26: Kita Pernah Musuhan

2K 165 27
                                    

Meski memiliki keterbatasan, Farel tidak ingin menggantungkan seluruh masalahnya kepada Arial. Farel menghadap Pak Wawan selaku guru BK sambil menunggu kedatangan orang tuanya yang baru saja ditelpon pihak sekolah.

Farel tidak merasa dirinya mengalami gangguan mental. Hampir sebagian besar siswa Rajawali tak ada yang tau sewaktu kecil Farel pernah dirawat di rumah sakit jiwa karena mengalami depresi berat.

Farel sudah jarang melihat bayangan-bayangan menakutkan semasa kecilnya, namun bisikan itu masih menyisakan trauma yang kerap Farel rasakan.

"Bunda gak marah kan?"

"Enggak sayang, tapi nggak boleh kamu melawan guru kamu dengan cara seperti itu."

"Farel dihina gak waras Bun, Bunda sama Ayah juga dihina gak bisa didik Farel. Bukan salah aku lah kalau aku ngelawan," protes Farel menggebu-gebu.

Ranum memahami ucapan Farel. Tak sepenuhnya Ranum menyalahkan kesahalan ini kepada Farel. Ranum merupakan seorang ibu yang mendidik anak-anaknya untuk berani kepada orang lain apabila mereka menghina harga diri kita.

"Kamu gak salah udah membela diri kamu dan martabat keluarga kita, tapi cara kamu yang kurang tepat. Apa tidak bisa berbicara secara baik-baik, kenapa harus diselesaikan dengan berantem? Apalagi lawan kamu guru kamu sendiri," balas Ranum.

Farel menunduk menatap rerumputan taman sekolahnya.

"Maaf Bun ..."

"Nggak papa, besok lagi jangan diulangin ya. Boleh kita membela diri, tapi tidak dengan cara bertengkar."

Farel mengangguk.

"Kamu nyaman kan sekolah di sini, Farel?"

"Nyaman-nyaman aja sih."

"Syukurlah kalau begitu, pulang sekolah kita jenguk guru kamu sekalian minta maaf ya," Ranum merapikan rambut Farel.

"Gak ah, ngapain minta maaf, orang kita gak salah."

"Minta maaf bukan berarti kita merendah Sayang, sekalian kita tunjukkan kepada guru kamu siapa kamu sebenarnya. Pangeran Mandala kok disepelin," Ranum terkekeh kecil, nyatanya berlimpah harta membuat Ranum lupa siapa dirinya sebelum menjadi Ibunda angkat Farel.

●●●

"Eh Al, lo sekarang jadi temen deketnya Farel ya?"

"Awas Al, ntar lo ketularan aneh loh."

Dafa melirik Arial yang bungkam mendengar pertanyaan dari teman-teman kelas.

"Btw tadi gimana sampai ruang BK? Farel masih kesetanan kah?" kali ini Kevin yang bersuara.

Arial menaikkan pandang menatap Kevin. Andai mereka melihat telinga Arial sekarang seperti mengeluarkan asap karena menahan sentakan yang berusaha tidak ia keluarkan.

"Aman kok dia," jawab Arial singkat.

"Gue heran deh sama lo," Kevin mengelus dagu. "kok bisa sih deket gitu sama Farel? Boncengan segala, emang rumah lo deketan?"

Arial menghela napas.

"Kalau lo tetangganya Farel, pasti lo tau dong dia sebenarnya kenapa," desak Kevin.

"Dia normal," jawab Arial.

"Mana ada orang normal kelakuannya aneh kaya gitu, itu mah harusnya diperiksa biar ketahuan sakitnya apa. Atau jangan-jangan emang tuh anak kerjaannya caper?"

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang