🫀 HAPPY READING 🫀
nindi menuruni anak tangga menuju meja makan dengan wajah yang sumringah.
ia tak sabar ingin berbicara dengan papanya "selamat pagi papa" sapa nindi yang hanya di balas oleh deheman.
nindi duduk di depan bono yang asik dengan ponselnya "papa tau hari ini, hari apa?"
"Selasa" nindi memanyunkan bibirnya saat bono tak mengingat peringatan hari ini.
"bukan itu papa"
"langsung inti saja!" ucap bono dengan tegas dan menatap tajam nindi.
"hari ini hari ulang tahun nindi" ucap nindi dengan bersemangat.
"lalu?"
"nindi ingin merayakan ulang tahun nindi bersama pa—"
"saya tidak bisa" potong bono dengan cepat, seketika bibir nindi menjadi melengkung ke bawah.
"kenapa papa?"
"saya tidak ada waktu untuk kau! dan juga, saya tak ingin mengeluarkan uang sepeserpun untuk kau, kalau gak berguna"
nindi menggeleng "tidak papa, nindi hanya ingin bermain bersama papa. itu saja, kalau memang nindi ingin merayakan dengan membeli kue, nindi bisa memakai uang nindi sendiri" Bono terkekeh dengan muka meremehkan nindi.
"uang sendiri? kau saja masih beban dalam hidup saya. palingan juga uang kau hanya dua ribu" Bono bangkit dari duduknya dan berjalan keluar rumah.
nindi hanya bisa terdiam menatap depan dengan tatapan kosong
tak lama, ada suara yang terdengar jelas di telinganya yang membuat lamunannya buyar "HAPPY BIRTHDAY NON NINDI!!" teriak pak Ali dan bi Afni, dengan tangan yang membawa kue ulang tahun.
nindi sontak menoleh ke asal suara dan tersenyum manis. ia bertepuk ria melupakan hal yang tadi membuka hatinya tergores.
"pak Ali dan bi afni inget ulang tahun nindi?"
"inget dong non, inikan hari lahirnya non nindi" ucap pak Ali dengan menjulurkan tangannya kedepan yang berisi kue ulang tahun.
"sekarang non doa, non nindi ingin apa di ulang tahun ke 12 ini. terus non tiup lilinnya" nindi mengangguk.
nindi mengangkat tangannya, dan mengadah "ya Allah, nindi ingin keluarga nindi kembali. nindi ingin menjadi anak kecil yang bahagia, nindi ingin papa dan mama kembali sayang pada nindi" setelah itu, nindi mengusapkan tangannya pada wajahnya dan meniup lilin.
lilin telah padam, nindi, pak Ali dan bi Afni bertepuk ria.
"tapi..."
"tapi apa non?" tanya bi afni.
"kalau nindi tak bisa merayakan ulang tahun nindi bersama papa, apa boleh nindi merayakan bersama teman nindi?"
"anak laki-laki yang kemarin nganterin non ya?"
"IYAAA!!" ucap nindi dengan bersemangat.
"namanya Cakra, dia sangat baik pada nindi. jadi apa boleh nindi merayakannya bersama dia?" lanjut nindi
"boleh saja non, tapi apa non ingat alamat rumahnya?" tanya pak Ali.
"nindi ingat sekali pak Ali, tapi rumahnya lumayan jauh. apa pak Ali mau mengantarkan nindi sepulang sekolah nanti?"
"kenapa tidak?" bahagia nindi tak bisa ia sembunyikan. nindi memeluk erat pak Ali"terimakasih pak Ali"
🫀🫀🫀
sore hari, nindi dan cakra berada di taman yang menjadi saksi pertama kali mereka bertemu.
mereka berdua duduk di bangku kosong yang tersedia di sana.
"kenapa nindi tidak merayakannya bersama papa nindi?"
"papa ku lagi sibuk, Cakra"
"jangan berbohong pada Cakra nindi!" kesal Cakra.
"sungguh, papaku memang sibuk kerja" Cakra menyentuh pundak nindi dan mengubah posisi duduk nindi menjadi menghadap ke dirinya.
"nindi, jangan bohong pada Cakra. semenjak kejadian itu, Cakra tak percaya kalau papa nindi itu sibuk kerja. ceritakan semua pada cakra yang membuat pikiran nindi berat, tetapi itu hak nindi buat menceritakan ini" hari jindi tersentuh mendengar ucapan Cakra.
tak kuasa menahan tangis, tanpa sadar ia memeluk Cakra dengan erat. ia meluapkan semua kelelahannya pada Cakra.
"lepaskan semuanya nindi, cakra ada bersama nindi" Cakra mengusap lembut punggung nindi.
lalu nindi mengurai pelukan dan Cakra mengusap lembut air mata nindi yang jatuh membasahi pipi "Cakra yakin ingin mendengarkan cerita nindi?" Cakra mengangguk mantap.
nindi menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan dengan perlahan. dan ia mulai menceritakan kisah hidupnya dari yang dulu ia sangat bahagia hingga sekarang.
TBC
jangan lupa vote, komen dan follow akun ini yaww 🫰🫰
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU LUKA [END]
Teen Fictiongadis yang tumbuh diiringi seribu luka, gadis kecil yang di paksa dewasa oleh keadaan.