Chapter XIII

5.5K 260 32
                                    

Melipir dari ramainya manusia yang sedang menyerbu kantin karena rasa lapar dan dahaga, terlebih mereka hanya diberi waktu setengah jam untuk beristirahat dan selanjutnya akan kembali dengan materi yang siap menjejeli otak.


Dua muda mudi yang sedang dimabuk asmara ini memilih untuk duduk diarea taman sekolah yang memang sedikit lengang jauh dari riuhnya suara manusia.

Amelia menyerahkan kotak bekal yang sengaja ia bawa dan diisi dengan nasi goreng buatan tangannya sendiri pada lelaki yang duduk disampingnya, Rony menerimanya dengan senang hati berikut dengan senyum yang menghiasi bibirnya.

Rony membuka kotak bekal itu, seperti biasa selalu terlihat menggiurkan. "Kamu gak makan sekalian? " tanya Rony.

Amelia tersenyum, ia mengeluarkan satu buah sendok lagi dari dalam saku baju seragamnya. Sebelumnya gadis berlesung pipi itu mengelap sendoknya menggunakan tissue.

"Kita makan bareng." ucapnya sambil menyendok nasi dari dalam wadah yang membuat Rony tersenyum.

"Baca doa dulu." peringat Rony lembut saat gadis itu ingin melahap makanannya, Amelia menunjukan deretan giginya lalu berdoa kemudian. Rony tidak bisa menyembunyikan rasa gemasnya, ia terkekeh pelan.

Keduanya melahap makanan dalam tempat yang sama, Rony mengunyah makanannya pelan. Tiba-tiba ia teringat Salma, mendadak hatinya tak tega. "Salma gimana ya keadaannya? Apa udah mendingan? " batinnya.

Amelia yang sadar kekasihnya melamun langsung membuyarkan lamunan lelaki itu. "Ron." ucapnya untuk menginterupsi.

Rony tersadar lantas langsung menatap kekasihnya dengan senyuman, "Kenapa? Kok ngelamun? Mikirin Kak Salma? " tanya Amelia sekaligus menebak.

Rony mengangguk, "Kamu suka ya sama Kak Salma? " tanya Amelia pelan.

Rony yang sedang mengunyah makanannya lantas tersedak, Amelia buru-buru memberikan lelaki itu minum dari botol tumblernya. "Pelan-pelan, Ron." petuah gadis itu sambil memukul-mukul punggung Rony pelan.

Namun senyum lelaki itu terlihat lebar, senyuman tengil. "Kamu cemburu, ya? " godanya.

Amelia lantas memalingkan wajahnya dan memberengut kemudian, "Siapa yang cemburu? " tanyanya yang membuat Rony terkekeh, ia mencolek dagu gadis itu pelan. "Pacar aku ternyata bisa cemburu, ya?" kekehnya.

Amelia memberengut, Rony membawa kedua tangan gadis itu untuk ia genggam. Mata mereka bertemu dalam satu pandangan, Rony menatap manik itu lembut. "Sayang, masa kamu cemburu sama Salma? Kita cuma temenan kok."

Amelia tersipu, pipinya memerah saat mendengar kata 'Sayang' yang keluar dari mulut lelaki itu, nadanya lembut sekali. Ia mencubit perut kekasihnya cepat. "Dibilangin siapa yang cemburu, gak lah yakali aku cemburu sama Kak Salma. Aku tau kalian temen deket, saling sayang tapi cuma sebagai temen kan? "

Rony mengangguk untuk menjawab kalimat terakhir kekasihnya, "Terus kenapa bisa ngira aku suka sama Salma? " Amelia menggeleng lugu yang membuat lelaki itu gemas. "Gatau." jawab gadis itu.

"Jangan lucu-lucu gitu bisa gak? Aku gak bawa karung soalnya. " candanya.
Amelia memanyunkan bibirnya, "Masa pacarnya mau dikarungin sih? Jahat banget." gerutunya, Rony yang gemas langsung mengacak pucuk hijab kekasihnya dengan tempo pelan.
Amelia berdecak, "Ish, sayang jadi acak-acakan kan hijab aku." dumelnya.

Rony menyunggingkan senyumnya, "Bilang apa tadi? Sayang? Coba ulangin lagi aku gak denger." godanya yang tentu saja membuat pipi gadis itu memerah bak tomat.

Amelia sebenarnya agak malu untuk berucap seperti itu namun ia harus mulai terbiasa memanggil lelakinya dengan sebutan 'Sayang' bukan atas dasar keinginan Rony hanya saja itu sebagai bentuk rasa hormat dan bentuk sebagai salah satu caranya agar lelaki itu merasa dianggap keberadaannya dan juga sebagai perantara agar ia bisa cepat untuk jatuh cinta pada lelaki dihadapannya.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang