55

77 5 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

nindi memasuki kelas yang sangat sepi, ia sengaja berangkat lebih awal supaya tak bertemu bono.

nindi menggelamkan kepalanya di tumpukan tangannya, tubuhnya sangat lemas karena ia tak mendapati asupan yang masuk ke dalam perutnya.

"buat Lo" ucap seseorang, nindi mendongakkan kepalanya dan melihat keberadaan Mikael di depannya dengan menyodorkan sebuah roti dan susu.

"gue kenyang"

"gausah bohong, wajah lo aja lemes gitu. ini dari ibu, bukan dari gue" mendengar kata 'ibu' nindi langsung menerima pemberian Mikael.

"ucapin makasih sama ibu ya" nindi tersenyum tipis dengan bibir pucatnya.

Mikael tak menjawab, ia menyentuh kening nindi yang terasa sangat panas "ayo ke uks"

nindi mengernyit "ngapain ke uks? gue baik-baik aja"

"temenin gue" nindi membentuk bibir berbentuk huruf 'o' dengan menganggukkan kepalanya.

"ayo"

mereka berdua pun berjalan menuju uks dengan nindi yang membawa pemberian mikael.

"tolong jagain cewek gue ya, jangan sampek dia kabur" ucap Mikael yang sudah tiba di UKS dan berbicara pada salah satu murid penjaga UKS.

lalu mikael beralih menatap nindi yang menatapnya kebingungan "lo tiduran aja"

"Lo Hari ini kenapa sih mik? aneh banget" ucap nindi.

"nin.. tidur" ucap mikael dengan mengelus lembut rambut nindi.

"kalau sakit, lebih baik Lo di rumah. gausah sekolah. sana tidur, ntar gue ijinin ke wali kelas Lo" nindi memutar bola matanya malas, akhirnya ia menuruti ucapan mikael.

Mikael tersenyum saat melihat nindi sudah dengan posisi tidur, ia mengecup singkat kening nindi lalu mengelusnya "gue pergi, makanan yang gue kasih dimakan. kalau ada apa-apa telpon gue" setelah mengucapkan itu, Mikael beranjak pergi dari ruang uks.

🫀🫀🫀

nindi melangkahkan kakinya dengan lemah memasuki rumah, lagi dan lagi ia memasuki rumah dengan kondisi kapal pecah.

ia dapat melihat bi Afni yang sibuk membersihkan semua kerusuhan yang dibuat oleh bono.

nindi menghampiri bi Afni lalu mencegahnya "biar nindi aja bi, ini ulah papa. biar nindi yang tanggung jawab" ucap nindi dengan mencekal tangan bi Afni.

"tapi non, ini udah tugas bibi. lebih baik non nindi istirahat, katanya den mikael non nindi tadi sakit" nindi menggeleng lemah dengan tersenyum.

"biar nindi aja bi" ucap nindi dengan lembut, bi afni pun luluh. ia pamit undur diri menuju dapur.

lalu nindi membersihkan kekacauan itu, tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi. ntah mengapa, perasaannya hari ini sangat tak karuan.

"kangen mama" lirih nindi dengan tangan yang masih sibuk membersihkan serpihan kaca.

setelah membersihkan semua kekacauan yang ada, nindi berjalan menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum ia bekerja di cafe.

🫀🫀🫀

"nindi?" panggil seseorang saat nindi sedang melayani pelanggan di depannya.

nindi mendongakkan kepalanya dan ia mendapati keberadaan kala yang sedang menatapnya.

"Lo kemana aja? kenapa Lo ngilang?" nindi gak menjawab, setelah ia menyajikan makanan untuk kala nindi tersenyum.

"silahkan di nikmati kak" saat ingin berbalik, kala mencekal tangannya "gue kangen Lo" mau tak mau nindi berbalik badan menghadap kala.

nindi terkekeh "Lo ga sadar apa yang Lo lakuin selama ini? munafik lo kal, di saat gue mencoba nerima lo, Lo malah ninggalin gue. Lo pikir gue barang?"

"nin? gue bisa jelasin"

"mau jelasin kayak gimana lagi kal? gue udah muak Lo selalu ngirim pesan buat gue. kita udah punya kehidupan masing-masing alangkah baiknya kita seperti orang asing yang ga pernah ketemu"

"gue masih cinta sama lo nin" ucap kala

"jangan seenaknya mainin perasaan perempuan kal, perempuan itu berharga, ga seharusnya Lo buat main sesuka Lo"

"cintai cewek lo seorang diri, jangan ada orang ketiga di hubungan kalian. jaga diri lo, jangan suka melirik kesana kemari. jaga perasaan cewek Lo, cewek kalau udah sakit hati. dendamnya bukan main-main" setelah mengucapkan itu, nindi pergi meninggalkan kala.

TBC

kurang beberapa part lagi mau ending nih, yang belum vote dan follow di pencet dulu yuk🫨🫨

SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang