Semesta sangat tidak adil. Arial dan Reyndra jatuh bersama namun mengapa semesta hanya memanggil Reyndra?
Reyndra ialah separuh jiwa Arial. Tanpa Reyndra Arial tak bisa membayangkan hari-hari ke depan nanti. Mereka berdua pernah bermimpi kelak ingin menjadi orang dewasa yang berguna untuk orang lain. Namun sebelum dewasa, Reyndra sudah mengakhiri mimpi itu, Reyndra meninggalkan Arial dengan meninggalkan torehan luka yang tak bisa dibayar dalam bentuk apapun. Selamanya Reyndra tidak akan terganti oleh sosok manapun.
Terlalu singkat Reyndra menghabiskan waktunya di dunia. Ranum tak sanggup melihat kali terakhir wajah Reyndra sebelum seluruh tubuh anak itu ditutup kain kafan. Ranum menangis sejadi-jadinya kehilangan Reyndra, seperti baru kemarin Ranum menimang anak itu bergantian dengan suaminya. Seperti baru kemarin Ranum melihat kedua anak kembarnya bermain sepeda, dan seperti baru kemarin Ranum melahirkan anak kembar yang memiliki paras sama.
Wangi kapur barus menyeruak, Arial menutup matanya menyimpan baik-baik rasa kecupan terakhir yang ia berikan untuk Reyndra pada permukaan kening. Dingin, tubuh Reyndra sudah dingin layaknya makhluk yang tidak memiliki darah, kulit Reyndra pucat. Sebisa mungkin Arial menahan air matanya agar tidak membasahi tubuh suci Reyndra.
"Kapan-kapan kalau lo kesepian, jangan sungkan buat panggil gue. Gue mau kok nemenin lo di sana, Rey."
Sejak semalam tidak seorangpun ada yang menanyakan kondisi Arial pasca kecelakaan. Arial hanya diobati pada beberapa titik luka saja, selanjutnya Arial tidak menjalani pemeriksaan apa-apa. Pikiran Arial seluruhnya tertuju pada Reyndra, ia tak peduli bagaimana kondisi tubuhnya sendiri, semalam ia berdoa sungguh-sungguh supaya ada keajabian yang datang.
Sekali lagi, Arial meminta pada tuhan agar mengembalikan nyawa saudara kembarnya. Arial masih ingin bersama dengan Reyndra lebih lama lagi, sebagai seorang kakak Arial berjanji akan menjaga Reyndra jika doanya dikabulkan.
"Hamba mohon ...."
Tiba pukul 11.00 WIB, Reyndra harus segera dimakamkan sesuai dengan persetujuan pihak keluarga. Arial mengintip para orang dewasa tengah bersiap memikul keranda jenazah. Arial mengusap air matanya yang tiba-tiba mengalir sampai menetes ke pipi.
Ini bukan mimpi ataupun halusinasi, akan tetapi ini nyata yang harus Arial hadapi. Setelah kehilangan Ayah, Arial juga harus merelakan kepergian saudara kembarnya. Ranum pingsan berkali-kali, hari ini ia tidak dapat mengantar putranya ke makam karena ia pingsan sebelum berjalan meninggalkan rumah.
Seperti ada batu besar yang menghimpit kepala Arial membuat dirinya merasa pening. Sepulang dari rumah sakit, Arial belum makan apapun. Bahkan minum saja Arial juga tidak mau, ia merasa bersalah. Pandangan orang-orang yang melayat seolah menuduh Arial sebagai penyebab kematian Reyndra.
Arial memegang pundak Farel untuk pertama kalinya.
"Rel," panggil Arial lemah. Pandangannya berkunang-kunang.
Farel menatap Arial tidak bersahabat. Jelas tertaut raut sedih dari wajah mereka berdua.
"Tolong ambilin gue air," ucap Arial.
Farel menautkan alis. "Bisa-bisanya nyuruh aku ngambilin air, kamu gak liat kita sedang nganterin Rey ke tempat peristirahatan terakhirnya?"
Arial mengerjap.
"Memang dasar orang jahat! Gak punya hati nurani! Minggir, aku mau nganterin Rey!" Farel mendorong tubuh lemas Arial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother✔️ [Tamat]
Ficção GeralArial dan Reyndra merupakan saudara kembar. Ayah mereka meninggal dunia sejak dua tahun silam, seiring berjalannya waktu bunda menikah dengan seorang duda yang memiliki putra bernama Farel. Pada suatu hari Arial sedang bersama Reyndra lalu terjadil...