Chapter III

6.3K 280 36
                                    

"Makasih, Kak." ucap Amelia lembut.

Rony mengangguk, "Sama-sama, langsung istirahat ya. Soalnya besok kegiatan kita padet." nasihatnya lembut.

Amelia mengangguk patuh, "Iya, Kak. Kakak hati-hati ya pulangnya."

Rony tersenyum, hatinya menghangat. "Apa ini tanda kalo Amel juga suka sama gue? " batin Rony menerka-nerka dengan sendirinya.

"Lo masuk dulu, baru gue pulang."

Amelia lagi-lagi mengangguk, "Oke, dadah, Kak." ucapnya sembari melambaikan tangan.

Rony memperhatikan gadis itu hingga tak lama gadis itu hilang tertelan pintu.

Amelia sadar kakak kelasnya itu pasti menyimpan rasa padanya, tapi ia juga tidak mungkin berlaku kasar maupun jutek pada lelaki baik itu. Jika disuruh memilih antara Rony dan Bagas sudah tentu Amelia akan memilih Bagas, padahal yang sering berinteraksi dengannya adalah Rony tapi namanya juga cinta, cinta tidak bisa dipaksakan bukan?

Tapi dengan semua perhatian yang Rony berikan padanya bisa saja membuat hatinya berpaling. Perempuan memang rumit, ia bahkan lebih menyukai lelaki yang menurutnya sulit untuk digapai dari pada lelaki yang bereffort besar untuknya. Sesingkat kata orang 'Tipe lo kaya gimana? ' jawabannya 'Yang mustahil' lucu memang, tapi itulah cinta. Bukan lucu tapi aneh lebih tepatnya.

Rony melajukan kembali motornya kearah sekolah, sebenarnya rumah Amelia tidak begitu jauh namun lumayan menguras tenaga jika berjalan dari sekolah. Sehingga dengan waktu cepat Rony bisa mengantarkan gadis itu dengan selamat.

Ia jadi teringat Salma-temannya. Barangkali gadis itu belum menemukan angkutan umum jadi Rony berinisiatif untuk mengantarkan gadis itu pulang kerumahnya.

Saat sudah sampai halte didepan sekolah yang sebelumnya Salma berada disana tapi sekarang Salma sudah tidak ada.

"Apa udah pulang ya? " ucap Rony dalam hati.

Tidak memberhentikan motornya Rony langsung tancap gas meninggalkan area sekolah untuk segera pulang. Langit juga sudah mulai gelap, azan maghrib sebentar lagi pasti berkumandang.

Rony melajukan motornya cukup cepat namun saat melewati daerah lahan kosong yang ditumbuhi ilalang tinggi dan semak belukar membuat motor Rony melaju sedikit pelan saat samar-samar ia mendengar rintihan seseorang.

Ia berhenti tepat didepan area lahan kosong itu, ia pandangi rerumputan tinggi disana sambil terus menajamkan pendengarannya. Suara  tangisan merintih itu semakin terdengar jelas. Tiba-tiba sekujur tubuhnya berubah merinding.

"Masih sore loh ini masa udah ada setan? " ucapnya pelan.

"Ronyyy..."

Rony mengerutkan keningnya kala mendengar suara yang tidak terlalu jelas memang namun mampu Rony dengar dengan jelas meski samar.

"Kaya suara Salma? " batinnya.

"Sal? " teriaknya.

Jantung Salma berdegup cepat saat mendengar suara itu, "Rony tolongin gue." batinnya menjerit.

Harapan Salma untuk lepas dari jerat lelaki brengsek berotak mesum ini kembali naik kepermukaan setelah samar-samar mendengar suara Rony. Entah tenaga dari mana Salma berhasil menendang selangkangan lelaki itu menggunakan lututnya.

Lelaki itu membungkuk memegang area sensitifnya sambil mengerang kesakitan. Karena mendapat celah untuk kabur Salma segera berlari meninggalkan lelaki itu. Suaranya mulai serak.

"Ronyyyyy...." teriaknya dengan sisa-sisa suara yang ia punya.

Langkah Salma terseok-seok karena tubuhnya benar-benar lemas apalagi dipengaruhi oleh datang bulan sehingga tubuh Salma rasanya seperti remuk tak berbentuk.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang