🫀 HAPPY READING 🫀
"Amerta, ayo berpacaran" ucap cakra yang sedang rebahan di sofa rumahnya.
amerta yang asik bermain ponsel, sontak menoleh dan menatap Cakra tak percaya.
"apa yang barusan kamu ucapkan Cakra? berpacaran? apa kamu cinta denganku?" Cakra menggeleng.
"urusan cinta belakangan saja, lebih baik kita berpacaran" ucap Cakra.
"kamu pasti melakukan ini karena permintaan nindi bukan?" Cakra tak menjawab, ia bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamarnya.
setelah mendapatkan barang yang ia inginkan, cakra kembali ke ruang keluarga dan memberikan buket bunga yang ada di tangannya.
"mulai sekarang, kita berpacaran" ucap Cakra, nindi menerima buket itu dan memeluk tubuh Cakra.
"terimakasih Cakra, akhirnya cinta dan usahaku tak sia-sia" bisik amerta.
"maaf Amerta, cakra melakukan ini karena permintaan nindi. dan Cakra juga minta maaf pada nindi, karena berani menjadikan seseorang sebagai pasangan cakra" batin Cakra.
setelah itu, Amerta mengurai pelukannya. saat ingin mengecup pipi Cakra, Cakra terlebih dulu menahan tubuh amerta.
"jangan" ucap Cakra.
amerta pun hanya tersenyum tipis, setelah itu ia berbalik untuk mengambil minuman. tanpa ia sadari, Cakra memotret dirinya dari belakang.
pesannya sudah dibaca oleh yang bersangkutan, tetapi tak ada balasan sama sekali yang membuat Cakra menutup ponselnya.
sedangan nindi yang berada di berbeda negara oleh cakra, hatinya teriris melihat isi pesan itu.
"kala....." lirih nindi langsung melempar ponselnya di rumput dan memeluk tubuh kala.
kala yang tiba-tiba mendapat perlakuan seperti itu terkejut, ia melirik ponsel nindi.
tangan kanan kala mengepal erat "sialan!" batin kala.
lalu, kala membalas pelukan nindi dan mengelus punggungnya "keluarkan, jangan ditahan" bisik kala.
dan detik itu juga, wajah nindi dibanjiri oleh air mata. ia tak kuat bila cakra mempunyai kekasih, tetapi ia sadar diri, disini ia hanya berperan sebagai sahabat bukan keluarga.
🫀🫀🫀
nindi melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan tas selempang yang ia seret di bawah.
suara kericuhan kembali masuk ke gendang telinganya, dengan mata yang sembab nindi mendongakkan kepalanya "KALIAN SEHARI BISA DIEM GAK SIH?!" teriak nindi tanpa sadar, bono dan naydila yang mendengar itu sontak menoleh ke arahnya.
dengan tatapan marah, Bono mendekati nindi dan mencengkram erat rahangnya.
"bilang apa kau tadi?" ucap bono dengan tatapan tajam, tetapi nindi hanya diam mematung saat menyadari apa yang sudah ia lakukan.
"APA YANG KAU LAKUKAN TADI ANAK SIALAN!" teriak bono yang membuat nindi memejamkan matanya Takut.
tak mendapatkan jawaban nindi, Bono menarik rambut nindi dan mendorong tubuh nindi hingga membentur tembok.
lalu Bono mendekatinya lagi, dan mulai membenturkan kepala nindi berkali-kali ke tembok "ini akibatnya kalau kau berani macam-macam dengan saya!" ucap bono, nindi hanya diam dengan mata yang terpejam.
tak lama, nindi merasa pusing melanda otaknya. nindi berusaha membuka matanya dan kini pandangannya mulai memburam.
dan nindi pun hilang kesadaran, Bono yang menyadari itu menghentikan aktivitasnya lalu menendang kaki nindi. setelah itu, ia pun pergi meninggalkan rumah tanpa memperdulikan kondisi rumah yang berantakan karena ulahnya.
dua puluh lima menit nindi pingsan, kini ia membuka matanya perlahan dan ia dapat melihat bi afni ada di depannya.
"bibi..." lirih nindi yang membuat bi afni menyadari kondisinya.
"non udah sadar? bagaimana? kepalanya masih pusing?" nindi menggeleng samar seraya tersenyum.
"tolong anterin nindi ke kamar bi" ni Afni menggangguk, ia membantu nindi berdiri dan memapah nindi hingga sampai di kamar.
sesampainya di kamar, nindi merebahkan diri di kasur empuknya dan menatap langit-langit kamarnya.
"Lo disana apa kabar cak? pikiran gue berisik cak, papa mbenturin kepala gue ke tembok. sakit banget cak rasanya.. Lo hari ini abis kemana aja sama amerta? pasti bahagia ya disana, gue ikut dong cak. ajak gue, gue gamau jauh-jauh dari Lo."
"bener apa yang Lo katain, kala anak baik. dia perhatian sama gue, tapi kenapa rasa cinta gue ke dia ga ada? kenapa harus Lo? padahal kita hanya sebatas teman. maaf cak, gue ga mau jadi pacar Lo bukan tanpa alasan. gue gamau jadi beban Lo terlalu jauh, gue gamau lo punya pacar dari keluarga berantakan seperti gue" gumam nindi.
TBC
jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww 🫰🫰
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.