🫀 HAPPY READING 🫀
2 bulan kemudian, nindi melaksanakan ulangan kenaikan kelas atau penilaian akhir semester.
dan sekarang, nilai ulangan itu sudah berada di tangan nindi. dengan keringat dingin, ia memasuki rumah yang sangat suram baginya.
langkah demi langkah, ia masuk ke dalam rumah. dan kini, nindi bisa melihat papa dan mamanya sedang melihat ke arahnya.
"hari ini nilai ulangan kau di bagikan kan?" saya ingin melihatnya" nindi menelan salivanya kasar, ia membuka tas-nya dan mengambil satu persatu kertas ulangan itu.
nindi memberikan kertas ulangan itu pada bono dengan tangan bergemetar.
bono melihat dengan seksama kertas itu lalu menatap tajam nindi yang sedang menundukkan kepalanya.
"bodoh! soal mudah seperti ini saja kau mendapatkan 95?" ucap bono dengan sengit.
"sama seperti kamu!" bono menunjuk ke arah naydila. "bodoh soal apapun! tak bisa diandalkan!" naydila yang tak terima itu menatap tajam bono.
"apa maksud mu? dia anakmu, artinya bodoh itu menurun dari kamu!" bono terkekeh lalu bangkit dari duduknya
"anak saya? sejak kapan saya menganggap dia anak saya?" sontak nindi mendongakkan kepalanya dan menatap kecewa ke arah bono.
"kalau kamu tak menganggap dia anak, lantas mengapa kamu membuatnya?? kenapa kamu menikahi saya? dasar pria tua tak punya hati!" ucap naydila dengan tatapan tajam, nindi hanya bisa diam sambil menutup kedua telinganya.
"sebaiknya kamu berkaca terlebih dahulu naydila! sekarang saya tanya, apa kamu menganggap dia anak?" naydila hanya diam, membuat bono tertawa keras.
"kamu sama seperti saya! sama-sama bejat, brengsek, tak mempunyai hati. jadi jangan sok suci!" ucap bono, lalu Bono mendekati ke arah nindi yang memejamkan matanya.
plakk
tamparan keras itu membuat nindi terhuyung ke belakang. "dasar anak tak tau di untung! pembawa beban saja!" ucap bono.
nindi membuka matanya, dan ternyata Bono tak ada lagi di depannya.
saat ingin bangkit, tiba-tiba ada sebuah pukulan yang mendarat di punggungnya, yang membuat nindi kembali terduduk.
"rasakan ini anak bodoh!" berkali-kali Bono melayangkan pukulan itu di punggung nindi, sedangkan naydila tak ada gerakan sedikitpun untuk membawa nindi. ia hanya diam sambil menatap nindi yang menangis histeris meminta tolong.
🫀🫀🫀
nindi memasuki kamarnya, lalu ia menangis sejadi-jadinya. dengan mata sembab, nindi membuka roomchat cakra.
lalu mereka berdua melakukan kegiatan video call. di tampilan itu Cakra dapat melihat mata sembab nindi."nindi kenapa?" tanya Cakra Dengan lembut.
"nilai gue jelek cak, papa marah. papa mukul gue pakek sapu" jawab nindi, Cakra yang mendengarkan itu merasa iba.
"gue sebodoh itu ya cak?" Cakra menggeleng dengan kuat.
"tidak kok! nindi anak pintar mungkin papa lagi lelah aja" ucap cakra.
"cakra gue boleh pulang?"
"TIDAK BOLEH! nindi harus hidup lebih lama lagi, Cakra akan selalu di samping nindi" nindi terkekeh.
"di samping? Lo nya aja ada di Jerman cak" Cakra diam membisu.
"apa yang harus gue harapkan lagi di dunia ini cak? rumah gue satu-satunya udah pergi, ortu gue ga pernah sekalipun nganggep gue anak. lantas, untuk siapa aku hidup cak?"
"nindi, maafin Cakra. kalau nindi ingin Cakra selalu ada di samping nindi, Cakra siap untuk pulang ke Indonesia sekarang kok" ucap Cakra, Dapat nindi lihat. Cakra bangkit dari duduknya dan berjalan dengan cepat.
nindi panik saat melihat Cakra tak main-main dengan ucapannya "cak, stop cak! gue ga nyuruh Lo pulang kesini! gue ga mau ngerepotin Lo"
Cakra berhenti, lalu kembali menatap layar ponselnya "Cakra tidak merasa di repotkan nindi! Cakra akan senang kalau nindi merepotkan Cakra! jangan bilang seperti itu, nindi sudah Cakra anggap saudara"
melihat wajah keseriusan Cakra, membuat nindi tertawa "kenapa nindi tertawa? ada yang lucu?" tanya Cakra heran.
"wajah Lo cak! serius amat." cakra memanyunkan bibirnya saat mendengar respon nindi.
"Cakra serius nindi!" nindi mengehentikan Tawanya dan mengusap air mata yang tadi jatuh karena tertawa.
"iya-iya cakra ganteng." ucap nindi.
"oh iya, btw tadi waktu chat Lo mau ngomong apa?" Cakra menggeleng.
"tidak jadi nindi, tidak penting juga. Sekarang yang terpenting itu nindi"
ucap Cakra dengan senyuman manisnya."cak, walau gue punya masalah. ada sebaiknya lo harus cerita sama gue, mau itu masalah seneng, sedih. gue bakalan denger cerita lo. kita sahabat kan?" tanya nindi, yang diangguki oleh Cakra.
"Cakra minta maaf ya nindi. ya sudah Cakra beritahu" ucap Cakra.
"jadi Cakra akan punya adik kecil!" lanjutnya dengan antusias, raut bahagia itu juga muncul di wajah nindi.
"wow, selamat cak! akhirnya Lo jadi abang. pasti seru ya punya adik? ga kesepian" ucap nindi.
"iya! setelah sekian lama Cakra berdoa, akhirnya cakra akan menjadi Abang!"
"tapi kalau lo udah jadi Abang, lo ga bakalan bisa manja-manja terus sama mami" seketika raut wajah cakra cemberut.
"kenapa? Cakra masih ingin bermanja-manja dengan papi dan mami" ucap Candra dengan lesu.
nindi hanya menggeleng pelan "ada saatnya papi dan mami sibuk dengan adik kecil, tapi lo ga perlu khawatir. kasih sayang lo dan adik lo nanti akan sama rata, mereka memperlakukan kalian sebagaimana hak anak"
TBC
jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww 🫰🫰
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.