31

12.2K 407 13
                                    

🍒🍒🍒

Hari menjelang sore Ke malam, dan Keisha masih tetap didalam kamar dan hanya duduk duduk saja lalu menatap kearah luar dengan sendu.

Baru saja, Marlon mengatakan bahwa Melly sekarang tengah berada di rumah temannya dan masih menangis karena dirinya yang hilang tiba-tiba. Membuatnya pasti sangat syok dan kaget.

Dan laki-laki itu masih sama seperti kata-katanya, tidak berbohong. Dia benar-benar akak menyingkirkan Melly dari kehidupan ini agar tidak ada penghalang antara hubungannya.

Keisha akui, bahwa semua ini dimulai darinya. Dari awal, Keisha tidak berniat untuk pergi ke toilet dia hanya ingin melihat Marlon dan lainnya pergi ke toilet, karena saat itu dia melihat mereka yang melewati kelasnya jadi dia ingin ikut keluar hanya untuk melihat ketujuh orang itu.

Ya, ini semua dimulai darinya. Rasa penasaran terus membawanya untuk melihat kakak kelasnya.

"Mau ujan ya" gumamnya. Menatap awan-awan yang berubah gelap dan angin yang kencang hingga dia bisa merasakan angin itu masuk dari cela-cela jendelanya.

Pintu terbuka, Keisha hanya melirik saja karena dia tau siapa yang datang.

Marlon jalan sambil tersenyum menatap Keisha dari belakang, bahkan rambutnya saja sudah membuat Marlon terpesona. Sangking cantiknya gadis itu, sehingga rambut pun bisa cantik.

Laki-laki itu membawa tas berwarna ping, yang pasti isinya makanan. Lalu dia meletakkan diatas meja depan Keisha, dan dia ikut duduk di kursi sebelah gadis itu. Tangannya menggapai tangan Keisha lalu menggenggamnya.

"Suka banget liat langit, apa yang spesial?" ucap Marlon. Lalu dia ikut menatap arah luar jendela, sama seperti Keisha.

Keisha tersenyum, "karena.. Dia bisa bikin aku tenang dalam keadaan apapun, dan hanya langit yang mampu buat aku tenang dan ngga takut dalam hal apapun" balasnya.

"Aku?"

"Apa?"

"Berarti aku ngga bisa buat kamu tenang ya?" pertanyaan Marlon membuat Keisha langsung menoleh pada laki-laki itu.

"Ngga gitu.. Kaka bisa tenangin aku, tapi dengan cara berbeda" ucapnya.

Marlon masih diam menatap Keisha, dan gadis itu harap laki-laki itu setelah ini tidak berubah menjadi ganas lagi. Cukup, dia sudah tak bisa lagi menjadi boneka kesayangan Marlon yang asik disakiti dan dipermainkan.

Keisha menunduk, memainkan jari-jarinya. Terdengar suara dari gerakan tas kecil itu, ternyata Marlon yang tengah mengambil sesuatu dari dalamnya. Apa?

Keisha sontak berdiri, kala Marlon yang mengambil sebuah dua bola mata yang masih memiliki darah disana. Gadis itu menatap Marlon dengan bingung, namun laki-laki itu tetap diam sambil menatap Keisha dengan tersenyum.

Keisha mencoba baik-baik saja, mungkin itu mata palsu yang dibuat-buat tapi ini dari Marlon. Sangat tidak mungkin jika laki-laki itu menggunakan organ tubuh dengan mainan.

"Kamu takut?" tanya Marlon.

Keisha menggeleng, "e-enggak.. aku cuma kaget aja" jawabnya lalu kembali duduk.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang