Chapter LII

6.1K 354 58
                                    

Seminggu berselang Rony dan Salma melanjutkan misinya, kali ini Angel meminjam tubuh Salma sebagai petunjuk arah.

Angel menyuruh Rony berhenti ditempat yang tak asing bagi lelaki itu, saat Salma sadar ia takut gadis itu trauma.

"Disini, Njel? "

Angel yang berada ditubuh Salma mengangguk, "Iya, Rony. Apakah kamu mau memanggil Salma? Ah, jangan sekarang ya. Bolehkah aku bertahan sebentar lagi? " tawar Angel.

Rony menatap Angel yang berada ditubuh Salma, "Yaudah, tapi kayaknya aku mau markirin motor dulu. Lokasinya didalem kebun kosong ini kan? "

Angel mengangguk, "Kamu naik lagi, kita cari tempat buat nitipin motor."

Angel senang sekali akan naik motor lagi, tanpa banyak basa-basi Angel langsung mengangguk. Rony mencari tempat untuk menitipkan motor, cukup jauh. Mengingat lokasi tadi cukup jauh dari pemukiman padat penduduk.

Rony berhenti tepat disalah satu kedai, warung kecil-kecilan disamping jalan. Mungkin Rony bisa menitipkan motornya disana. Sebelumnya Rony sudah memberi kabar pada Juan dan Galih untuk segera meluncur ke lokasi. Keduanya juga begitu gesit langsung tancap gas ke lokasi yang Rony kirimkan.

Angel turun lebih dulu, Rony membukakan helmnya. Rony merapikan anakan rambut Salma yang keluar dari hijabnya berikut dengan hijab Salma yang miring. Jika Salma mengetahuinya pasti sudah mencak-mencak.

"Angel, kalau rambut Salma ada yang keluar-keluar tolong rapiin lagi ya." petuah Rony lembut, Angel mengangguk namun setelahnya ia menarik hijab Salma. "Mengapa Salma harus memakai kain ini? Sedangkan aku tidak memakai." tanya Angel.

Rony tersenyum, "Menurut kepercayaan kami, sebagai umat muslim. Perempuan yang sudah baligh atau dewasa hendaknya menutup kepala mereka dengan kain ini, ini namanya hijab." jelas Rony.

"Tapi ribet, padahal rambut itu lebih bagus tergerai ya? Seperti rambut milikku." ucap Angel.

"Justru karena indah makanya harus ditutup dan yang liat juga cuman sebagian orang terutama Suami Salma nanti." jelas Rony, memberikan pengertian.

"Berarti kamu bisa melihat rambut Salma nanti ya? Aku menjamin jika kamu melihat rambut Salma, kamu akan terpesona. Karena Salma terlihat semakin cantik saat tidak memakai kain ini. " jelas Angel, untung saja Salma tidak mengetahui.

Rony tersenyum, "Beneran? "

Angel mengangguk mantap, "Aku tidak berbohong, nanti saja kamu akan melihatnya."

Rony mengelus pucuk kepala Salma meski yang berada didalam tubuh Salma adalah Angel. "Makasih ya, udah dikasih tau. Tapi jangan kasih tau lebih banyak lagi. Biar jadi surprise. Tapi tanpa perlu kamu kasih taupun aku udah tau kalau semua yang ada di diri Salma itu indah. "

"Rony terima kasih ya, sudah mencintai Salma. Aku berharap semoga kamu tidak menyakiti Salma ya."

Rony menggeleng, "Gak akan, kamu gak perlu khawatir. Aku gak akan nyakitin Salma sedikitpun kecuali tanpa disengaja." balasnya.

Angel tersenyum, "Jika nanti aku pergi tolong jaga Salma ya, soalnya aku tidak mungkin kembali lagi." tutur Angel sendu, ia menunduk.

"Kamu sesayang itu ya sama Salma? "

Angel masih menunduk yang membuat Rony menuntunnya untuk duduk disalah satu bangku panjang. "Ibu maaf, es teh nya dua ya." pinta Rony pada Ibu pedagang diwarung.

"Sebentar ya, Mas." jawab Ibu itu, Rony mengangguk.

Rony duduk disamping Angel. Angel masih menunduk lalu bersuara. "Aku sayang sekali pada Salma, maka dari itu kamu jangan jahat ya sama dia. Jangan seperti wanita jelek itu. "

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang