Rony baru saja dari kamar mandi, ada hal yang mengganggunya. Badannya terasa greges, seperti hendak sakit.
Sedangkan Salma tengah berselonjor diatas kasur dengan punggung yang bersandar pada dipan. Suara lucu dari pengeras ponselnya membuat Salma terkikik pelan, ada saja tingkah lucu beberapa kucing yang termuat dalam vidio singkat. Salma bosan, scroll tik tok menjadi pilihannya.
Namun Rony mengganggu dengan tiba-tiba menyibak selimut yang menutup kakinya, dengan entengnya pula Rony merampas ponsel Salma lalu mematikan dan menaruhnya dinakas. Cemburu rupanya karena Salma asyik sendiri dengan ponsel itu, benda canggih namun dimata Rony saat ini benda itu menyebalkan karena merenggut perhatian Salma. Salma tak mengeluarkan suara, menganga. Heran.
Rony merangsek merebahkan diri menindih kaki Salma dengan tubuhnya sementara kepalanya ia taruh diperut Salma seraya memeluk pinggang Istrinya, manjanya kumat...
Rony mendusel diperut Salma guna mencari kenyamanan sambil memejamkan mata menikmati rasa tak karuan ditubuhnya, Salma tak mengganggu. Ia malah mengelus rambut Rony tanpa cakap, Salma hendak mengambil ponselnya kembali. Tangannya mengapung diudara karena Rony bersuara. "Ca, perut aku sakit. "
Salma mengurungkan niatnya, "Loh kenapa? Tadi makan biasa kan? " Salma heran, Rony tak makan macam-macam. Atau mungkin ada sebab lain?
Tapi seingatnya Rony siang tadi sibuk dikafe, apa telat makan? Salma sudah mengingatkan tapi tak menurut.
"Rasanya kaya begah gitu, enek juga." tambah Rony lagi.
"Tadi siang makan gak? "
"Makan, cuma kelewat jam makan siang jam tigaan. Soalnya tadi lumayan hettic bantuin Bunda rubah tata letak barang-barang kafe supaya suasananya baru abis itu lanjut survei lokasi baru. "
"Bunda mau nambah cabang? "
"Mudah-mudahan, Ca. Tapi Bunda belum sreg sama lokasinya. "
Pembahasan melenceng, kembali kepada persoalan pengaduan Rony pasal kondisi tubuhnya. Bagi pengidap maag seperti Rony kadang telat makan menjadi pemicu asam lambung naik, rasanya tak enak membuat perut mual dan juga begah yang berakhir pusing juga. Namun badan Rony sedikit greges, panas dingin. Masuk angin sepertinya.
Salma meraba tengkuk Rony merasakan suhu tubuh lelakinya namun normal. Rony bersendawa pelan. "Masuk angin gara-gara maag-nya kambuh ini, Mas."
"Kamu awas dulu aku mau ambil obat."
Rony menurut untungnya, berpindah merebahkan diri disamping Salma. Tengkurap.
Salma pergi menuju dapur mencari kotak obat seraya mengambil segelas air hangat. "Loh, bawa obat? Siapa yang sakit, Nak? "
Siska kebetulan tengah membuat mie instan requesan Ayah Salma.
"Mas Rony kayaknya masuk angin sama maag-nya kambuh, Bu."
Siska tak heboh tapi menaruh kasihan pada menantunya dengan cara memberi petuah, "Kalau masuk angin sekalian kerokin aja, Sal. Soalnya jarang sembuh kalau cuma minum obat aja."
Tapi fakta itu hanya berlaku bagi sebagian orang saja, mungkin berbeda-beda tubuh berbeda-beda pula cara penanganannya. Lagi pula mana mau Rony dikeroki, mungkin...
Salma mengangguk paham meski saran itu entah akan ia lakukan atau tidak, ia kembali ke kamar. Posisi Rony tak banyak berubah.
"Mas." panggilnya lembut. "Minum obat dulu yuk, biar enakan perutnya. "
Salma mengupasi kemasan beberapa obat yang biasa dijual bebas dipasaran, Rony bangkit menurut. Duduk bersila diatas kasur seraya menerima sodoran obat dari Salma, Salma juga menyerahkan air hangat untuk membantu Rony menelan obatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Teen Fiction#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...