01: Sisi Gelap Farel

4.5K 187 7
                                    

Sejak kecil Farel hidup serba berkecukupan. Namun finansial yang dimilikinya tidak membuat Farel tumbuh menjadi anak sombong yang suka memamerkan harta benda kepada teman-teman seusianya. Farel justru sebaliknya, anak itu memiliki watak pendiam dan pemalu.

Farel Ghifari Jovan Mandala.

Farel itu istimewa. Bukan tanpa sebab jika Farel tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Dulu Farel memiliki seorang ibu yang ia panggil dengan sebutan; Bunda. Hanya Bunda teman Farel satu-satunya. Farel mengadu apapun kepada Bunda, Farel mau sekolah karena Bunda. Tetapi takdir dunia yang tak bisa Farel lawan harus memisahkan jarak diantara Farel dan Bunda. Bahkan jarak yang tak bisa Farel lihat keberadaannya, Bunda meninggal ketika Farel masih sangat membutuhkan sosok tersebut.

Separuh jiwa Farel seolah melayang bersama kepergian Bunda. Farel lebih banyak murung, hari-harinya ia lalui dengan wajah lesu.

Farel pendiam, Farel suka menghayal membuat teman-teman memandang Farel aneh. Mereka mengolok-olok Farel dengan tulisan 'Farel stress' lalu ditempelkan diam-diam di punggung anak itu.

"Kerjain Rey," Arial menyeringai.

Farel berbicara sendiri entah kepada siapa.

Arial dan Reyndra sudah empat kali memergoki Farel berbicara sendiri di taman. Ia kadang tersenyum, lalu kembali mengoceh seakan ada orang di depannya.

"Ngomong sama siapa lu?" tanya Arial ketus.

Farel menoleh terkejut.

MEREKA ORANG JAHAT!!

MEREKA BUKAN TEMANMU!!

JANGAN DIJAWAB KAMU HARUS PERGI SEKARANG!!

JANGAN DIJAWAB!!

Farel menutup kedua telinganya seolah terdapat banyak makhluk di dalam telinganya. Mereka berteriak membuat Farel merasa pengang.

"Lo kenapa?" Arial menatap aneh ke arah Farel yang berjongkok sembari menutup telinga.

Reyndra menarik pundak Arial. "Kata Bunda dia istimewa, ayo pergi."

"Tapi Rey, dia kenapa?" tanya Arial masih penasaran.

"Biarin, dia emang gitu."

"DIAM!" sentak Farel namun tidak ditujukan kepada Arial dan Reyndra, melainkan kepada mahluk yang hinggap di telinganya. Mereka sedari tadi berkoar-koar.

"Anjir gue gak ngomongin lu," ucap Reyndra.

Farel tidak menggubris perkataan Reyndra, ia masih sibuk melenyapkan suara-suara yang bermunculan memenuhi isi telinga bahkan kepalanya.

"Ayo pergi!" Reyndra menyeret tangan Arial.

Farel mengepalkan tangan memukul telinga hingga sekarang terasa mendengung hebat. Inilah yang membuat Farel kehilangan banyak teman, ia sulit mengontrol dirinya sendiri ia terkadang membentak padahal dia tidak bermaksud membentak. Orang-orang di luar tidak paham apa yang sedang Farel rasakan. Mereka hanya melihat dari sisi gelap Farel yang terlihat seperti seorang anak kelainan jiwa.

●●●

"Lu perhatiin deh, dia kaya gak punya temen," Arial menunjuk Farel yang tengah membaca buku di ruang perpustakaan.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang