27: Ingin Farel Sembuh

2.1K 163 7
                                    

Arial sengaja terus mengalihkan perhatian Farel pada lingkungan sekitar yang memandang mereka berdua dengan tatapan aneh. Bukan viral karena prestasi tetapi viral karena aksi berantem dengan guru yang memecahkan rekor Rajawali untuk pertama kalinya.

Pundak Arial serasa ditepuk dari belakang. Arial menoleh mendapati Kevin dan Chiko berdiri di belakangnya.

Farel ikut berhenti sembari menatap kedua teman Arial.

"Santai Al, kita berdua cuman mau bilang sorry," Kevin menyengir lebar sebelum membuat mata Arial semakin mengkilat.

"Sorry kalau perkataan gue dan Iko bikin lo tersinggung, jangan lo masukin ke hati ya. Gue gak tau kalau lo sedeket itu." Kevin melirik Farel.

"Kita jadi gak enak sama lo Al, sorry banget. Kedengerennya emang keterlaluan, tapi kita gak akan ngulangin lagi," imbuh Chiko.

"Yang kalian berdua sebut kan bukan gue, napa jadi bilang sorry nya ke gue?" tanya Arial.

"Iya, sih, tapi gue gak kenal, kenalin dulu lah," bisik Kevin.

"Rel, temen-temen gue. Kenalan gih," titah Arial.

"Bro, gua Kevin teman satu kelas Al," Kevin mengulurkan tangan khas dengan gaya bicaranya yang friendly.

"Farel." Farel menerima uluran tangan Kevin, segera melepas dan memalingkan pandangan.

"Bro, sama gua?" Chiko menarik tangan Farel yang turun ke samping celana.

"Gua Chiko, bisa dipanggil Iko. Teman kelas Al juga. Salam kenal," ujar Chiko.

"Hm," Farel menghela napas dan berakhir melengos lagi.

Arial melempar senyum pada mereka berdua. Farel memang kadang begitu kalau bertemu orang baru, tidak semua orang Farel bisa bersikap baik. Buktinya dengan Kevin dan Chiko sikap Farel demikian membuat mereka berdua nampak kesal.

"Kita cabut ya, gak asik temen lo," bisik Kevin.

Arial mengangguk, bertos singkat dengan mereka sebelum menaiki motor masing-masing.

"Maksud temen-temen lo apa sih? Gak jelas banget, sok akrab lagi. Dih, najis," cerca Farel.

"Kenalan kali sama lo, lo nya aja yang jutek."

"Temen lo yang sokab!"

Arial geleng kepala jengah. Ngomong sama Farel memang bisa membuatnya naik darah. Selain pribadi yang keras kepala, Farel juga tidak mau mengalah.

●●●

Mengenakan jeans dan atasan kotak-kotak, Farel bersiap menjenguk Gurunya ke rumah sakit. Farel tiduran di sofa dengan sepatu yang sengaja tidak dilepas. Kedua tangan anak itu memainkan tablet dengan begitu asyiknya.

"Woi, mau ke mana lu rapi bener?" tanya Arial dari atas tangga.

"Jenguk Pak Hari," jawab Farel melirik Arial sekilas.

"Sama siapa?"

"Ayah, Bunda lah."

"Oh." Arial manggut-manggut, membalikkan badan, melangkah masuk ke kamar.

Arial beringsut naik ke permukaan kasur yang empuk. Ia menidurkan tubuhnya dalam posisi tengkurap.

Medengar suara mesin mobil menyala, Arial berlari menuju balkon hendak melihat kepergian mobil Jovan. Arial menumpukan tangannya di atas pembatas balkon, ia melihat Farel digandeng Jovan dan Ranum mendekat ke arah mobil.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang