39: Hilang Ingatan (?)

2.3K 180 32
                                    

Arial yang sekarang nampak berbeda dengan Arial yang kemarin. Sekarang anak itu lebih banyak diam, banyak melamun, cakap berbicaranya pun menurun. Arial sering gugup tanpa sebab, kebingungan saat hendak melakukan sesuatu hingga sulit merespon keadaan sekitar.

Banyak hal yang harus dipulihkan pasca pembedahan operasi pengangkatan tumor kemarin. Menjadikan Arial kehilangan sebagian memorinya---bukan sepenuhnya hilang, hanya lupa namun bila dijelaskan perlahan Arial akan mulai mengingat kembali.

"Ini rumah kita," Ranum mengapit lengan Arial.

Arial berhenti di depan pintu rumah besar tersebut. Asing, Arial mengedarkan pandangan, ia menarik tangan Ranum pelan.

"Bukan rumah kita Bunda," ujar Arial.

"Ini rumah kita, ayo masuk dulu, nanti Bunda jelasin."

Arial dituntun masuk ke dalam rumah Jovan. Baru masuk Arial sudah disuguhkan pajangan album besar pernikahan Jovan dengan Ranum. Arial berusaha keras mengingat orang-orang di dalam foto tersebut.

Rey ...

Om Jovan ...

Farel ...

Setelah menyuruh otaknya mengingat keras pemilik nama pada foto tersebut, Arial mulai mengerti mengapa dia bisa tinggal di sini dan menetap di rumah ini.

"Kamu ingat?"

Arial mengangguk.

"Kamu nggak bingung lagi kan?"

Arial menggeleng.

Ranum menggandeng tangan Arial lagi.

"Bun aku kok bisa lupa sama sejarah keluarga kita? Tapi setelah Bunda jelasin aku bisa inget lagi, aku kenapa Bun?" Arial memijit pelipis kepalanya.

"Kamu habis dioperasi, Bunda udah nanya dokter katanya kondisi kamu wajar. Semua harus dimulai pelan-pelan," jelas Ranum.

"Ini minum dulu," Ranum mendekatkan segelas air putih ke hadapan Arial.

Arial menerimanya.

"Ini Om sama anaknya kemana?" tanya Arial.

"Mereka lagi ke Singapura, kemarin Bunda nganter Farel sampai Bandara. Dia juga harus segera berobat," jelas Ranum.

"Berobat? Memang Farel sakit apa?" tanya Arial.

Ranum menghela nafas. "Farel istimewa. Kamu sendiri yang nemenin dia berobat selama ini, nggak ingat?"

Arial mengernyit. "Mana mungkin aku nemenin Farel, dia nggak pernah suka sama aku," ujar Arial.

"Kamu sama Farel sudah kaya saudara sekarang. Kalian akur sekali,"

Arial menatap Ranum tidak percaya.

"Ah, Bunda tidak punya foto kalian pas lagi berdua. Coba deh nanti Bunda minta kirim sama Ayah kamu."

Arial meminum sisa air di gelas hingga tandas.

●●●

Arial berangkat sekolah naik taksi. Hampir satu bulan lamanya Arial tidak menginjakkan kakinya di pelataran sekolah.

Hari ini menjadi hari pertama Arial kembali melihat suasana sekolah, tatapan aneh siswa-siswi di sana membuat Arial merasa risih. Terlebih Arial tidak ingat betul kejadian yang pernah ia lalui di sekolah ini.

Seingat Arial ia berada di kelas 10 MIPA 5, Arial ingat pula tempat kelasnya berada.

"Ini kan ya?" Arial membaca baik-baik papan nama yang tertera pada samping pintu masuk. Setelah yakin, Arial pun memutuskan untuk masuk.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang