36

10.5K 442 25
                                    

🍒🍒🍒


Sepasang mata yang menajam menatap seseorang yang membuatnya ingin segera dia bunuh sekarang juga, tangannya sudah sangat gatal untuk mencekik leher orang itu. Berani-beraninya dia mengambil miliknya, dia pikir mereka akan berhasil bersembunyi didaerah seperti ini.

Tidak akan, semua daerah akan didatangi oleh Marlon dan yang lain. Demi gadisnya yang berani kabur lagi darinya, bersama teman barunya. Siska.

Dari jauh, ada dua gadis yang tengah asik bercanda sambil menyiram tanaman bersama-sama. Mereka tak sadar karena sangking asiknya bercanda sampai tak sadar ada yang memantau mereka dari kejauhan dengan amarah yang besar.

Dia iblis, yang ditakuti oleh Keisha sebelumnya tapi yakinlah gadis itu sudah tak takut lagi pada laki-laki seperti Marlon.

"Lihat deh, jadi seger banget bunganya" ucap Keisha dengan tersenyum.

Siska mengangguk senang, "iya seger banget, mana bunganya cantik-cantik lagi kaya kita.. Hahahaa" ucapnya lalu tertawa lagi bersama Keisha.

"Eh kei, aku kedalam dulu ya ambil roti nanti kita makan roti bakar diluar aja. Mumpung cuacanya bagus banget buat kita" ucap Siska. Diangguki oleh Keisha, gadis itu menaruh selang dan mematikan aliran airnya.

Lalu berjalan duduk di kursi yang tak jauh dari rumahnya, berada di halaman rumah. Dia duduk sambil menatap pepohonan yang cantik dan memberi angin dingin, ditambah harum bunga-bunga yang semakin membuat hati Keisha bahagia.

"Melly.. Aku maafin kamu, tapi kamu terlalu sakitin aku" gumamnya.

Selang beberapa menit kemudian, Keisha berkali-kali menengok kearah dalam rumah karena Siska yang tak kunjung keluar dan selesai-selesai. Perasaan, roti bakar hanya sebentar saja membuatnya mengapa ini sangat lama dan hampir satu jam Keisha menunggu.

Perasaannya khawatir, dia seharusnya tak boleh merasa khawatir seperti ini dan pikir saja mungkin gadis itu tengah membuat banyak tapi tak mungkin juga untuk apa membuat banyak siapa yang akan menghabiskan sisanya.

Napas Keisha menderu, dia semakin khawatir dan gelisah karena keheningan yang membuatnya takut. Tak ada suara sama sekali, tak ada suara dimana Siska yang selalu bernyanyi merdu jika tengah memasak.

"Kok Siska belum balik ya..." gumamnya terlihat gelisah.

Kakinya terus bergerak, matanya terus menatap jendela yang mengarah ke dapur. Karena dia sudah merasa tak tenang, akhirnya dia berjalan masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa takut terjadi apa-apa.

"Siska!" panggil Keisha.

Langkahnya cepat menuju dapur, dia langsung berhenti dan kakinya melemas karena melihat sesuatu yang tak pernah dia inginkan untuk dilihat. "SISKA!!!"

Siska mati.

Dengan kedua tangannya yang dipaku didinding dengan paku yang besar, hingga mengeluarkan darah yang segar. Mulutnya berdarah banyak dan kepalanya yang juga mengeluarkan darah, darah masih keluar dengan lancar.

Keisha terduduk, dadanya sesak dia tak bisa berkata apa-apa hingga kesadarannya hilang begitu saja. "Sis.. Ka"

..

Flashback on.

Siska kini tengah asik membolak-balikan roti diatas panggangan, dengan senandungan nyanyian kesukaannya. Nada demi nada terus ia ucapkan hingga sesuatu memberhentikan aktivitasnya.

"Siska"

Gadis itu menoleh, matanya menyipit kala melihat seseorang yang berdiri dan mengintip dari cela dinding. Berjubah hitam, wajahnya tak tertampak membuat Siska penasaran.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang