Chapter XLVIII

5.7K 327 69
                                    

Apa pun agama yang kita anut, tujuan menikah adalah untuk menjalankan ibadah dan mendekatkan diri pada sang pencipta. Seperti yang kita tahu, seluruh agama menganggap pernikahan adalah hal suci dan dilakukan dengan cara yang sakral.

Meski sederhana dekorasi yang dibuat tak membuat suasana sakral itu luntur, barisan keluarga inti sudah duduk dibangku menjadi saksi sah nya janji suci.

Seminggu pasca kelulusan, Rony dan Salma resmi dinikahkan. Hari ini ikrar janji suci itu akan dilantunkan.

Rony nampak sudah bersiap, wajahnya sudah dipastikan tegang. Panji dihadapannya terus menyemangati. Ia tersenyum pada lelaki yang sebentar lagi akan menggantikan tugasnya dalam menjaga sang putri. Laki-laki tampan yang menjadi tambatan hati putrinya.

Menjalin cinta kurang lebih selama setengah tahun mampu membawa kedua manusia ini pada janji suci, hubungan resmi mereka mungkin terjalin singkat namun cinta keduanya padat penuh makna.

Salma juga tengah menggenggam erat kedua tangannya dikamar, prosesi pernikahan ini digelar dirumahnya. Dihalaman belakang rumahnya yang cukup luas. Dan hanya dihadiri keluarga inti, kerabat, beserta teman dari kedua mempelai.

Salma dikamarnya ditenangkan oleh sang Ibu dan Bunda. Ada Nabila juga Rere dan tak lupa Angel yang terus menatapnya haru dengan tangisan. Salma hanya tersenyum tipis melihat itu, jantungnya berdegub kencang.

Begitupun Rony yang tengah diluar, ia diperintahkan oleh sang penghulu untuk menjabat tangan Ayah dari kekasihnya, tangannya benar-benar dingin. Gemetar bercampur keringat.

"Ron, udah siap? " tanya Panji pelan.

Rony mengangguk mantap, "Insyaallah, Rony udah siap, Yah. " balasnya.

Penghulu nampak mengangguk, ia menuntun Panji untuk mengikrarkan kalimat ijab dan qobul yang akan dibalas oleh Rony.

Panji menahan gemuruh didadanya, haru. Tak menyangka bisa berada dititik ini, ia bisa menikahkan putrinya dengan lelaki pilihan putrinya sendiri. Lelaki yang insyaallah akan membimbing dan menjaga putrinya dengan sepenuh hati.

Panji menghela napas, suasana berubah hening. Kondusif. Panji mengarahkan mic pada mulutnya. Ia menarik napas dan mengeluarkannya pelan lalu membaca basmallah.

"ANANDA RONY ELVANO FATTAH BIN ALMARHUM REYNALDI ATMADJA AL-FATTAH, SAYA NIKAHKAN DAN KAWINKAN ENGKAU DENGAN PUTRI KANDUNG SAYA SALMA CHAIRA AININ BINTI PANJI WICAKSONO DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHALAT DAN UANG TUNAI SEBESAR 5.531,22 FRANC SWISS DI BAYAR TUNAI."

Dengan satu tarikan napas Rony menjawab qabul.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA SALMA CHAIRA AININ BINTI PANJI WICAKSONO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI."

Rony nampak ngos-ngosan, tegang.

Penghulu berucap, "Bagaimana para saksi? Sah? "

"SAH... "

"SAH... "

"SAH... "

"ALHAMDULILLAH."

Suasana berubah haru, banyak orang yang menitikan air mata termasuk dibarisan lelaki, teman-teman sebaya Rony.

Rony mengusap wajahnya seiring dengan kata lirih dalam hati, "Alhamdulillah."

Salma didalam kamarnya langsung direngkuh oleh keempat wanita, Ibu, Bunda, Rere dan juga Nabila sebagai sahabat perempuannya. Ada juga Angel yang masih menangis menatap Salma.

"Selamat ya, sayang. Putri Ibu udah punya Suami sekarang. Yang nurut ya, Nak. Ikutin semua apa yang Suami kamu katakan selagi itu dijalan kebenaran. "

Tangisan haru menggema dikamar ini, Salma mengangguk berusaha tak menangis kejer. Rengganis juga menitipkan wejangan.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang