Karena Farel tidak membawa motor jadilah dia berboncengan dengan Arial menuju rumah korban. Arial membawa motornya santai, sedangkan Farel tampak cemas memikirkan nasib keluarga yang sudah ditinggal perempuan tersebut. Farel menyebut nama Jovan berkali-kali, berharap Ayahnya datang ke mari ikut menyelesaikan masalahnya.
"Al, apa gue telpon Ayah ya?"
"Buat apa?"
"Buat bantuin kita," ujar Farel.
Konsentrasi Arial terbagi menjadi dua, satu sisi ia fokus berkendara di sisi lain ia tengah berbicara kepada Farel.
"Al? Gimana?" tanya Farel menepuk pundak Arial karena tidak mendapat jawaban.
"Gue lagi fokus, jangan lo ajak ngobrol!" Arial membalas ketus. Dia melupakan ajakan Farel lalu kembali fokus mengendarai motor, Arial tidak ingin kejadian serupa menimpa dirinya untuk kedua kalinya. Arial sangat berhati-hati dalam berkendara, memacu gas di atas kecepatan empat puluh saja jantung Arial sudah ketar-ketir.
"Sensi amat," cibir Farel, padahal jalanan sepi.
Arial berhenti di pinggir jalan membaca alamat yang ia minta dari seorang perawat rumah sakit waktu itu.
"Pos nomor 35, berarti lurus ya," gumam Arial bermonolog kepada dirinya sendiri.
"Rel," panggil Arial membuka kaca helmnya.
"Hah?"
"Lo udah siap kan?" Arial menatap Farel dari arah spion.
"Siap ngapain? Pokoknya gua ogah dipenjara!" seru Farel.
Arial berhenti di depan pagar yang memiliki kode pos angka tiga puluh lima. Arial melepas pelindung kepala, menatap Farel yang enggan turun dari atas jok motor. Arial membaca alamat itu sebelum memutuskan mengetuk pintu pagar sehingga menimbulkan suara nyaring.
"Al, lo serius? Gue nggak mau dipenjara..." rengek Farel.
"Turun aja dulu," titah Arial.
Nampak pintu pagar terkunci rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother✔️ [Tamat]
Fiksi UmumArial dan Reyndra merupakan saudara kembar. Ayah mereka meninggal dunia sejak dua tahun silam, seiring berjalannya waktu bunda menikah dengan seorang duda yang memiliki putra bernama Farel. Pada suatu hari Arial sedang bersama Reyndra lalu terjadil...