Raga lemah itu masih bernyawa.
Ngiiingg~
Antara sadar dan tidak, Arial mendengar ada yang berdenging. Lama-kelamaan suara dengingan itu semakin panjang dan terdengar jelas.
Belum ada niatan membuka mata, Arial merasa sakit di sekujur tubuhnya. Terutama kepala. Demi apapun Arial belum memiliki banyak tenaga untuk melawan sakit kepala sialan ini.
Andai bisa lari, Arial ingin menyeburkan setengah kepalanya ke dalam air. Atau sekedar mengangkat tangan saja, Arial ingin menjambak rambutnya kuat-kuat. Namun sayang, Arial tidak mampu menggerakkan tubuhnya, bahkan kesadarannya terasa timbul-tenggelam.
Kedipan pertama, Arial tak tau ia sedang berada di mana. Lagi pula semua nampak buram, membuat Arial semakin pusing.
Tak ada pertanyaan yang terlintas di benak Arial, dia hanya sedang mengajak kepalanya berdamai dengan situasi. Mungkin itu lebih baik daripada memikirkan rentetan kejadian di tengah kondisi kepala yang hendak pecah ini.
Kedipan mata ke dua, ruangan tersebut sepi.
Mungkin ini hanya mimpi buruk.
Arial tak ingin berlama-lama berada di mimpi ini, Arial kembali terpejam sembari merasa-rasakan sakit di sekujur tubuh. Masih terlalu pagi Arial ingin melihat cahaya mentari, dan masih terlalu ngantuk meladeni sifat nakal penyakitnya yang sering kambuh sewaktu pagi.
Arial familiar dengan rasa sakit sialan yang selalu menyambut hari paginya. Kendati demikian Arial tetap tidak suka 'sensasi' itu hadir terus-menerus mengganggu kualitas tidurnya.
Biasanya remaja itu langsung pergi ke kamar mandi lalu mengguyur kepalanya berkali-kali mengunakan air. Cara tersebut ampuh meredakan pening sekaligus membuatnya kembali merasa segar.
●●●
Farel menyelinap masuk ke dalam ruangan Arial tanpa sepengetahuan Jovan dan Ranum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother✔️ [Tamat]
Ficción GeneralArial dan Reyndra merupakan saudara kembar. Ayah mereka meninggal dunia sejak dua tahun silam, seiring berjalannya waktu bunda menikah dengan seorang duda yang memiliki putra bernama Farel. Pada suatu hari Arial sedang bersama Reyndra lalu terjadil...