Chapter XVI

5.3K 245 57
                                    

"Ron, lo kenapa sih? "

Salma hanya berucap pelan, tiba-tiba ia ingin buang air kecil. Tubuhnya masih sedikit lemas, ia turun dari blankarnya sambil membawa tiang yang berisi cairan infus untuk berlalu ke kamar mandi yang terletak diujung ruangan.

Lama Salma didalam kamar mandi karena tiba-tiba ingin buang hajat.

Rony melenguh pelan, ia mengerjapkan netra lalu menatap sekeliling. Tengkuknya sakit sekali mungkin salah posisi tidur.

Sepi?

Itu yang Rony lihat, ia langsung bangkit. "Apa Salma udah pulang atau dipindah ruang rawatnya ya kok sepi gini? Tapi..." ucapan Rony dalam hati terputus saat Salma keluar dari kamar mandi.

Salma menyapa Rony, "Udah bangun lo? " ucapnya basa-basi.

Rony menatap gadis itu. "Yang lain kemana? "

"Udah pulang."

"Hah? " Rony heran, mengapa ia ditinggalkan?

"Lo jengukin orang bukannya tanya udah sembuh atau apa kek ini malah molor." tambah Salma sebal, Rony bangkit membantu gadis itu kembali ke blankarnya.

Ia menarik kursi lalu duduk didepan Salma, "Sorry, lo udah enakan? " Salma mengangguk sebagai jawaban.

Tak lama pintu terbuka ada perawat mengantarkan makanan dan juga obat yang harus Salma konsumsi.

"Permisi, Kak. Makanan sama obatnya jangan lupa dimakan dan diminum ya. Biar cepet sembuh." ucapnya ramah sambil menaruh nampan berisi makanan dinakas samping blankar Salma.

"Makasih, Sus." ucap Salma dan Rony berbarengan yang membuat keduanya saling berpandangan, Salma memutus pandangannya dengan membalikan wajah, salting.

"Sama-sama, Kak. Mari." ucapnya ramah.

"Iya." sahut Salma.

"Mau makan sekarang? "

"Em, nanti aja deh, Ron. Perut gue rasanya kek begah gitu." tolak Salma.

"Ada obat lambungnya juga kan? Diminum dulu abis itu lanjut makan biar gak begah." Rony berdiri memilah obat yang diperuntukan untuk diminum sebelum makan.

Obat itu berbentuk sirup, rasanya manis namun Salma kurang menyukainya.

"Kocok dulu, Ron." petuah Salma saat Rony langsung membuka tutup botol obat itu.

Rony tersenyum tengil, ia menutup botol sirup itu kembali. Ia mengocoknya pelan yang membuat Salma langsung memukul lengan lelaki itu.

"Ron, gue tau jalan pikiran lo, ya. Kocok yang bener." gerutu Salma, Rony tersenyum gemas, "Apa sih? Emang cara ngocoknya gini kan?"

"Lo mikir kemana emang? " ledeknya.

Salma memukul lelaki itu lagi, bukannya sakit Rony justru tertawa. "Tau, ah. Otak lo tuh berdebu perlu disapu. "

Omelan ini yang Rony rindukan sedari pagi, entah mengapa hatinya menghangat, senang mendengar omelan yang keluar dari mulut gadis itu.

Rony menyentil kening Salma pelan, "Pikiran lo yang mesum." ucapnya.

Salma mengulum senyumnya, "Jidat gue yang disentil tapi yang kesentil hati gue, Ron." batin Salma, masih saja merasa berbunga-bunga.

"Nih, aaa... " Rony menyodorkan sendok yang berisi full obat berbentuk sirup pada Salma, Salma membuka mulutnya dan melahapnya setelah mengucapkan basmalah lalu Rony dengan cepat mengambilkan minum karena Salma yang meminta. Salma meneguk airnya hingga tersisa setengah gelas.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang