34

9.7K 408 16
                                    

🍒🍒🍒

Sudah berjam-jam Keisha diam dengan menangis, sementara Melly hanya duduk dan makan didepan Keisha dan tak memperdulikan gadis malang itu.

Keisha berkali-kali memanggilnya, suaranya sampai serak karena dia haus dan ingin minum. Dia menangis karena melihat Melly yang selama ini hanya berpura-pura karena kebencian, dia balas dendam.

"Ly.. Boleh lepasin aku? Aku mau buang air kecil, ly" panggil Keisha.

Melly menoleh sambil sinis, lalu di berdecak. "Halah, bilang aja lo mau kabur. Alasan begitu udah pasaran, ngga mudah percaya sekarang" sahut Melly dengan nada dinaik turunkan.

Keisha keneguk salivanya kasar, "mel.. Aku mohon, aku ngga akan kabur.. Aku mohon mel.." mohon Keisha dengan sendunya.

"Duh, makan gue jadi keganggu gara-gara suara lo yang alay!" kesalnya. Lalu dia melempar botol berisi air dan mengenai kaki Keisha, "minum tuh, lepas tapi? Berusaha sendiri, lo kan biasanya bisa berusaha lepas diri dari Marlon" lanjutnya. Lalu dia pergi dan keluar, pintu tertutup dengan kencang.

Tetes di tetes berjatuhan, dadanya sesak dia benar-benar sakit hati melihat sosok yang selalu dia tunggu kedatangannya dan yang selalu dia anggap rumah ternyata akan berakhir seperti ini.

Tangis isakknya menggema dalam ruangan gelap ini, rasanya dia tak tahan untuk hidup. Disisi lain, dia bersama Marlon yang juga tak pernah tanpa menyiksanya itu cukup, tapi mengapa kini dia melihat Melly yang ternyata memiliki kebencian yang besar padanya dia bertambah sakit hati.

Melly tak pernah memberi tahunya siapa yang dia sukai, dia hanya menyebutkan Fabio, Fabio dan Fabio. Itu saja yang dia sebut, saat Keisha awal-awal tak ingin mengenali siapa sosok Marlon dan gengnya.

Jadi siapa yang salah? Melly atau Keisha?

"Melly.. Aku cape, seharusnya kamu jadi sandaran aku tapi kenapa kamu sekarang malah jadi luka terdalam buat.. Aku?? Hiks.. Hiks.. Hiks.."

"Siapa sekarang yang aku anggap rumah? Ibu? Ayah? Mereka dimana? Dan, Melly?"

Setelah mengatakan rasa sakit hatinya, dia kini diam melamun menatap kearah bawah. Dengan pikiran yang kosong, tak ada harapan lagi untuk meminta tolong siapa juga yang dia mintai untuk menolongnya.

Marlon? Yakinkah? Apa laki-laki itu tak pernah menyakitinya karena dia kabur dari rumah, Keisha yakin laki-laki itu tengah marah karena tak melihat keberadaannya dirumah dan jejak terakhirnya adalah pintu kamarnya yang terbuka.

"Twinkle Twinkle little star.. How i wonder what you are. . Twinkle.. Twinkle.. Little star.. And i want you blood right now"

Keisha menoleh, menatap kegelapan sekitarnya. Suara nyanyian itu membuatnya merinding dan ketakutan, dia terus menatap kearah gelap sekitarnya.

"Twinkle.. Twinkle.. Little, star.. And i want you blood right now"

"S.. Siapa!"

"And i want you blood right now"

Hingga, dua sepasang kaki muncul dalam kegelapan. Sepatu hutan dengan kaos kaki berwarna putih panjang, dari situ Keisha tau siapa orang itu. "Melly.."

"Twinkle Twinkle little star, how i wonder what you are.."

Keisha menggerakkan tangannya, dia mulai ketakutan besar. Tangannya terus bergerak, begitu pula dengan kakinya. Dia gerakan semua tubuhnya, tanpa memperdulikan suara nyanyian orang itu yang berusaha menakut-nakuti Keisha.

"And i want you.. Blood right.. Now"

"M.. Melly..?"

"Ke.. Keisha??"

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang