Ron, lo ada dirumah kan?
Rony bergumam, malas. Ia sedang menikmati empuknya kasur. Matanya masih sepet tapi bunyi ponselnya begitu berisik menggangguk indra pendengarannya.
Suaranya masih serak, khas bangun tidur.
Bangun tidur ya, lo?
Rony bergumam lagi, "Masih pagi ini, Powl. Lo udah gangguin gue aja." keluhnya.
Pagi mata, lu. Coba liat jendela.
Rony melirik jendela balkon kamarnya, terang. Rony memejamkan netra lagi.
Udah terang kan?
Rony bergumam.
Bangun, Rony. Gue kerumah lo gue siram lo pake air comberan ya. Udah jam sembilan masih ngebo.
"Alah, libur ini."
Paul berdecak diseberang.
Ini nih, ini nih jiwa-jiwa yang perlu diruqiah. Bangun pagi, Ron. Olahraga biar sehat.
"Lo kalo mau ceramah gue tutup telponnya! " geram Rony masih memejamkan netra, mengantuk.
Gue kerumah, lo harus udah mandi. Kita main ps.
Rony berdecak.
"Tumben lo ngajakin gue main ps biasanya ngebucin, hari libur lagi. Tumben gak olahraga bareng cewek lo."
Lagi ngambek dia.
Rony membuka netranya, "Tumben? Bisa ngambek juga ternyata si Nabila."
Perlahan Rony bangkit dari tidurnya, ia bersandar pada dipan, mengucek matanya dan sedikit menguap.
Nanti lah gue sebenernya mau main sekalian mau curhat juga.
"Giliran kaya gini aja baru inget punya temen lu, Powl."
Bodo amat, lo cepetan mandi lah. Gue kerumah awas aja kalo lo masih ngebo.
"Iye bawel lu, emak gue aja biasa aja." decak Rony.
Dahlah kebanyakan bacot, gue otw.
Telpon ditutup sepihak yang membuat Rony menjauhkan ponselnya dari telinga, ia mengerutkan kening menatap ponselnya.
"Gak ada adab bener nih bocah, bangunin gue rusuh banget sekarang matiin telpon seenaknya aja." gerutunya.
Namun begitu Rony tetap menurut, ia bangkit berjalan kearah kamar mandi.
Rutinitasnya selesai dalam kurun waktu dua puluh menit, lama? Tidak. Paul saja yang terlalu grasak grusuk. Lelaki itu sudah ada dirumahnya.
Paul sudah disambut Ibu Rony sedangkan Ayah Rony nampak tidak ada, mungkin sedang berolahraga?
"Assalamualaikum, pagi Tante." Paul menyalami tangan Rengganis sopan.
"Waalaikumussalam, Paul. Si Abang kayaknya belum bangun deh. Bentar Tante panggilin dulu ya."
Paul mengangguk.
"Ayok masuk dulu, tunggunya didalem."
Paul menurut, ia mengekor mengikuti Rengganis hingga ruang tamu. Ia dipersilahkan duduk disofa. Menunggu. Sementara Rengganis sedang memanggil putranya.
Rony yang sudah sadar Paul datang karena ia mendengar deru motor lelaki itu. Ia langsung keluar dari kamarnya buru-buru turun. Ditangga ia berpapasan dengan Ibunya.
"Eh, baru aja mau Bunda bangunin. Udah seger aja nih keliatannya."
Rony tersenyum, merengkuh Ibunya dari samping mereka masih berada ditangga. Seperti biasa lelaki itu mengecup kening Ibunya, penuh sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're SPECIAL (END) Revisi
Ficção Adolescente#Karya 3 [Thiller Romance Fanfiction] Horornya tipis-tipis aja yaa ________________________________________ "Mulai sekarang kita temenan." "Lo gak takut sama gue?" "Lo gak boleh ngerasa rendah diri karena kelebihan lo itu, karena gue yakin gak sem...