4

178 11 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

"non kenapa matanya sembab?" tanya pak Ali saat melihat nindi masuk mobil dengan keadaan mata sembab.

"nindi boleh peluk bapak?" pak Ali mengangguk, dan nindi pun langsung berhamburan ke dalam pelukan pak Ali.

"semua orang jahat pak, ga ada yang sayang sama nindi. nindi lelah... ga ada yang ngertiin nindi" ucap Indi di tengah Isaknya.

"kata siapa ga ada yang sayang sama non? ada pak ali sama bi afni non", ucap pak Ali dengan tangan mengelus lembut rambut nindi.

ntah berapa lama nindi menangis, kini tangisan itu mulai reda dan pak Ali mulai menjalankan mobil menuju rumah.

membutuhkan waktu tiga puluh lima menit untuk sampai di rumah nindi.

🫀🫀🫀

setelah sampai di pekarangan rumah, nindi langsung memasuki rumah dengan kepala yang terus menunduk.

"berapa nilai ulangan kau?" tanya bono dengan nada dingin, tetapi nindi hanya terdiam tak berkutik. ia tak berani berbicara.

"SAYA TANYA BERAPA NILAI KAU?!" nindi tersentak kaget, ia mendongakkan kepalanya dan menatap bono.

tak mengeluarkan suara, ia membuka tas-nya lalu mengeluarkan sobekan kertas yang tadi ia pungut di kelas.

ia mendekati bono dengan takut "maaf papa" bono yang melihat itu seketika emosi, tangannya melayang dan mendarat dengan kasar di pipi nindi sampai ujung bibir nindi sobek.

"dasar bodoh! saya malu punya anak seperti kau! tak diuntung sama sekali" nindi menunduk sangat dalam, tak mengatakan apapun bono meninggalkan ruang keluarga ntah kemana.

tak lama, bono kembali ke ruang keluarga dan menatap nindi yang setia menundukkan kepalanya.

"kau tahu ini apa?" nindi mendongak dan menatap barang yang di pegang oleh bono.

seketika kepalanya menggeleng karena tahu apa maksud bono "jangan papa.... jangan potong rambut nindi" ya, barang yang sekarang bono pegang adalah alat cukur rambut.

bono tak menghiraukan ucapan nindi, ia mulai mendekati nindi dan segera memotong rambut nindi tanpa aba-aba dengan alat cukur rambut yang sudah menyala.

nindi tak tinggal diam, ia terus memberontak supaya bono mengehentikan aktivisnya.

karena saking banyak geraknya, kepala nindi tak sengaja terluka karena terkena alat itu.

dan seketika itu, nindi hanya bisa terdiam tanpa ada perlawanan lagi. ia hanya bisa menangis, menangis dan menangis.

tak membutuhkan waktu lama, kini penampilan nindi berubah drastis. yang dulu ia mempunyai rambut, sekarang ia sudah botak.

"ini akibatnya bila kau melawan saya!" setelah itu bono meninggalkan nindi sendirian di ruang keluarga.

nindi terduduk lemas di lantai, ia memegangi kepalanya yang sudah tak punya rambut dan menatap sendu rambut yang berserakan di lantai.

"sekarang nindi ga punya rambut lagi..." lirih nindi

tak lama dari itu, bibi datang mendekati nindi dan memberikannya pelukan hangat. ia mengelus lembut punggung nindi yang bergetar.

"bibi... sekarang nindi jelek. nindi udah ga punya rambut" ucap nindi di tengah Isaknya.

"non tetap cantik Di mata bibi, ga ada yang bisa ngalahin cantiknya non" ucap bi afni yang menenangkan nindi.

dua menit berlalu, tangis nindi pun sudah berhenti dan bi afni bisa mengobati luka yang ada di kepala dan bibir nindi.

bi afni tak sengaja menjatuhkan air matanya di atas kepala nindi saat mengobati lukanya "bibi nangis?" tanya nindi dengan mendongakkan kepalanya, dengan segera bi afni menghapus air matanya.

"ga non, tadi itu cairan obatnya" nindi pun hanya mengangguk paham tanpa berniat membuka suara.

🫀🫀🫀

malam hari tiba, nindi berada di kamar dan sedang bersembunyi di dalam lemari karena papa dan mamanya lagi dan lagi bertengkar karena masalah.

ia menutup telinga rapat-rapat dengan kedua tangannya sebab earphone yang ia miliki satu-satunya hilang ntah kemana.

"berisik berisik berisik" gumam nindi berulang kali karena orang tuanya berbicara dengan nada yang sangat tinggi.

tak sengaja kakinya menyentuh barang yang ada di lemari, nindi mengambil barang itu dan ternyata itu adalah foto masa kecilnya bersama kedua orangtuanya.

"nindi kangen kita dulu.... ayo kembali lagi pa, ma" nindi memeluk selembar foto itu dan memejamkan matanya seakan tak lagi mendengarkan suara yang tadi menghantui perasaannya.

karena kantuk menyerang, akhirnya mu nindi pun tertidur di dalam lemari Yang sangat minim udara.

TBC

jangan lupa vote, komen, dan follow akun ini yaww 🫰🫰



SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang