30

88 4 0
                                    

🫀 HAPPY READING 🫀

"gue mau jujur tentang perasaan gue" nindi menatap kala lalu menarik dan menghembuskan nafasnya berat.

"gue suka sama Lo" ada senyuman yang terbit di wajah kala.

"tunggu apalagi? kita pacaran saja" ucap kala dengan bersemangat.

nindi menggeleng samar, ia menundukkan kepalanya dan sibuk memainkan jarinya. "gue hanya suka sama Lo, bukan cinta. terlalu susah buat gue untuk buka hati... cinta gue masih ada di cakra.. kisah Cakra dan nindi belum usai, terlalu susah kala"

lalu nindi mendongakkan kepalanya dan menatap kala yang sedang menatapnya juga "tunggu kisah cakra dan nindi usai ya? gue bakalan mati-matian buka hati untuk Lo.. tapi untuk saat ini, gue ga bisa. gue ga mau jadiin lo tempat pelarian, gue ga mau nyakitin hati Lo. Lo udah berbuat apapun untuk gue, dan kalau gue jadiin Lo tempat pelarian kayaknya ga adil"

kala meraih tangan nindi dan mengelus lembut. ia tersenyum melihat wajah sendu nindi "sampai kapanpun, gue akan selalu menunggu Lo.." kala meletakkan tangan nindi tepat dimana hati berada "lo akan selalu singgah disini" kala tersenyum sanga manis yang membuat nindi semakin merasa bersalah.

🫀🫀🫀

"makasih udah nganterin gue" kala tersenyum dan mengangguk.


"mandi, terus makan." nindi mengangkat tangannya seolah bersikap hormat "siap bos" ucap nindi.

kala terkekeh dan mengacak rambut nindi "lucu" ucap kala, nindi reflek diam.

ntah ada sesuatu yang berbeda dari dalam tubuhnya.

"sana masuk"

nindi menggangguk "bye kala"

saat nindi berbalik badan, senyumnya semakin melebar ketika melihat mobil yang tak asing bagi dirinya.

segeralah ia masuk mengabaikan sapaan pak Ali.

brakk

pintu utama yang ia buka secara kasar dan menampilkan naydila yang sedang membawa koper.

"mama mau kemana?"

"saya akan cerai dengan papa kamu! saya sudah muak dengan perilaku laki-laki sialan seperti dia" ucap naydila.

nindi meraih tangan naydila "boleh nindi ikut mama? nindi capek kalau tinggal dengan papa" ucap nindi dengan penuh harap.

tetapi tangan nindi di sentak oleh naydila, dan naydila pun menatap tajam "saya tidak akan membawa beban seperti mu! kamu hanya pembawa sial!"

"kalau nindi beban dan pembawa sial, kenapa dulu mama melahirkan nindi? kenapa ma? kalau nindi bisa memilih, nindi juga tak ingin dilahirkan. nindi lelah dengan semuanya! tak ada yang mengerti hati nindi, nindi juga muak sama seperti mama. di dewasakan oleh keadaan itu gak enak ma.." nindi mulai meneteskan air matanya tapi naydila tetap tak memperdulikan hal itu.

"mental nindi selalu terguncang, nindi berusaha sembuh sendiri. banyak trauma yang nindi simpan di dalam raga ini ma... apa mama sesekali pernah mengerti keadaanku?" nindi menggeleng lemah.

"mungkin kalau bukan karena Cakra dan kala, nindi udah ga ada disini lagi ma.. hanya mereka yang menjadi alasan nindi bertahan, hanya mereka yang mengerti keadaan nindi, hanya mereka yang memberi sayang pada nindi" sangat sesak sekali mengatakan itu secara langsung pada naydila.

dengan tangan yang bersedekap di depan dada, naydila tersenyum remeh "sudah ceritanya? mau kamu bercerita beribu-ribu kali, saya tidak akan peduli lagi padamu. karena saya merasa, saya tidak punya anak seperti dirimu!" setelah mengucapkan itu, naydila menginjakkan kakinya keluar rumah untuk terakhir kalinya.

nindi terduduk lemas, ia menatap mobil naydila yang mulai menghilang dari pekarangan rumahnya.

beberapa menit ia diam merenungi kisah hidupnya, nindi bangkit dari duduknya dan melangkah tak bersemangat menuju ke kamarnya.

saat melewati kamar bono, nindi tak sengaja mendengar suara aneh dalam kamar itu. ia mengepalkam tangannya erat dan dengan nafas yang menggebu-gebu.

ia berjalan mendekati kamar bono, lalu membukanya dengan kasar. hingga kedua orang yang berbeda jenis kelamin itu menghentikan aktivitasnya dan menatap ke arahnya.

"kenapa kau masuk ke kamar saya" nindi hanya diam, tetapi masih menatap bono dan perempuan asing itu dengan tatapan tajam.

nindi mendekati kasur Bono, lalu menarik perempuan itu hingga turun dari kasur dan melihatkan tubuh polos perempuan itu.

nindi mendorong tubuh perempuan itu dan menjambaknya "DASAR JALANG SIALAN! KARENA LO KELUAR GUE HANCUR! KARENA LO MAMA DAN PAPA GUE PISAH!!" ucap nindi dengan nafas menggebu-gebu.

nindi mencakar perempuan itu, ia bisa leluasa melakukannya karena tak ada perlawanan dari perempuan itu.

tetapi aktivisnya tak berlangsung lama, sebab Bono menarik tubuhnya menjauhi perempuan itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak bono di depan wajah nindi.

bukannya takut, nindi semakin menatap bono dengan tatapan tajam. "kenapa? papa mau tampar nindi?" tanya nindi dengan menepuk pipinya "PUKUL PA, PUKUL!" air mata itu keluar tanpa seizin nindi.

TBC


SERIBU LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang