34: Bangun Al! Kita Semua Rindu

2.9K 188 40
                                    

Ranum melihat perjuangan Arial di dalam ruang ICU, meski hanya berbaring namun Arial baru saja berhasil melewati masa-masa kritisnya tadi. Jantung anak itu sempat berhenti beberapa saat, meruntuhkan hati Ranum hingga berkeping-keping.

Namun untungnya Arial dapat kembali bertahan seolah mendengar jeritan Ranum yang tidak membolehkan dirinya pergi secepat itu. Ternyata kehilangan Arial sesakit kehilangan Reyndra, Ranum benar-benar tidak bisa membayangkan jika Arial pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Setelah sekian jam menemani Arial, Jovan dan Ranum berpindah ke kamar Farel. Kamar Farel terdapat satu sofa, televisi, kamar mandi pribadi, dan ranjang berukuran besar. Ya, kamar Farel termasuk tipe VIP.

Jovan mengusap punggung tangan Farel yang terhubung dengan infus, sementara Ranum duduk di sofa mengurut pelipis kepalanya.

"Kamu istirahat gih," ujar Jovan mendekati istrinya, ia berjongkok di hadapan Ranum menyetarakan tinggi badan mereka.

Jovan mencium kening Ranum lembut, mengangkat kedua kaki istirnya naik ke sofa kemudian menyuruhnya berbaring.

"Tidur ya, nanti kita dampingin anak-anak kita lagi." Jovan membelai rambut panjang Ranum.

"Makasih ya, Mas."

Jovan mengangguk seraya tersenyum. "Selamat malam, istriku."

Cup

●●●

Mulut Farel bergerak menghirup oksigen melalui masker yang menutup hidung serta mulutnya. Farel membuka matanya perlahan, seperti bangun dari mimpi yang sangat panjang, sekujur tubuh Farel serasa kaku dan sulit digerakkan.

Dua hari tidak sadarkan diri membuat Farel masih merasa asing dengan tempat tidurnya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari tidak sadarkan diri membuat Farel masih merasa asing dengan tempat tidurnya sekarang. Farel menutup mata lagi, lalu membuka perlahan. Leher Farel bergerak melihat sekitar ruangan ini, Farel menemukan Jovan yang tertidur dalam posisi duduk memangku kepala Ranum.

"Ayah ..." panggil Farel tercekat.

Rel! Gak lucu anjir! Lo tau kan gue gak suka kebut-kebutan!

Rel pelanin dikit!

Farel meringkuk, tiba-tiba suara Arial menggema di dalam telinga.

Mampus lo sekarang dipenjara di rumah sakit jiwa!

Lo gak bakal bisa keluar!

Lo selamanya bakal dikurung di situ!

Mampus lo!

Farel mengepalkan tangan, Farel meninju telinganya kuat-kuat. Giliran Arial sudah berhenti kini berganti dengan suara orang yang berbeda-beda.

"Farel!" Ranum langsung bangkit, ia menahan tubuh Farel yang hampir jatuh dari ranjang.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang