Chapter LVI

6.2K 399 47
                                    

Salma menangis haru kala potongan tubuh terakhir Angel sudah ditemukan, rasanya tak bisa dideskripsikan. Antara senang, sedih dan haru bercampur jadi satu.

Senang karena sebentar lagi Angel akan dikubur dan pergi dengan layak dan tentunya perempuan itu bisa bertemu dengan Ibundanya sedangkan sedih karena Angel akan pergi selama-lamanya. Serta haru karena misi ini berjalan hampir empat bulan kurang lebih dengan penuh cerita disetiap lokasinya. Itu yang membuat Salma haru, ia tak menyangka bisa menyelesaikan misi ini dengan secepat ini pula. Dan bersyukurnya Salma Tuhan selalu memudahkan perjalanannya.

Esok Salma dan Rony sudah harus melaksanakan Ujian Nasional dan hari ini, Minggu. Misi ini sudah rampung, mission complete. Salma menangis terisak penuh haru. Berikut dengan Angel dan semua orang yang ada.

Rony merengkuh Salma yang nampak tak kuasa menahan haru, bahkan hanya untuk memindahkan potongan kaki kanan Angel ke kain kafan saja Salma belum siap. Salma memeluk Rony dengan erat, Rony sesekali mengecup pucuk kepala Salma dengan sayang, mengusap punggung Salma yang bergetar dengan halus penuh perasaan.

"Kita berhasil, Ron. " isak Salma.

"Salma terima kasih, terima kasih. " ucap Angel berkali-kali. Ia berjongkok menyentuh tulang belulangnya. Menangis haru.

Tak luput Juan dan Galih yang membersamai mereka dalam misi ini pun sama harunya. Mereka hanya bisa menunduk seraya berucap syukur dan lega karena Tuhan memudahkan segala prosesnya.

Rony mengelus punggung Salma yang bergetar, Rony yakin Salma pasti bimbang dan dilema. Perasaan gadisnya saat ini pasti benar-benar kacau.

"Ca."

Salma melonggarkan pelukannya, ia menatap Rony haru seraya tersenyum tulus. "Makasih ya udah bantuin aku sama Angel, kalau bukan karena bantuan kamu sama Bang Galih dan Bang Juan misi ini gak mungkin selesai secepat ini." ucap Salma dengan suaranya yang sedikit bergetar menahan isak tangis haru.

Salma menatap Galih dan juga Juan. "Abang-Abang makasih ya, udah mau bantuin gue tanpa banyak protes. Misi ini selesai, alhamdulillah. " Salma menghirup napasnya dalam-dalam berucap syukur berkali-kali pada sang maha kuasa.

"Kita juga seneng, Sal. Bisa bantuin kalian. Lagi pula misi ini tujuannya untuk kebaikan, dan semoga menjadi pahala jariyah juga buat kita semua yang udah ikhlas bantuin Angel buat ngumpulin semua tulang-tulangnya. Misi selanjutnya kita harus memakamkan Angel dengan layak dan semoga Angel bisa tenang disana setelah ini ya." sahut Galih, penuh haru.

Salma tersenyum, ia menatap Angel yang masih menangis menatap tulangnya.

"Angel, lo mau bilang makasih ke mereka? " tanya Salma.

Angel mendongak lalu bangkit, ia mengangguk. "Iya, Salma. Boleh aku meminjam tubuh kamu? "

Salma mengangguk dengan senang hati, Salma memejamkan mata. Tak lama Angel masuk kedalam tubuhnya. Ini kali pertama Juan dan Galih bisa berkomunikasi dengan Angel, keduanya sempat terkejut sedangkan Rony menyambut Angel dengan senyumnya.

Angel melihat Rony, ia tersenyum. "Terima kasih, Rony. "

Rony merengkuhnya cepat, mengecup pucuk kepalanya. "Angel jangan pergi. " ucap Rony sedikit bergetar.

Angel mengelus punggung Rony, "Tidak ada yang kekal didunia ini Rony. Setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan ya. Rony terima kasih sudah membantu aku ya, aku tidak akan pernah melupakan kamu. "

Rony melepaskan pelukannya, ia menangkup pipi Salma. Sorotnya berbeda karena ini bukan Salma. Ini Angel. Kali ini air mata Rony meluruh, sedih. "Angel kamu bisa kan bertahan lebih lama lagi? "

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang