10: Arial Baik

2.3K 170 33
                                    

Arial bermain sepak bola di dalam kamarnya. Bola yang tengah Arial tendang saat ini merupakan bola yang dulu kerap ia gunakan bermain bersama Reyndra. Arial selalu dejavu melihat bola itu, ketika rindu Reyndra biasanya Arial membawa bola itu ke tempat tidur lalu ia dekap hingga pagi.

Tok tok tok!

Arial menoleh ke arah pintu, ia mengambil bolanya kemudian ia membuka pintu kamar.

"Bunda?" Arial seketika tersenyum melihat Ranum yang berada di depan pintu kamarnya.

"Boleh masuk ke dalam?" tanya Ranum.

"Boleh!" Arial menjawab sumringah, ia membuka lebar pintu kamarnya.

Ranum masuk ke dalam kamar Arial.

"Bunda mau tanya soal Farel," ucap Ranum sesaat duduk di pinggir kasur Arial.

Senyuman Arial perlahan memudar. Hatinya kembali teriris melihat Ranum lagi-lagi memberi perhatian kepada Farel saja.

"Boleh, tanya apa Bun?"

"Farel di sekolah baik-baik aja kan?"

Arial mengerutkan kening. "Baik kok,"

"Kamu pernah lihat Farel menunjukkan perilaku aneh gak?"

"Beberapa hari kemarin, Farel sempat ketakutan di sekolah. Terus Al bawa ke uks," jelas Arial.

"Ketakutan? Ketakutan kenapa?" tanyanya.

Arial menggeleng. "Al gak tau Bun, dia sempat teriak, terus Al coba sadarin dia, malah tiba-tiba dia lemes."

"Kenapa kamu gak pernah bilang ke Bunda atau Ayah?!" Ranum memberikan Arial tatapan tajam.

Pandangan Ranum terarah kepada kedua tangan Arial yang memegang bola. Bola tersebut pemberian Ranum untuk anak kembarnya, Arial dan Reyndra.

Setelah menatap bola tersebut, Ranum kembali menatap Arial. Rasa kecewa dan marah kembali melebur di dalam hatinya, Ranum tidak bisa memaafkan Arial. Meski sayang, Ranum sulit melepaskan salah satu putra kembarnya dengan cara setragis itu.

"Bunda mau ke mana?"

"Ke dapur."

Arial meraih pergelangan tangan Ranum, membuat bola bundar itu seketika menggelinding.

Ranum menatap Arial.

Melepas tangan Arial pelan. Kemudian menutup pintu kamar Arial. Arial mendudukkan dirinya di kasur, Arial memandang bola yang menggelinding hingga terpentok tembok.

"Rey, Bunda udah gak peduli sama gue Rey."

●●●

Farel Ghifari Jovan Mandala. Putra tunggal Jovan Mandala itu mengalami masalah gangguan mental sejak kecil. Tanda kesembuhan Farel terlihat ketika anak itu sudah bisa bergaul dengan teman seusianya, Farel lebih sering keluar rumah, Farel sudah jarang berbicara sendiri. Psikiater Farel pun memberikan resep obat yang tidak sebanyak dulu, hanya dua jenis saja.

Namun bulan lalu Farel melakukan hal yang tidak sengaja ia lakukan.

Farel menabrak pejalan kaki sepulang sekolah, lalu Farel meninggalkan begitu saja. Semenjak saat itu Farel dihantui rasa bersalah, namun ia takut menyampaikan masalah ini kepada orang lain. Farel takut hal buruk akan terjadi kepadanya. Farel tidak mau dituduh pembunuh seperti Arial. Padahal belum tentu pejalan kaki yang ditabrak Farel meninggal dunia.

Farel belum memastikan orang yang ia tabrak waktu itu, setiap malam pukul tiga Farel terbangun dengan mimpi aneh. Farel kerap ketakutan sendiri.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang