38

65 5 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

keesokan harinya, Caca, risya dan nindi memaksa ansel untuk pergi ke lapangan sekolah.

"lo bawel banget dah, tinggal ikut doang" kesal nindi yang jenuh melihat Ansel terus memberontak.

"ya lo pada harus jelas, emang ke lapangan mau ngapain" ucap Ansel yang terus memberontak.

"mau ngepet" ucap nindi, Caca yang mendengarkan itu melepaskan tangannya dari tangan Ansel dan mengernyit bingung.

"ngepet bukannya malem ya?" ucap Caca dengan bingung.

nindi tak menghiraukan ucapan Caca, karena ansel lama. nindi menggendong ansel dari belakang.

"sialan! turunin gak!" ucap ansel yang memberi pukulan pada bahu nindi.

"diem atau lo gue lempar ke kali" seketika itu ansel diam.

sesampainya di lapangan, nindi menurunkan Ansel dari gendongannya.

tak lama, rafael yang notebane nya sebagai kakak kelas yang kemarin meminta bantuan pada mereka bertiga kemarin itu datang.

rafael berjalan mendekat ke arah ansel dengan tangan kanan yang ia sembunyikan di balik tubuhnya.

"mungkin aku ga bisa se romantis kayak orang lain, tapi.. kamu mau jadi pacarku?" rafael menekuk lututnya dan menjulurkan tangan kanannya yang berisi buket bunga.

"TERIMA! TERIMA!" sorak seluruh murid yang menyaksikan kejadian itu termasuk Caca, risya dan nindi.

Ansel tersenyum lalu mengangguk "aku mau kak" rafael bangkit dan berloncat karena senang.

ia langsung memeluk Ansel dan memberikan kecupan pada kening Ansel.

"thank you, i'm happy you can accept me as a partner. a partner who is also your place to come home to. I'm lucky to have you, my girl." bisik rafael yang hanya bisa Ansel dengar

🫀🫀🫀

nindi terdiam sambil melamun di halte bus depan sekolahnya. ia tak berniat beranjak dari tempat itu sejak 2 jam lalu.

beruntungnya, hari ini nindi mengambil cuti kerja. ia lelah bila setiap hari kerja tanpa henti.

langit yang mendung itu sangat mendukung suasana hatinya. ntah tanpa sebab, perasaan nindi kacau tiba-tiba.

tak lama, suara klakson motor mampu membuat lamunannya buyar.
"kenapa lo belum pulang?" tanya mikael yang duduk di atas motor.

"gapapa" ucap nindi dengan senyuman paksa.

Mikael melepas helmnya lalu turun dari motornya, ia menghampiri nindi dan duduk bersebelahan dengannya.

Mikael meraih kepala nindi, lalu ia senderkan ke bajunya. nindi sontak terkejut tetapi ia hanya diam.

"kalau butuh senderan, bilang aja" nindi tak menjawab, ia memejamkan matanya menikmati elusan tangan Mikael yang berada di tangannya.

tak terasa hampir setengah jam nindi menyenderkan kepala di mikael. tetapi yang Mikael heran kan, tidak ada pergerakan sama sekali dari nindi.

Mikael yang panik itu mengguncang tubuh nindi "nin? nin?"

"Lo gapapa?" tetap saja tak ada jawaban dari nindi.

dengan segera Mikael menekan nomor yang ada di ponselnya.

"syak, lo masih di sekolah kan?"

"...."

"gue boleh numpang mobil Lo? darurat syak"

"..." setelah itu panggilan terputus dan tak lama mobil yang di tumpangi rasyaka terlihat berada di depan halte bus.

"kenapa?"

"nindi pingsan" mikael bangkit dari duduknya dan menggendong nindi ala bridal style.

rasyaka tak kalah cepat, ia membuka pintu mobil supaya Mikael bisa memasukkan tubuh nindi.

🫀🫀🫀

"buka mulut Lo" ucap Mikael dengan menyodorkan sendok yang berisi makanan.

nindi menggeleng dengan membekap mulutnya sendiri "kenywangg" ucap nindi.

Mikael menghela nafasnya, perempuan yang ada di depannya ini sangatlah keras kepala..

Cupp

Mikael secara tiba-tiba mengecup kening nindi, yang membuat sang empu melotot dan melepaskan tangan yang ada di mulutnya.

dengan kesempatan ini, Mikael memasukkan makanan itu ke dalam mulut nindi yang sedikit terbuka.

"jangan bengong nin" nindi tersadar, dan memalingkan wajahnya agar tak menatap Mikael.

TBC

jangan lupa vote, komen dan follow akun ini ya sayankkk😙😙

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang