Chapter LVIII

9.8K 444 172
                                    

Dalam pengertian pernikahan secara umum adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk hidup berketurunan dan saling melengkapi.

Selain saling melengkapi dan memiliki keturunan, tujuan menikah adalah menciptakan kebahagian. Meski bukan tidak mungkin akan ada lika-liku dalam berumah tangga, namun berbagai tantangan itu bisa semakin memperkuat pernikahan, bila pasangan itu saling mencintai dan berusaha memahami satu sama lain.

Pernikahan merupakan ibadah yang mulia dan Suci. Pernikahan tidak boleh dilakukan sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah terpanjang dan harus dijaga hingga maut memisahkan.

Dekorasi yang dibuat nyaris sama dengan mimpi Salma kala itu, mereka dinikahkan dikediaman Salma. Lebih tepatnya diruang terbuka dibelakang halaman rumah Salma yang cukup luas.

Pagi hari ini para hadirin dan tamu undangan hanya beberapa segelintir orang saja, yakni keluarga dari kedua mempelai, tetangga, kerabat dan juga teman-teman sejawat.

Tema pernikahan ini mengusung tema sederhana, asri dengan banyak bunga-bunga seperti permintaan Salma.

Kursi sudah penuh berikut dengan meja akad yang sudah ada Rony beserta Panji dan juga seperangkat petugas dari KUA setempat.

Jantung Rony berdebar luar biasa, semalaman ia menghapal kalimat ijab dan qobul yang harus diucapkannya.

Mc nyeletuk, "Mas Rony gak usah tegang, ya. Hapalin aja yang bener nanti salah sebut lagi." guraunya.

Rony beberapa kali menghela napas, menormalkan kegugupan. Keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Padahal hari masih pagi, pukul tujuh. Rony menautkan tangannya untuk berdoa.

Panji melihat kegugupan calon menantunya itu, ia terkenang kala waktu itu ia merasakan hal yang sama seperti yang Rony rasakan. Gugup, khawatir salah ucap. Rasa tak percaya yang tergabung dalam rasa sedih dan senang bercampur jadi satu.

"Ya Allah mudahkanlah lisan ku untuk menyebutkan ikrar janji suci ini. " Rony menunduk memejamkan mata seraya berdoa.

"Apa mempelai pria sudah siap? Sesuai dengan jadwal, akad akan segera di langsungkan. " ucap MC.

"Ron."

Rony mendongak, wajahnya nampak gusar sekali. "Siap, Nak? " tanya Panji.

Rony menghembuskan napasnya perlahan, mencari ketenangan lalu mengangguk. "Bissmillah, Rony udah siap, Yah. " sahut Rony, mantap.

Panji tersenyum lalu menepuk pundak Rony. "Rileks, Ron. Jangan tegang nanti lupa kalimat ijab qobulnya. " petuah Panji, lembut membimbing lelaki yang sebentar lagi akan menggantikan tugasnya dalam menjaga buah hati tercintanya.

Acara berlanjut kalimat pembukaan yang diucapkan oleh penghulu serta ada kultum singkat sebagai wejangan dilanjut doa menjelang prosesi pernikahan. Mempelai pria, wali nikah, saksi nikah dan sederet petugas dari kantor keagamaan beserta semua simpatisan mendadak merinding saat tangan Panji dan Rony saling berjabatan.

Salah satu saksi nikah nampak memegang mic untuk Rony. Rony menatap lelaki paruh baya didepannya, lelaki yang akan menjadi Ayahnya juga dalam beberapa menit kedepan.

Momen sakral ini menjadi waktu mustadzab juga untuk berdoa karena para malaikat sedang menaungi tempat itu sembari terus berdoa.

"Silahkan, Pak. Diucap kalimat ijab dan nanti Mas Rony yang akan menjawab qobulnya. " intruksi penghulu.

Panji menatap Rony, Rony nampak menangguk pelan. Jabatan tangan mereka kuat sekali, Panji mati-matian menahan haru. Kalimat yang akan ia ucap secara tidak langsung juga akan menyerahkan putrinya pada lelaki dihadapannya. Lelaki tampan tambatan hati putrinya.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang