24

83 5 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

nindi dan cakra sedang memutari malioboro dengan bersepeda. ini kedua kalinya ia kesini dengan dua orang berbeda yang tak termasuk bagian keluarganya.

tangan kanan yang ia angkat dengan menikmati angin yang kencang hingga pohon meliuk ke kanan dan ke  kiri

"nindi senang?" tanya Cakra yang melirik ke arah nindi.

"SANGAT SENANG CAKRA!!" teriak nindi hingga beberapa orang menoleh ke arahnya, tetapi nindi tak memperdulikan hal itu.

Cakra tersenyum tipis saat melihat wajah bahagia nindi yang beberapa bulan tak ia pernah ia lihat lagi.

lalu mata Cakra tak sengaja menatap sesuatu sehingga ia tertarik untuk turun dari sepedanya.

nindi yang melihat Cakra turun pun ia jadi mengikutinya "kenapa turun?" tanya nindi.

"nindi tunggu disini dulu ya, Cakra ingin membeli sesuatu"belum mendapat jawaban dari nindi, Cakra terlebih dahulu menghilangkan diri dari hadapannya yang membuat nindi berdecak kesal.

tak lama, Cakra datang dengan deretan gigi yang ia tampilkan. "ngapain lo mesam mesem?" tanya nindi yang melihat sikap anek Cakra.

lalu tangan Cakra yang sebelumnya ia sembunyikan di balik badannya, kini tangan itu menjulur di depan nindi.

"ini bunga untuk nindi" ucap Cakra dengan senyuman manisnya.

"dalam rangka apa lo, ngasih gue bunga?" Cakra menggenggam seraya tersenyum.

"tidak ada, Cakra hanya ingin membelinya saja. karena melihat bunga ini sama seperti nindi, sama-sama cantik"

"bunga saja kalah cantiknya dari perempuan seperti nindi" nindi pun reflek mencubit pinggang Cakra yang membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"gombal Lo pasaran"

🫀🫀🫀

pagi harinya, nindi sedang bersiap-siap karena hari ini ia ada janji dengan Cakra.

nindi tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin yang besar itu, polesan di wajahnya menutupi wajah pucatnya.

lalu nindi mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk cakra.

nindi juga beberapa kali menelpon Cakra, tetapi tak ada jawaban dari pihak sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nindi juga beberapa kali menelpon Cakra, tetapi tak ada jawaban dari pihak sana.

waktu demi waktu, kini jam menunjukkan pukul 12.00 siang. selama 3 jam nindi menunggu Cakra.

lalu nindi membuka ponselnya lagi dan banyak sekali notifikasi dari cakra.

"sialan, pakek acara ketiduran lagi" gumam nindi dengan kesal.

"sialan, pakek acara ketiduran lagi" gumam nindi dengan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nindi melemparkan ponselnya dan menarik rambutnya sekencang-kencangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nindi melemparkan ponselnya dan menarik rambutnya sekencang-kencangnya.

tak ada tenaga lagi untuk menangis, ia hanya ingin rasa kesalnya menghilang.

saat kepala sangat pusing, suara kericuhan itu kembali terdengar di telinganya.

nindi meraung sangat keras, ia mengacak-acak seluruh isi kamarku guna untuk melampiaskan keamarahannya.

tetapi semakin lama, suara itu terdengar semakin jelas, atau mungkin semua tetangga terdengar oleh suara itu.

karena tenaganya sudah habis, nindi menjatuhkan dirinya dan menangis dengan lutut yang ia tekuk.

ia menangis dengan menatap atap-atap kamarnya, air matanya terus mengalir tanpa sebab.

hingga akhirnya ia tak sengaja menatap salah satu barang yang ada di atas mejanya.

cutter. nindi bangkit dari duduknya lalu menatap benda itu, di dorong lah benda itu hingga keluar isinya.

saat ingin menyayat tangannya, nindi di sadarkan oleh pikiran bersihnya.
ia melempar cutter itu, lalu menampar kedua pipinya.

"apa yang Lo lakuin nindi!!" marah pada dirinya.

"kalau cakra pergi, setidaknya masih ada kala yang menjadi alasan lo buat bertahan" gumamnya.

nindi menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu ia berjalan memasuki kamar mandi dan mengguyur badannya di bawah shower yang menyala.

"gue capek" lirih nindi.

"papa, mama. nindi sayang kalian, nindi capek kalau melihat kalian selalu berantem. kepala nindi selalu berisik, tidak pernah damai. tolong, perbaiki hubungan kalian seperti dulu demi anak kalian." lalu nindi terkekeh.

"nindi lupa. kalau kalian tidak menganggap nindi ada,  seakan nindi sudah mati sejak dulu. kalian selalu mementingkan ego kalian, kalian gak pernah damai dengan ego kalian. tolong, untuk sekali saja. jadilah alasan nindi supaya nindi masih bertahan disini. sewaktu-waktu, nindi bisa lelah dan menyerah. nindi tak sekuat orang lain yang memang sedang berada di posisi seperti nindi"

"maaf, kalian harus melahirkan perempuan lemah seperti nindi. perempuan beban, seperti nindi. tapi yang kalian tidak tahu, nindi berjuang seorang diri agar tak dipandang jelek oleh kalian. papa, mama tolong anggap nindi sekali saja. nindi ingin merasakan apa artinya keluarga"

TBC

HELLOWWW BRO! udah lama kayaknya aku ga update cerita ini, huhuhuhu.

gimana puasanya kali ini?

jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww🫰🫰

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang