"Woy! Malah bengong." Salma sedikit terperanjat dari lamunannya.
Sosok pelakunya adalah lelaki yang sudah hampir dua tahun lebih ini menjadi temannya, siapa lagi kalau bukan Rony.
"Ron, lo bisa gak sih gak usah ngagetin? " dumel Salma, Rony tertawa pelan. Lalu dengan tanpa permisinya menyeruput es teh milik Salma.
"Ronyyy...." rengeknya sebal sementara si pelaku semakin tergelak.
Salma membalikan sedotan itu seolah merasa jijik, "Bisa rabies gue kalo satu sedotan sama lo." dumelnya lagi."Marah-marah mulu nanti cepet tua loh." Salma mencubit perut Rony cepat, si empu mengerang namun tak lama tertawa.
"Lo bisa gak sehari aja gak nyebelin?"
"Gak bisa." ucapnya dengan nada tengil.
Salma yang semakin sebal hanya bisa memberengut, lagipula jika meladeni makhluk modelan seperti Rony hanya akan membuat emosinya semakin meluap-luap. Daripada seluruh isi kantin ini hancur karena amarahnya yang tidak bisa dikendalikan karena lelaki itu, Salma lebih memilih pasrah dan diam untuk mengatur emosinya.
"Sal laper." adu Rony sambil meraba perutnya, "Ya, makan Rony apa susahnya sih? Tinggal pesen aja."
"Lo makan apa itu? " ia menelisik makanan milik Salma yang sisa separuh dimeja. "Siomay, lo mau?" Rony mengangguk. "Yaudah pesen gih. Sebelum keburu abis, tadi sih gue liat tinggal dikit."
Tanpa aba-aba Rony langsung ngibrit begitu saja meninggalkan Salma dengan mulutnya yang masih ingin bercuap-cuap. Salma menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah lelaki itu, jika tidak membuatnya kesal lelaki itu pasti membuatnya gemas, "Ada aja tingkahnya. " kekeh Salma pelan.
Dari hari ke hari Salma sadar hatinya sudah semakin jatuh pada lelaki itu, segala sesuatu yang berkaitan dengannya selalu saja membuat dada Salma berdesir, awalnya Salma menampik semua perasaan itu karena tidak mungkin juga ia jatuh cinta dengan temannya sendiri. Namun lambat laun kenyataannya Salma tidak bisa terus-terusan menampik itu semua, Salma benar-benar jatuh hati pada lelaki pemilik mata tajam itu.
Rony kembali dengan membawa satu porsi siomay ditangannya, Salma memperhatikan lelaki itu hingga ia duduk tepat didepannya.
"Lo mau, Sal? " Salma menggeleng, "Punya gue aja masih banyak."
Rony mengangguk lalu hendak menyantap makanannya, saat hendak makanan itu masuk ke dalam mulut Salma segera menahan tangan lelaki itu. "Doa dulu, Ron." titahnya sekaligus memperingatkan.
Rony menunjukan deretan giginya, "Lupa." jawabnya seperti anak kecil, Salma menggelengkan kepalanya pelan dengan senyum tipis yang terukir dibibirnya.
"Bissmillah." ucap Rony pelan lalu menyantap makanannya dengan khidmat.
Salma juga ikut menyantap kembali siomay miliknya, melihat Rony yang nampak kepedasan Salma langsung angkat bicara.
"Kebiasaan banget kalo makan pasti gak beli minumnya." dumel Salma, walaupun mendumel Salma segera beranjak untuk membeli sebotol air mineral untuk temannya itu.
"Makasih, Pak." ucap Salma ramah saat menerima uang kembaliannya lalu setelah itu Salma kembali ketempatnya semula.
Salma membukakan segel botol itu lalu setelahnya ia menyerahkannya pada Rony, Rony menerimanya dengan senang hati lalu meneguk air itu selanjutnya.
"Makasih, Sal."
"Sama-sama, makanya lain kali kalo beli makanan itu jangan lupa beli minumnya juga kan kalo kepedesan gini siapa yang repot? Gue lagi." ceramah Salma setengah menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Novela Juvenil#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...