52

79 1 0
                                    

***
"apa?" yoona spontan menganga lebar setelah penjelasan Junho selesai, Ternyata takdir belum berhenti menguji cinta mereka berdua, Semakin memperbesar ketakutannya yaitu berpisah dengan Junho, Setelah hadirnya malaikat kecilnya didalam perutnya, Yoona tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Yoona tetap akan berjuang supaya Junho selalu disisinya, bersamanya.

"Aku pun terkejut luar biasa melihat Taec Hyung juga berada ditempat dimana aku melamar kerja, walaupun aku senang karena diterima, Aku gak bisa bohong timbul rasa takut taec hyung akan  memberitahukan Eommaku karena telah menemukan aku disini dan melacak keberadaanku " Yoona menggigit bibir bawahnya, raut kecemasan kentara jelas diwajah keduannya, Nenek Yoona nyelonong masuk disaat mereka berdua masih membicarakan sesuatu yang bagi mereka adalah ancaman terbesar hubungan mereka.

"nenek?"mata yoona seketika terbelalak, melihat neneknya berdiri diambang pintu yang semula tertutup, bagaimana ia tidak menyadari neneknya bisa membuka pintu masuk kekamarnya, Yoona menyebut nenek nya membuat Junho mengernyit tak mengerti, ia pun memutar badannya, betapa ia terkejut nya nenek yoona berdiri dibelakangnya, raut wajahnya susah terbaca.

"nenek sejak kapan kau berdiri disitu?" nenek yoona memandang mereka berdua penuh selidik, Junho maupun yoona dilanda kepanikan sekarang, wajah mereka sudah pucat pasi, keringat dingin mengalir didahi mereka,

"Kalian takut rahasia kalian terbongkar oleh nenek kan?"

"JAWAB NENEK JANGAN DIAM SAJA KALIAN!! KALIAN BERDUA MEMYEMBUNYIKAN RAHASIA KALIAN DARI NENEK KAN?!" Yoona menggeleng cepat mengenyahkan bayangan itu sejauh jauhnya dikepalanya, Tak mungkin bayangan buruknya terjadi dalam kenyataan, lalu jika bayangan yang ia takutkan terus menerus menghantui pikiran serta mempengaruhi mentalnya? Yoona akui ia seperti kehilangan arah untuk berpikir jernih dalam mencari solusi permasalahan yang tengah ia hadapi sekarang.

"Maaf yah kalau nenek menganggu waktu kalian berdua, tapi ini sudah malam nak Junho, sebaiknya kamu kembali kekamarmu dan tidur, yoona juga harus tidur, sejak pagi ia mual mual terus, "

"Mual mual kenapa nek?!" pertanyaan nada khawatir Junho memotong ucapan nenek Yoona.

"gak tau yang pasti gejala seperti itu kalau gak demam biasa yah ..." Nenek yoona menjeda kalimat ucapannya ia ragu mengatakannya.

"Hamil? Nek yoona gak mungkin hamil lah, nenek tau sendirikan yoona gak pernah berhubungan sama laki laki, jadi mustahil yoona hamil" sanggah yoona cepat. Ia tertawa sumbang.

"terus kenapa kau bawa Junho kemari yoona? Kalian tidak melakukan hal terlarang dibelakang nenek kan?" tapi sepertnya neneknya sudah kadung mencurigai mereka berdua.

"kenapa kalian diam saja?! Nenek harap jawaban kalian tidak! Nenek gak mau kalian ada apa apa dibelakang nenek, Nak Junho kau temannya yoona kan? Kau tidak mempunyai perasaan apapun kan pada cucuku ini?" Junho dan yoona saling pandang ragu, tepatnya ragu Junho akhirnya membuka mulut atas pengakuan jujurnya didepan nenek yoona.

"Besok, tolong kau kemasi baju bajumu, kau mengerti kan artinya apa? Aku tidak mau kamu mendekati cucuku terus tanpa status kejelasan pada hubungan kalian berdua!" ucap nenek yoona tegas, mutlak sebagai peringatan agar Junho tidak sembarangan menutupi segala hal dari nenek yoona. Perihal kedekatannya dengan Yoona cucu angkatnya.

"nenek aku mohon jangan usir Junho nek, dia tidak punya tempat tinggal dan jauh dari kerabatnya" pinta yoona memelas pada neneknya, Junho sebagai pria tak mampu berkutik disituasi darurat begini. Lidahnya kelu, ingin membuka suara pun rasannya susah, tenggorokannya tercekat. Junho hanya diam sambil berpikir keras memikirkan cara agar meluluhkan hati nenek yoona sehingga ia tidak jadi terusir dari rumahnya, Junho tidak sanggup berpisah dengan yoona.

Yoona Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang