28: Kaki Pincang

2.1K 184 18
                                    

HALOOO SOBAT AL!

Kalian tau cerita ini dari mana guys?

Kenapa kalian suka membaca cerita sicklit? Apa cuman gue yang ngerasa bahagia ngeliat tokoh utama menderita?

Semoga kita satu selera ya.

---000---

Dengan perasaan campur aduk Arial duduk di teras rumah menghirup angin segar. Pertengkarannya dengan Farel tadi membuat Arial harus memulihkan banyak tenaga. Ia lakukan segala cara demi menghindarkan saudara tirinya itu dari lubang hitam yang memungkinkan Farel sulit untuk keluar.

"Saya mau bicara sama kamu."

Arial mendongak, dilihatnya wajah yang lumayan mirip dengan wajah Farel itu berdiri menjulang di sampingnya.

"Bicara masalah apa, Om?"

"Jangan disini, ayo ikut saya."

Arial pun berdiri menguntit Jovan dari belakang. Di tengah dinginnya udara malam, Jovan membawa Arial ke taman yang terletak di belakang rumah.

"Duduk," titah Jovan.

Arial duduk di sebelah Jovan yang lebih dulu mendaratkan pantatnya pada kursi kayu bercat hitam.

"Besok kamu kontrol ke rumah sakit ya. Namanya Rumah Sakit Medistra, saya udah konfirmasi pada dokter Dimas, nanti dia yang akan kasih kamu pengarahan operasi besok," ujar Jovan membuat bola mata Arial melebar syok.

"Besok?!"

"Kalau udah memenuhi syarat maksud saya, jangan teriak-teriak nanti Farel denger," tegur Jovan.

"Oh... maaf, Om. Kirain besok langsung operasi."

"Kontrol dulu, berani kan kontrol sendiri? Soalnya saya gak bisa nemenin, pekerjaan banyak. Bunda kamu besok ada keperluan nganter Farel daftar les, pergi sendiri aja semua sudah saya urus,"

Arial mengangguk. "Sebelumnya makasih banyak Om, saya gak keberatan kok, Om fokus pekerjaan aja, besok saya berangkat sendiri."

"Bagus. Jangan coba-coba bohongi saya ya, besok saya telpon dokter Dimas kalau sampai kamu gak datang ke rumah sakit saya hukum kamu," ujar Jovan khas dengan nadanya yang ketus.

Arial menatapnya mendelik.

"Itu saja yang ingin saya bicarakan, oh iya, obatnya kalau habis besok minta aja sekalian."

Arial menahan kepergian Jovan.

"Om, tunggu ..."

"Apa?" Jovan menaikkan sebelah alisnya.

"Saya gak bisa operasi dalam waktu dekat, Om. Ada hal yang harus saya selesaikan," ujar Arial.

"Hal apa? Memang kamu punya kepentingan apa? Saya lihat kerjaan kamu hanya sekolah dan di rumah," ujar Jovan meremehkan.

Wah gatel banget tangan gue ... ga tau aja dia, niat gue pengen sembuhin anaknya.

"Um ... pokoknya ada hal yang harus saya selesaikan dulu, kalau semua udah beres saya bersedia operasi."

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang