Tito dan Bagas sedari tadi sudah nangkring dikantin, keduanya kembali akur sejak mendapat masalah yang sama. Tito yang galau karena keduluan Rony dalam mengincar Salma, rasanya kesal belum sempat berjuang tapi sudah dipatahkan. Kadang jatuh cinta bisa secepat itu dan melupakannya yang kadang cukup sulit, seperti yang kini dialami Tito. Sementara Bagas karena galau sering ribut dengan kekasihnya.
Sejak saat itu, Amelia nampak semakin marah pada Bagas. Keduanya khilaf, dan melukakan hal yang tak senonoh. Amelia sempat murung dua hari lamanya, syok atas apa yang diperbuatnya. Saat melakukannya jujur Amelia tak sadar, karena nikmat? Ya, mungkin saja. Amelia sadar ia terlena, waktu itu ia hanya pasrah. Mungkin karena napsu yang sudah menguasai.Saat sadar Amelia semakin kesal pada Bagas, sejak saat itu pula hingga saat ini semua sosial media Bagas ia blokir. Bagas semakin merasa menyesal, ia pikir setelah ia bisa menyentuh Amelia seutuhnya gadis itu akan luluh. Ternyata semakin kacau.
Kedua lelaki yang katakan sama-sama sad boy itu tengah termenung dikantin. Mereka keluar ditengah pelajaran, tidak belajar serius. Sama saja hanya membahas soal liburan panjang natal dan tahun baru. Karena bosan keduanya memilih pergi dengan alibi kamar mandi namun keduanya justru berhenti dikantin.
Keduanya kembali akrab seperti sedia kala, terkadang saling curhat dan membenci satu orang yang sama. Ya, Rony orang yang mereka benci.
Bagas selalu merasa kesal dan tersaingi, mantan kekasihnya masih saja mengejar-ngejar Rony sedangkan ia berusaha mati-matian untuk membujuk gadis itu agar kembali dengannya. Sebenarnya Tito sudah mencoba untuk ikhlas namun Bagas seringkali mengotori pikiran Tito dengan kebencian, katakan saja menghasut.
"Sekali-kali kayanya gue harus kasih pelajaran sama si Rony. Gara-gara dia Amel jadi mutusin gue dan gak mau balikan lagi sampai sekarang." rahangnya mengeras dengan tangan mengepal. Menahan kesal.
Tito didepannya menyahut, "Lo gak usah macem-macem lah, Gas."
"Lo, gak sakit hati apa? Si Rony udah rebut Salma dari lo, To." hasut Bagas, kadang benci membutakan segalanya.
Tito berpikir, semenjak Rony yang ditinggal Ayahnya dan Salma yang juga ceria bersama Rony membuat Tito perlahan mundur namun dengan semua celoteh Bagas perlahan-lahan menumbuhkan bibit-bibit kebencian dari hati Tito."Lagi pula lo yang lebih cocok sama Salma dari pada si Rony."
Mendengar itu membuat Tito sedikit salting, bahagia rasanya. Ia membayangkan bagaimana asyiknya menjalin hubungan dengan gadis periang seperti Salma. Rasa tak relanya kembali membumbung.
"Masa lo nyerah sih, To. Mereka baru aja pacaran. Lo masih bisa kok rebut Salma dari cowoknya."
Merasakan Tito yang diam membuat Bagas tersenyum miring, ia merasa berhasil telah mencuci otak Tito agar ia mempunyai teman untuk membenci orang yang sama.
"Sekali-kali ngerjain si Rony seru kali ya." seru Bagas, tersenyum miring.
"Apa yang mau lo lakuin sama dia? " tanya Tito, memang sudah semakin terhasut oleh celotehan dari mulut Bagas.
"Bentar lagi si Rony pasti sama Salma kekantin. Gue punya ide." Bagas mengeluarkan botol kaca kecil berisi serbuk.
"Obat pencahar? " tanya Tito, Bagas mengangguk. "Nanti lo mantau Rony pesen makanan apa, nanti gue yang bakal taro obat pencahar ini ke makanan dia. Gak jahat kok, kita cuma bikin dia diare doang." sahut Bagas.
Tito nampak berpikir, "Boleh juga ide, lo."
Bagas tersenyum senang, "Kalau Rony dateng lo langsung gabung sama dia."
Tak lama Rony datang bersama Salma, orang yang mereka tunggu. Keduanya sama-sama menyeringai menatap penuh dendam. Kekuatan cinta memang sedasyat itu bisa mengubah yang baik menjadi jahat, lebih tepatnya bukan cinta tapi cinta yang berubah obsesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Teen Fiction#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...