Chapter XXX

6.8K 378 77
                                    

Liburan panjang akhir tahun sudah didepan mata, hari ini semua wali murid diminta untuk mendampingi putra putri mereka untuk mengambil hasil belajar putra putri mereka selama enam bulan lamanya.

Sudah menjadi kegiatan setiap semesternya jika yang berhak mengambil nilai raport adalah wali dari murid, sementara siswa dan siswi juga hadir namun hanya menunggu diluar kelas mereka masing-masing, sementara wali mereka yang diperkenankan masuk kedalam kelas, itung-itung mengulang masa sekolah bagi para wali murid.

Semua wali yang menjadi perwakilan dikelas Salma nampak diam, manut. Mendengarkan guru yang berstatus sebagai wali kelas. Sebelum ke inti seperti biasa guru akan berbincang-bincang sedikit, mulai dari menceritakan bagaimana perangai siswa-siswi yang guru itu ajar. Para orang tua mendengarkan, yang lebih banyak disebut adalah siswa siswi yang menonjol mulai dari yang paling rajin, pintar bahkan bandal sekalipun.

Para orang tua nampak tertawa riuh, ada yang membangga-bangga kan anak mereka sediri dan ada pula yang menyanjung anak orang lain. Perbincangan orang tua yang cukup lumrah, jika tidak membandingan ya mengelu-elukan anak mereka sendiri.

Salma kali ini membawa sang Ibu sebagai perwakilan, nama Salma kerap disebut dengan sanjungan oleh sang guru, membuat Siska hanya tersenyum dan berujar bangga dalam hati, tidak terlalu mengelu-elukan seperti kebanyakan orang tua. Siska melakukan itu bukan karena tak sayang, ia tidak ingin terlalu berlebihan dalam menyanjung putrinya, cukup mengapresiasi dan memotivasi agar lebih baik lagi. Karena ia sadar diatas langit masih ada langit, Siska tak ingin putrinya cepat puas dan berlaku congkak atas apa yang sudah dicapainya.

Penelitian menunjukkan bahwa ada efek positif dari kebiasaan memuji anak. Dalam penelitian lainnya, pujian telah dihubungkan dengan peningkatan motivasi pada anak dengan catatan pujian yang diberikan harus sesuai dengan kenyataan. Saat orang tua memuji anak-anaknya dengan tulus dan sesuai realita, itu dapat mendorong atribusi kinerja anak, mempromosikan otonomi, serta meningkatkan kompetensi tanpa terlalu bergantung pada perbandingan sosial.

Jika pujian yang diberikan kepada anak terlalu berlebihan, efek yang akan anak dapatkan justru bertolak belakang dengan apa yang orang tua harapkan.

Faktanya, pujian yang berlebihan dapat membuat anak merasa bahwa mereka perlu menjadi hebat supaya bisa diterima. Di sisi lain, anak bisa saja merasa tidak baik-baik saja dengan diri mereka sendiri karena pujian melimpah yang mereka terima terasa kosong sekaligus tidak realistis.

Tepuk tangan riuh menggema kala sang juara disebutkan, peringkat satu dikelas menjadi kebahagian yang sederhana bagi setiap orang tua namun menjadi kebahagiaan besar bagi sang anak yang sudah berjuang.

Sistem ranking ini digunakan sebagai media evaluasi tenaga pendidik, apakah materi dan cara penyampaiannya sudah tepat atau perlu dievaluasi. Selain berfungsi sebagai bahan evaluasi bagi pendidik, ternyata sistem ranking ini dapat memacu semangat siswa untuk bersaing dalam memperoleh nilai yang bagus.

Peringkat memang tidak selamanya penting, yang penting adalah ilmu yang sudah didapatkan mampu diserap dengan baik atau tidak. Nilai sempurna dalam selembar kertas menjadi dambaan setiap murid namun sifatnya hanya sementara, sarkasnya hanya bukti mata saja.

Salma mengulum senyum diluar kelasnya kala namanya yang disebut keluar sebagai juara. Ya, peringkat satu. Siska yang berada didalam kelas putrinya nampak mendapat banyak pujian dan ucapan selamat tak ayal begitupun dengan Salma.

Rony terlihat bahagia sekali, ia mengajak Salma tos kepalan tangan begitupun dengan Paul.

"Selamat, Ca." ujarnya, terlewat ceria yang membuat Salma tersipu malu.

"Congrats, Sal. Susah ya ngalahin lo ternyata." kekeh Paul.

"Winner nih, bost. " ujar Rony, bangga.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang