"Ya Allah, manis banget sih ciptaan-Mu yang satu itu. " lirih Salma, pelan.
Brak!!
Byur!!
Salma terkejut kala benda dingin mengguyur pahanya. Basah.
Salma mendongak menatap syok seseorang yang entah sengaja menyiramnya atau memang tak sengaja?
"Lo?! "
"Ups, sorry, Kak. "
Salma bangkit, "Lo sengaja kan nyiram gue, Mel? " Salma sudah tersulut emosi.
Amelia menunduk, takut. Tapi disatu sisi ada hasrat menggebu yang membuatnya ingin sekali menyiram Salma, mungkin ngidam? Bisa saja. Amelia sendiri masih menyangkal semua itu, ia takut dan tak siap menerima kenyataannya. Bahkan untuk melakukan tes pun ia enggan.
Mendengar keributan itu membuat Rony berbalik, ia melihat Salma yang sedang adu mulut dengan seorang gadis yang Rony kenal. Ya, Amelia.
Rony berlari menghampiri keduanya yang sudah diperhatikan masa. Meninggalkan pesanan makanan yang belum siap.
"Maaf, Kak. Aku gak sengaja. " ucap Amelia.
"Gak sengaja lo bilang? Gue lagi duduk ya, Mel. Kecuali gue lagi berdiri nabrak lo. Baru gak sengaja. "
"Yaudah sih, maaf. Gitu doang kok repot. " balasnya sewot. Salma menahan emosinya. Banyak pasang mata memperhatikan keduanya, ada yang ingin ikut campur namun enggan. Hanya sekedar bisik-bisik riuh saja.
"Ca." panggil Rony.
Rony bisa melihat keadaan Salma, rok abunya basah. Terlalu menerawang jika basah seperti itu.
"Ca, duduk. " titah Rony, meski begitu Salma menurut.
"Maksud lo apa, Mel? Lo kan yang nyiram Salma? " tanya Rony masih dengan nada santai, sementara Salma hanya diam mengontrol emosi.
"Aku gak sengaja, Ron. " belanya.
"Kejadiannya kaya gimana, Ca? " tanya Rony pelan, ia berjongkok disamping Salma. Menatap Salma yang bahunya sedang naik turun, emosi.
"Aku lagi duduk, tiba-tiba dia nabrak tubuh aku terus nyiram rok aku. " jelasnya.
Rony kini menatap Amelia, "Bener itu, Mel? "
"I-iya, tapi kan gak sengaja." jawabnya, kaku.
Rony bangkit seraya menatap gadis itu tajam. "Gak sengaja lo bilang? " nadanya dingin.
"Orang waras mana yang nabrak orang lagi duduk terus nyiram orang itu lagi kalau bukan disengaja? " tambah Rony penuh penekanan.
"Udah cukup lo hancurin hidup gue, tapi jangan sekali-kali lo berani nyentuh cewek gue. Paham, Mel? " ucap Rony tegas, tajam.
"Ron, kok kamu marah-marah sih sama aku? " cicitnya, menunduk. Amelia menangis, entah perasaannya bisa sesensitif ini.
Salma berdecih, memalingkan pandangan. Rony tersenyum miring, "Sebelum gue marah lebih besar lagi, mending lo cabut dari sini." Rony masih bisa menahan emosinya.
Amelia menatap Rony nyalang, penuh emosi dengan mata memerah. Berair.
"Kemana sikap kamu yang dulu lembut sama aku, Ron? " tuturnya, pilu.
Ia kali ini menatap Salma nyalang, ia mendorong bahu Salma cukup keras. "Ini pasti gara-gara lo kan Salma? " bentaknya.
"Heh! " bentak Rony, Amelia ciut.
Rony menarik tangan gadis yang ia pikir sudah gila itu, keributan ketiganya jadi tontonan khalayak. Rony mengahalangi tubuh Salma dari gadis itu.
"Berani lo bentak-bentak Salma." geram Rony.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Teen Fiction#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...