Tidak ada kegiatan disekolah membuat Salma lumayan bosan, ia hanya duduk termenung didalam kelas sambil menggulir layar ponselnya guna berselancar dimedia sosial, teman-teman kelasnya yang lain pun tak jauh berbeda melakukan hal yang sama seperti Salma, namun ada juga yang memilih tertidur. Lalu seperti kebiasaan pada umumnya para perempuan sedang berkumpul, bergosip lebih tepatnya.
Salma melirik bangku disampingnya, kosong. Rony belum diperkenankan pulang oleh Dokter, Salma jadi rindu lelaki tengil itu. Paul terlihat asyik sekali bermain game sambil memiringkan ponselnya, maklum laki-laki. Karena suntuk Salma memilih keluar kelas, Angel juga tumben sekali tidak merecokinya. Entah sedang kemana makhluk itu, padahal sedari pagi Angel terus mengintilinya.
Sepertinya Salma ingin menyendiri duduk dengan terpaan angin ditaman belakang sekolah. Salma menjalankan kakinya menuju tempat itu, namun belum sampai dilokasi Salma sudah melihat ada Bagas dan Amelia yang nampaknya sedang cekcok, Salma hanya melihat gerak geriknya saja ia tidak mendengar percakapan itu berhubung jarak mereka masih cukup jauh.
◐●◑
Urat-urat leher Bagas nampak menegang, wajahnya merah padam. Amarahnya sudah memuncak akibat perangai gadis dihadapannya yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.
"Dari kemarin kenapa kamu cuekin aku terus, Mel? Oh, aku tau kamu pasti udah suka ya sama Rony?" tuduhnya, sorot matanya jelas sekali menampakan kekecewaan.
Amelia menatap lelaki itu dengan mata yang sudah bening nampak berkaca-kaca, setelah kejadian itu membuat Amelia murung dan tak menghubungi atau membalas pesan dari Bagas maupun mengangkat panggilan telponnya. Semuanya Amelia abaikan, atensinya selalu tertuju pada Rony. Rasa bersalah dan tak rela bercampur baur menjadi satu, Amelia terjebak dalam dua hati. Tak bisa dipungkiri ia memang mulai menaruh rasa pada Rony, anggap saja bibit-bibit cinta Rony yang lelaki itu tanam sudah tumbuh bermekaran dihatinya namun saat itu pula hubungannya harus kandas, namun disisi lain ia juga menyayangi Bagas. Amelia menginginkan keduanya namun ia harus memilih dan pilihannya adalah Bagas tapi entah kenapa sekarang rasanya berbeda, terasa biasa saja. Amelia semakin bingung dengan perasaannya sendiri.
"Kenapa diem, hah? "
Amelia terlonjak pelan, nada bicara Bagas mulai meninggi membuat mata Amelia menyorot tajam pada lelaki itu.
"Kamu berubah, Gas. Kamu kasar sekarang. Bahkan Kak Rony gak pernah sedikitpun bentak aku walau semarah apapun dia." balas Amelia penuh emosi, giginya mengerat kuat menahan emosi juga rasa kecewanya.
Bagas menarik napas dan menghembuskannya secara cepat dan kasar, nada bicaranya mulai melunak. Bagas terduduk dikursi dengan lemas matanya memandang kedepan tak sedikitpun memandang kekasihnya yang masih berdiri. "Sebenernya yang kamu cinta siapa sih, Mel? Aku atau Rony? " tanyanya pelan, nadanya tersirat kekecewaan.
"Seharusnya kamu dan kita seneng sekarang karena kita bisa ngejalanin hubungan tanpa ngumpet-ngumpet lagi. Tapi kayanya kamu gak seneng, Mel." tambahnya masih menatap lurus kedepan, pandangannya kosong.
Amelia masih bergeming mengendalikan kecamuk dihatinya, perasaan yang tak karuan dan terasa serba salah.Bagas menatap gadis itu lagi dengan sorot tajamnya namun matanya berubah memanas. Suara yang keluarpun kentara sekali jika lelaki itu benar-benar kecewa dan heran dalam waktu bersamaan.
"Apa jangan-jangan dugaan aku bener kalo kamu emang udah mulai suka sama Rony?"
Amelia berteriak lumayan kencang. "STOP!!! CUKUP, GAS. CUKUP!" ia menutup kedua telinganya tak ingin mendengar suara lelaki itu. Riuhnya bisikan ditelinga yang terus menyalahkannya juga membuatnya muak. Riuhnya bisikan itu seperti hanya ia yang mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Jugendliteratur#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...