44: Pilih Kasih

1.9K 186 32
                                    

Sebelum membaca harap menekan vote terlebih dahulu :)

Arial menyeka keringat yang menetes melewati pelipis kepala. Cowok bertubuh jangkung nan kurus itu berlarian menendang bola di atas rerumputan hijau. Mentang-mentang sudah divonis terbebas dari penyakit tumor yang ia derita, sekarang Arial menjadi sering main di luar ruangan hingga kulit putihnya agak memerah.

Siang bolong main bola, sore menjelang magrib masih main bola, terus kalau istirahat minumnya es teh. Lakik sekali bukan?

Dafa naik ke atas punggung Arial, Arial membawa remaja itu berputar mengitari lapangan---selebrasi.

Bermain memang bisa melenyapkan kegelisahan hati. Dengan bermain Arial merasa lega jiwa dan raga. Pikiran yang awalnya penuh, Arial gunakan untuk berlari sembari menendang bola sepuasnya entah mengapa beban yang dirasa bisa lenyap membuat kepala jauh terasa lebih ringan.

"Brutal bener main lo Al," Dafa merangkul pundak Arial akrab.

"Mata gue hampir copot gara-gara tendangan lo!" ujar kesal kiper lawan.

"Sorry San, gue nggak bermaksud ngenain bolanya ke wajah lo," Arial menyengir lebar.

"Aman kok, santai ..." balasnya sembari mengangguk.

Bibir Arial mengulum sedotan berisi minuman favoritnya. Arial berjalan santai menunggu angkutan di Halte yang tak jauh dari sekolahnya berada.

Cowok pemilik lesung pada kedua pipi kembarnya itu mendadak was-was ketika terdapat mobil hitam polos berhenti tepat di depan Halte. Arial menoleh ke kiri dan kanan, suasana Halte sedang sepi, tidak ada yang duduk di sana selain dirinya sendiri.

Ck mobil siapa sih?

Arial menatap lekat kaca mobil yang ditutup rapat dan tidak terdapat celah sedikit pun untuk mengintip seseorang di dalamnya.

Arial semakin curiga, tadi mobil itu tiba-tiba berhenti di depan Halte, pemiliknya tidak keluar sampai sekarang, dan suasana mendadak terasa mencekam didukung mendung yang menghiasi awan.

Anjir jangan-jangan mau nyulik gue?

Pergi aja lah

Arial berdiri, menenteng minumannya. Arial berjalan menjauh dari keberadaan mobil tersebut, langkah kakinya semakin cepat seiring perasaannya mulai tidak enak.

"Empppph!"

Minuman yang Arial pegang langsung terjatuh seketika. Wewangian mirip menyan menyeruak dari dalam kain yang sengaja dibekapkan ke hidung Arial. Sial, Arial tiba-tiba dibekap seseorang tak dikenal dari arah belakang!

Takut itu obat bius, Arial berusaha melawan. Arial berusaha melepaskan tangan seseorang itu dari mulutnya.

Arial mulai merasakan sesak, kaki Arial yang bebas ia gunakan untuk menendang betis seseorang itu.

"Ooohhok! Ohhhok!" Arial terbatuk memegangi dadanya yang lumayan sesak karena dibekap selama beberapa menit ditambah bau menyan yang membuatnya mual.

Arial membalikkan badan.

Seorang cowok mengangkat sebelah kakinya nampak kesakitan, sepertinya tendangan Arial memang mengandung kekuatan super. Siapapun yang terkena bakal dibuat kelimpungan seperti orang yang berani membekap mulut Arial sekarang.

Dia mengenakan topi hitam, hodie hitam, celana jeans dan masker hitam yang menutupi hidung serta mulutnya. Pawakan tubuhnya tidak asing, tetapi Arial tidak punya banyak waktu untuk menerka-nerka.

"SIAPA LO?!" tanya Arial tegas, tak lupa ia juga was-was seandainya mendapat serangan.

Cuih!

Arial meludah ke atas tanah. Air liurnya sampai berbusa, mulut Arial sekarang terasa seperti habis memakan menyan.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang