tak ia inginkan terjadi.

ntah kenapa, ia bisa berada disini. ia mengambil bungkus rokok yang ada slin-bag nya lalu ia menyalakan dan menghisap rokok tersebut.

batang demi batang ia habiskan hingga kini nindi sudah menghabiskan enam batang rokok. dan hanya tersisa Putung rokok yang ia letakkan di asbak.

rasa sesak menyerang dadanya, nindi berkali-kali memukul dadanya agar sesak itu mereda.

"mau minum?" tawar lelaki asing dengan menyodorkan minuman berbotol.

nindi melirik sekilas "tidak, terimakasih" tolak nindi secara halus.

"ayolah, apa kau tak ingin meminumnya? kasian paru-paru mu" nindi tak menghiraukan ucapan lelaki itu, segera ia meraih slin-bagnya lalu keluar dari tempat itu.

sepertinya ia salah tempat untuk menenangkan pikirannya kali ini.

🫀🫀🫀

"saya akan pergi selama seminggu, kau jangan pernah berkeliaran!" ucap bono yang memasukkan potongan buah apel pada mulutnya.

"satu lagi! walaupun saya tidak ada di rumah, bukan berarti kau bisa memakan yang ada di rumah ini! pakailah uang kau sendiri" nindi yang tadinya ingin memasukkan roti ke dalam mulutnya itu ia urungkan.

"Tanpa papa ucap, nindi akan selalu ingat. lagian untuk apa nindi memakan makanan dari hasil uang papa?"

"bagus! dan satu lagi, pacar saya akan tinggal disini selama seminggu. jadi kau harus bersikap baik padanya" ucao bono dengan tegas.

nindi terkekeh pelan lalu meletakkan rotinya di atas piring "bersikap baik? untuk apa? dia hanya orang lain yang merusak hubungan keluarga ini Di mata nindi! dia pelacur, dan nindi gak minat berbuat baik pada dia"

"jaga ucapanmu anak sialan! jangan kau merasa paling suci! kalau kau sendiri suka berkeliaran dengan lelaki. oh, atau kau sudah tak perawan ya?"

"apa maksud papa? kenapa malah jadi nindi? kenapa papa selalu menjelekkan nindi? se-najis itu nindi di mata papa?"

"papa sadar ga? kalau yang papa ucapkan itu nyakitin hati nindi? sudah berapa kali papa memberi ucapan tak senonoh ke nindi?"

"nindi anak papa, darah daging papa sendiri. tapi kenapa seakan-akan nindi itu orang lain di mata papa?"

"sudah cukup pa! selama ini papa nyakitin nindi, dan nindi hanya diam! sekarang nindi lelah, jadi kalau papa mau bunuh nindi detik ini juga silahkan" nindi merentangkan tangannya seakan pasrah dengan apa yang akan bono lakukan.

ada penyeselan sedikit yang tersirat di mata Bono, tapi tak ingin berlarut dengan situasi ini. ia putuskan untuk keluar dari rumah meninggalkan nindi yang pasrah.

TBC

siapapun tolong hujat si bono, ngeselin banget jadi manusia👿

eitsss, sebelum kalian ninggalin lapak ini, jangan lupa ninggalin jejak yh👿

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang