Farel resmi terpilih menjadi perwakilan dari SMA Rajawali pada acara lomba akhir tahun yang diadakan oleh Yayasan Kebudayaan Jakarta.
Farel antusias mendapat kabar tersebut, dengan senang hati Farel sanggup mengemban amanah dari kepala sekolahnya yang mengatakan bahwa dirinya adalah siswa yang dipandang 'sanggup' mewakili sekolah favorit sekelas SMA Rajawali.
"Gue takut banget nama gue nggak masuk..." Farel menarik kaos Arial hingga menutupi wajahnya.
Arial nampak fokus mengetik sesuatu di laptop, tangan Farel sudah panas dingin tak berani membaca website dimana informasi peserta lomba yang lolos pada babak semi final kemarin akan diumumkan pada hari ini.
"Aduh! Kaos gue bisa melar," Arial melirik Farel sekilas.
Kamar tamu menjadi saksi betapa menggebu-gebunya perasaan Farel saat ini.
"Gimana Al? Nama gue ada nggak?" tanya Farel menyembunyikan wajahnya di balik pundak Arial seraya menutup telinga.
"Sabar... satu menit lagi," jawab Arial. "Napa sih ragu begitu, pasti lolos."
Ceklek...
Arial dan Farel kompak mendongak melihat siapa yang membuka pintu.
"Ayah... lama banget pengumumannya. Farel takut, Yah..." Farel langsung mengadu saat Jovan dan Ranum mendekat ke arahnya.
"Belum diumumin? Katanya jam empat sore, ini udah jam berapa?" balas Jovan ikut menatap layar laptop di atas meja.
"Kurang satu menit, Om," sahut Arial menggulir mouse tepat di bawah website---menyegarkan halaman.
"Lama banget anjir," umpat Farel kesal.
"Biar nggak tegang, Bunda beliin kalian es krim loh. Dimakan gih," Ranum nampak mengaduk isi plastik yang ia bawa, bungkus es yang nampak mengembun itu lantas ia berikan pada Arial dan Farel.
Tanpa menunggu waktu lama Arial langsung membuka bungkus tersebut, menjilat-jilat permukaan dingin es-krim rasa vanila itu.
"Woah...! Buruan baca, Al!" Farel memukul pundak Arial keras. Lalu ia kembali bersembunyi di belakang pundak Arial sambil merapalkan doa.
Arial menyipitkan mata membaca dengan teliti nama-nama peserta yang lolos pada babak semifinal yang dilombakan lusa lalu.
Arial berhenti menggulir layar ketika nama yang ia cari-cari sudah di depan mata. Ia menoleh ke arah Jovan dan Ranum dengan bibir tersenyum lebar. Namun sedetik kemudian Arial mengangkat jari telunjuknya tepat di depan mulut--seolah sedang memberi kode.
Ekspresi mereka berdua juga tak kalah bahagia seperti raut wajah Arial. Ranum sampai menutup mulutnya agar tidak berteriak kegirangan, ia mengguncang lengan Jovan berusaha menetralkan degup jantungnya yang memburu.
"Gimana Al? Lama banget, lo bisa baca nggak sih?!"
"Nama lo udah gue cari dari atas sampai bawah, kok nggak ada ya," bohong Arial menoleh ke belakang dengan wajah sedih.
"Lo serius...?" Farel menatap Arial sayu.
Arial mengangguk.
"Nama gue nggak ada?" tanya Farel menatap lekat wajah Arial.
"Iya." Arial mengangguk pelan.
"Lo yakin udah baca semua nama peserta yang lolos?" tanya Farel berharap.
Arial mengangguk. "Coba lo baca sendiri."
Farel menghela napas berat, harapan untuk maju ke babak Final dan membawa pulang piala besar yang kemarin sempat dipajang seketika sirna rasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341049285-288-k703397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother✔️ [Tamat]
قصص عامةArial dan Reyndra merupakan saudara kembar. Ayah mereka meninggal dunia sejak dua tahun silam, seiring berjalannya waktu bunda menikah dengan seorang duda yang memiliki putra bernama Farel. Pada suatu hari Arial sedang bersama Reyndra lalu terjadil...