07: Delusi

2.4K 159 23
                                    

Farel menyelipkan bungkus rokok ke dalam tas, Farel menutup resleting tas-nya. Kemudian ia keluar dari kamar, langkah jenjang kaki Farel menuruni anak tangga dengan wajah ceria.

"Pagi Bunda!"

"Pagi Ayah,"

"Pangi sayang ..." jawab Ranum.

Arial berdiri di samping handrail ia tersenyum tipis melihat wajah ceria Ranum ketika mencium pipi Farel. Di situ Farel terlihat risih, padahal Arial sangat merindukan kasih sayang Ranum yang tak tersisa sedikitpun untuknya.

Arial setiap pagi tidak pernah sarapan, Arial enggan mengganggu moment sarapan di ruang keluarga. Dulu, Arial pernah menjadi bagian dari keluarga bahagia itu, namun semenjak kematian Reyndra, Arial sudah tidak pernah duduk di kursi itu lagi. Arial berangkat sekolah lewat pintu belakang, Arial menuntun motornya keluar dari halaman besar rumah Jovan. Setelah sampai di depan gerbang, Arial baru menyalakan mesin kemudian melaju ke sekolah.

Semakin akrab dengan Kevin dan Dafa semakin bobrok pula kelakuan mereka. Mereka bersekolah di SMA Rajawali, Jakarta. Sekolah favorit yang diminati paling besar seantero kota.

"Noh Pak Fian," Dafa mengarahkan rahang Arial menatap seorang guru yang berbaris di barisan khusus para guru.

"Ya, gue udah tau," jawab Arial.

"Lo bilang kemarin belum tau,"

"Kan kemarin, abis itu gue cari tau,"

"Serah lo, Al."

"Janji siswa ..."

"JANJI SISWA!"

"Kami siswa-siswi SMA Rajawali berjanji,"

"KAMI SISWA-SISWI SMA RAJAWALI BERJANJI,"

Seluruh peserta upacara mengucapkan Ikrar pelajar kecuali Arial. Arial tidak ingin memberikan janji palsu kepada sekolahnya, makanya Arial lebih memilih diam mendengarkan omong kosong teman-temannya termasuk Dafa dan Kevin yang terlihat bersungguh-sungguh menirukan ucapan Ikrar dari petugas upacara di depan.

Upacara berlangsung satu jam lamanya, khusus kelas sepuluh akan diadakan razia extra Pramuka bagi murid-murid yang kerap membolos extra wajib tersebut.

"Pengumuman ... pengumuman ..."

"Anjir pasti Pramuka," cicit Kevin.

"Mampus dari awal gue gak pernah berangkat Pramuka," sambung Arial.

"Lo pikir gue berangkat?" sahut Dafa di barisan samping kiri Arial.

"Kepada siswa kelas sepuluh, dimohon untuk tetap berada di lapangan karena akan ada pengumuman dari Pak Burhan, silahkan Pak Burhan waktu dan tempat kami persilahkan," ujar seorang guru yang mengambil alih mikrofon milik MC Upacara.

"Baik, kepada nama-nama yang saya sebut tetap tinggal di lapangan. Dan untuk nama-nama yang tidak saya sebut silahkan kembali ke kelas masing-masing, mengerti?"

"MENGERTI!"

Urutan demi urutan sedang dipanggil. Tinggal menunggu giliran apakah siswa dari kelas X MIPA 5 ada yang terkena razia.

"Kelas sepuluh MIPA 5, satu Arial Kavindra Putra, dua Arman Prasetya, tiga Azlan Mahendra, empat Dafa Kurnia, lima Dandi Abraham, enam Kevin Bintang Juanda ...."

Arial dan kawan-kawan yang dipanggil maju ke depan disaksikan seluruh peserta upacara kelas sepuluh.

Bukan malu, Arial justru tersiksa dengan rasa perih di perut. Tangan kanan Arial menghormat ke arah sang saka merah putih.

Stepbrother✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang