🍒🍒🍒
Marvin berjalan kearah Marlon dan teman-temannya, "tenang aja, anak lo selamat" ucapnya lalu memberi hasil test nya.
Marlon menerimanya sambil tersenyum tipis, lalu kembali menatap Keisha yang menatap kosong langit-langit kamar. Dia kini menyadari bahwa dia melakukan kesalahan yang mampu membuat Marlon marah besar.
Keisha sebenarnya tak peduli, Marlon madah atau tidak. Dia hanya ingin bayi itu tiada, dia tak ingin bayi itu menjadi bayi iblis seperti Marlon.
Gadis itu memiringkan tubuhnya kearah balkon, kala Marlon berjalan mendekatinya. Dia memegang erat selimutnya agar Marlon tak dapat menarik selimutnya dan memulai pertengkaran.
Kini hanya tersisa Marlon dan Keisha berdua dikamar, yang lain sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Marlon duduk dipinggir kasur tepat du sebelah Keisha tidur.
Laki-laki itu tak menarik paksa selimut yang digunakan Keisha, seperti yang gadis itu pikirkan. Malahan, dia menarik selimut itu keatas menutupi tubuh Keisha, lalu dia meng elus-elus kepala gadis itu.
"Tidurlah" ucap Marlon.
Keisha sedikit membalikkan badannya, menjadi terlentang. Lalu menatap Marlon, "maaf" ucapnya.
Marlon menghela napas pelan, lalu dia tersenyum pada Keisha sambil meng elus-elus kening gadis itu. "It's okay, tapi jangan gitu lagi. Ya?"
Keisha mengangguk, lalu dia memiringkan tubuhnya dengan sedikit kasar.
"Pelan-pelan sayang.. Kasian bayinya" ucap Marlon.
Keisha terdiam, dia dengan apa barusan? Bayi? Dia belum..
Tangan gadis itu perlahan meraba perutnya, "aku.."
"Kamu nggak keguguran, tenang. Jangan takut" ucap Marlon.
Keisha kembali menatap Marlon, laki-laki itu mungkin berbohong untuk menakut-nakuti nya. "A-Aku ngga mungkin hamil.. Anak aku udah mati, kak.."
Marlon tersenyum lalu dia mendekatkan wajahnya kesamping wajah Keisha, lalu berbisik. "Jangan coba hancurin.. Semua keinginanku" lalu dia menjauh dan menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan pelan.
Lalu Marlon berjalan keluar dari kamar, sementara Keisha sendiri masih terdiam di tempat tidurnya. Dengan pikiran yang campur aduk, dia pusing dan bingung.
"A.. Apa.."
Gadis itu kembali meratapi nasibnya, menangis tanpa bersuara. Tangannya masih setia mengelus elus perutnya yang didapati ada bayi yang masih belum terbentuk.
Gadis itu memukul kepalanya tiga kali, dan memakai diri sendiri. "Bodoh! Bodoh!"
"Ketakutan terbesarku benar-benar terjadi, aku benci.. AKU BENCI KAK MARLON!" ucapnya dengan meninggikan suaranya pada kalimat terakhir. Lalu kembali dalam tangis isaknya.
Entah sudah berapa lama gadis itu menangis menatap kosong kearah bawah dengan tangan yang masih sama posisinya. Dia bahkan tak sadar, bahwa ada seseorang yang masuk kedalam sambil membawa sesuatu.
Orang itu berhenti tepat di sebelah kasur Keisha, menaruh beberapa benda yah dia bawa lalu menatap Keisha yang masih belum menerima kenyataan bahwa dia hamil.
"Sha, makan dulu" ucap orang itu.
Keisha tentu mengenal suara itu, dia menolah menatap orang itu. "Kamu panggil aku.. Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTGOAP [TERBIT]
Teen Fiction(BBRP PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN) FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! .... Marlon adalah orang yang berbahaya bagi Keisha, laki-laki yang lebih tua dua tahun darinya itu tak akan membiarkan Keisha keluar dari hidupnya. Semua berubah s...